Sedikitnya 1.600 Rumah Rusak akibat Ledakan di Balongan, Target Perbaikan Tuntas Sebelum Puasa
Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mulai mendata rumah warga yang rusak akibat ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan. Perbaikan ditargetkan tuntas sebelum bulan puasa.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI/ MELATI MEWANGI
·4 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan merusak setidaknya 1.600 rumah warga. Pendataan dan perbaikan rumah ditargetkan tuntas sebelum bulan Ramadhan.
Pendataan dan verifikasi kerusakan rumah warga dimulai dengan sosialisasi di Balai Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Indramayu, Jumat (2/4/2021). Turut hadir Asisten Daerah Pembangunan dan Perekonomian Kabupaten Indramayu Maman serta Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PKPP) Kabupaten Indramayu Suryono.
Pertemuan itu juga dihadiri Unit Manager Communication, Relation and CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu Cecep Supriyatna serta aparat Pemerintah Desa Sukareja dan Desa Sukaurip. Hadir pula puluhan warga terdampak. Kegiatan serupa digelar di Balai Desa Balongan dan rencananya di Balai Desa Majakerta pada Sabtu (3/4/2021).
Suryono menyebutkan, lebih kurang 1.600 unit rumah terdampak di lima desa, yakni Sukaurip, Sukareja, Balongan, Tegalurung, dan Majakerta. Jumlah tersebut belum final karena masih dibutuhkan verifikasi lanjutan. Kerusakan yang dilaporkan berupa kaca pecah, tembok retak, hingga plafon ambrol.
Delapan tim yang terdiri atas beberapa unsur dinas terkait ikut terlibat. Target penyelesaian pendataan dan perbaikan tersebut 7-10 hari. ”Kami upayakan selesai sebelum bulan puasa (pertengahan April) sehingga warga bisa menempati rumahnya,” ucap Suryono.
Jika ada warga yang telah memperbaiki rumahnya lebih dulu, penggantian tetap akan diberikan dengan menunjukkan bukti nota, dokumentasi foto, atau keterangan saksi dari rukun tetangga (RT). ”Perbaikan bisa dilakukan sendiri atau dibantu kami. Fleksibel, nanti habisnya berapa. Ini, kan, pakai uang negara, maka harus bisa dipertanggungjawabkan,” kata Suryono.
Sebelumnya, rumah warga dilaporkan rusak setelah ledakan di area tangki PT Pertamina RU VI Balongan, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 00.45. Ledakan dan kebakaran juga mengakibatkan 29 warga luka ringan dan 6 orang luka berat karena terkena api.
Hingga Jumat sekitar pukul 18.00 atau hari kelima, api masih berkobar di area tangki. Luas area tangki terdampak sekitar 2 kilometer dari total 180 hektar area Pertamina Balongan. Dari 72 tangki di area kilang berkapasitas 1,35 juta kiloliter, ada 4 tangki yang terdampak dengan kapasitas 100.000 kiloliter.
Kami akan bekerja tepat, cepat, dan benar. Tetapi, punten, mohon kerja sama dan sabar. Semua akan terdata.
Api yang belum padam memaksa 864 warga tetap mengungsi di Bumi Patra Pertamina, sekitar 7 kilometer dari lokasi kebakaran. Selain memenuhi kebutuhan makan dan minum, Pertamina dan Pemkab Indramayu juga menyiapkan tenaga kesehatan serta tempat istirahat.
Maman meminta masyarakat bersabar menunggu pendataan kerusakan rumah. Saat ini, pihaknya masih berupaya menangani dampak darurat akibat ledakan, yakni pengungsian. Pihaknya telah membentuk tim yang mengurusi pendataan kerusakan rumah, dampak lingkungan ledakan tangki, dan pengungsian. ”Kami akan bekerja tepat, cepat, dan benar. Tetapi, punten, mohon kerja sama dan sabar. Semua akan terdata,” ujarnya.
Kuntari (56), warga Desa Balongan, berharap rumahnya segera diperbaiki. Kaca jendela bagian depan rumahnya pecah, tiang pintu bergeser, genteng berjatuhan, dan beberapa lampu di beberapa ruangan pecah.
Bahkan, cucu dan anaknya sempat berlindung di bawah meja makan saat ledakan pertama terdengar karena lampu di kamar tidur pecah. Hujan deras yang terjadi pada Selasa (30/3/2021) membuat rumahnya bocor sehingga air menggenang di bagian dalam rumah.
Rumah masih belum diperbaiki semuanya. Sampai sekarang saya masih trauma, jadi belum berani pulang.
Dia berharap Pertamina membantu perbaikan rumah agar bisa seperti keadaan sebelumnya. ”Rumah masih belum diperbaiki semuanya. Sampai sekarang saya masih trauma, jadi belum berani pulang,” ucapnya.
Selain perbaikan rumah, beberapa warga meminta Pertamina memberikan uang kompensasi akibat terhentinya ekonomi warga sementara, misalnya tidak bisa berdagang karena harus mengungsi.
Cecep Supriyatna menyampaikan, semua aspirasi dari warga akan ditampung terlebih dulu. Saat ini, pihaknya fokus pada perbaikan kerusakan rumah warga terdampak. ”Hal yang di luar itu (rencana perbaikan rumah), kami tampung dulu. Nanti kami bicarakan dan rumuskan untuk jalan keluarnya,” ucap Cecep.
Cecep menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Indramayu perihal rencana pendataan dan perbaikan rumah rusak. ”Kami meminta bantuan pemda supaya tidak salah aturan. Kami mengikuti peraturan yang ada,” ujarnya.
Terkait pengungsian, Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu Caya belum bisa memastikan kapan pengungsi pulang. Awalnya, masa pengungsian direncanakan tiga hari, yakni Senin-Rabu. Namun, masa pengungsian diperpanjang karena api belum sepenuhnya padam hingga tiga hari atau sampai Jumat.
”Pengungsian (direncanakan) sampai dua hari lagi atau sampai Minggu. Api belum padam,” ucapnya. Meskipun api padam, pihaknya masih akan menunggu rekomendasi dari Pertamina terkait keamanan hingga daya dukung lingkungan, seperti dampak pencemaran udara.