Ibadah Jumat Agung di Bandung Berjalan Khidmat, Polisi-Tentara Jaga Gereja
Ibadah Jumat Agung di sejumlah gereja di Kota Bandung, Jawa Barat, berjalan khidmat, Jumat (2/4/2021). Beberapa gereja dijaga ketat oleh polisi dan TNI untuk mengantisipasi rentetan aksi teror di Makassar dan Jakarta.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Ibadah Jumat Agung di sejumlah gereja di Kota Bandung, Jawa Barat, berjalan khidmat, Jumat (2/4/2021). Beberapa gereja dijaga ketat polisi dan tentara, untuk mengantisipasi rentetan aksi teror di Makassar dan Jakarta.
Di Katedral Santo Petrus Bandung, misalnya, sejumlah personel TNI dan Polri bersenjata laras panjang berjaga di sekitar halaman gereja. Untuk memudahkan pemeriksaan, pihak pengamanan gereja hanya membuka akses masuk melalui gerbang selatan di Jalan Merdeka.
Peningkatan pengamanan gereja di Jabar dilakukan pascaaksi bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021), dan penembakan di Mabes Polri, DKI Jakarta, Rabu (31/3/2021). Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Erdi A Chaniago mengatakan, pimpinan Polri telah menginstruksikan untuk meningkatkan pengamanan di objek vital, termasuk rumah ibadah.
”Semua tempat-tempat ibadah mendapatkan pengawalan ekstra ketat. Semua yang masuk dan keluar akan kami periksa,” ujarnya.
Jemaat yang mengikuti ibadah Jumat Agung di Katedral Bandung dibatasi. Pembatasan ini diterapkan untuk menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
Selain wajib memakai masker dan melalui pengecekan suhu tubuh, jemaat duduk dengan jarak 1-2 meter. Untuk mengikuti ibadah di gereja, jemaat harus melakukan registrasi secara daring.
Jemaat juga dapat mengikuti Ibadah Jumat Agung melalui video siaran langsung melalui Youtube. Pembatasan ini diterapkan selama pandemi Covid-19.
Sejumlah personel TNI dan Polri bersenjata laras panjang berjaga di sekitar halaman gereja. Untuk memudahkan pemeriksaan, pihak pengamanan gereja hanya membuka akses masuk melalui gerbang selatan
Personel TNI dan polisi bersenjata juga berjaga di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Jalan RE Martadinata. Setiap jemaat diperiksa di depan gerbang. Ibadah Jumat Agung di gereja ini berjalan lancar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, selain di rumah ibadah, pengamanan di sejumlah kantor pemerintahan dan markas kepolisian juga ditingkatkan. Hal ini untuk mengantisipasi rentetan aksi teror tidak terulang. “Titip ke masyarakat agar tetap tenang. Kita lawan benih-benih terorisme ini dengan deteksi dini di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Meneladani Yesus
Pendeta Pahala Sitorus, pengkhotbah dalam ibadah Jumat Agung di Gereja HKBP, mengajak jemaat meneladani Yesus Kristus yang tetap menebar cinta kasih meskipun dalam penderitaan. Ia mengatakan, walaupun dihujat, disiksa, dan disalibkan, Yesus tidak membenci orang-orang yang membuatnya sengsara.
Menurut Pahala, kisah penyaliban Yesus menjadi pelajaran penting dalam menjalani kehidupan. Salah satunya untuk tetap memaafkan dan mengasihi walaupun mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
“Melalui peringatan kematian Yesus, Jumat Agung ini, ingin disuarakan kepada kita, hiduplah dalam pengampunan. Penderitaan yang Ia terima tidak bisa menutupi rasa sayang kepada orang-orang yang membenci, menghujat, dan membuatnya menderita,” jelasnya.
Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin menyebutkan, meskipun menderita, Yesus justru bersyukur atas penyalibannya. Yesus tidak menyalahkan siapapun meskipun menjelang kematiannya Ia dikhianati dan ditinggalkan oleh muridnya.
“Yesus bersuka cita karena dunia dan manusia telah diselamatkan. Sementara kita sering menyalahkan Allah karena kesusahan yang kita hadapi,” ucapnya.