Tangki di Balongan Sudah Padam, Warga Belum Boleh Pulang
Empat tangki yang terbakar di area Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, telah dipadamkan. Warga belum boleh pulang ke rumah sampai kondisi sekitar area dinyatakan aman.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI/ MELATI MEWANGI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Empat tangki yang terbakar di area Pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, dapat dipadamkan pada Kamis sore. Namun, warga belum boleh pulang ke rumah hingga kondisi di sekitar area terbakar itu dinyatakan aman.
Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu Cecep Supriyatna mengatakan, api di tangki T-301 area Kilang Balongan sudah dipadamkan. Saat ini pihaknya masih berupaya mendinginkan tangki keempat.
”Pendinginan dilakukan hingga satu malam. Tangki harus betul-betul dingin agar api tidak menyala lagi,” ucap Cecep saat ditemui di lokasi pengungsian GOR Bumi Patra Pertamina, Kamis (1/4/2021).
Luas area tangki terdampak sekitar 2 kilometer dari total 180 hektar area Pertamina Balongan. Dari 72 tangki di area kilang berkapasitas 1,35 juta kiloliter (KL), ada 4 tangki yang terdampak dengan kapasitas 100.000 KL.
Upaya pemadaman tangki dilakukan dengan melokalisasi titik api di dalam tanggul sekeliling empat tangki (bundwall). Setelah itu, petugas menyemprotkan busa (foam) ke perimeter bundwall dan pusat nyala api. Sebanyak 10 mobil pemadam kebakaran milik Pertamina dan Pemerintah Daerah Indramayu dikerahkan untuk memadamkan api.
Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, meski empat tangki yang terbakar sudah padam, warga masih harus mengungsi. ”(Warga) mengungsi mungkin satu atau dua hari ini. Jangan sampai kondisi belum benar-benar aman, masyarakat sudah kembali,” ujarnya.
Menurut Nina, tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga tengah memeriksa kualitas udara dampak kebakaran ini. Terkait penyebabnya, Nina masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak. ”Ada tim investigasi, termasuk kepolisian,” ucapnya.
Hingga Kamis pukul 18.00, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Indramayu mencatat ada 857 pengungsi. Jumlah ini bertambah dibandingkan dengan sehari sebelumnya, 838 orang. Mereka berasal dari empat desa, yakni Balongan, Sukaurip, Majakerta, dan Tegalurung.
Pelaksana Tugas Sekretaris BPBD Indramayu Caya mengatakan, pengungsi belum diperbolehkan pulang sebelum ada rekomendasi dari Pertamina. Awalnya, tempat pengungsian disiapkan tiga hari, Senin-Rabu (29-31/3/2021). Namun, hingga waktu itu berakhir, area sekitar tangki belum sepenuhnya aman.
”Malam ini, (pengungsi) masih di sini (BP Pertamina). Minimal tiga hari sampai benar-benar kondusif. SK (surat keputusan) tanggap daruratnya 14 hari. Namun, kami coba sesuaikan kondisi setempat. Kalau tiga hari Pertamina izinkan pulang, ya, pulang,” katanya.
Para pengungsi pun masih bertahan di pengungsian. Sesekali mereka pulang rumah untuk mandi atau sekadar mengambil pakaian ganti. Selanjutnya, mereka kembali ke pengungsian.
Warga Desa Sukaurip, Selviana (34), masih trauma dengan insiden ledakan ini. Rumahnya yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian juga rusak pasca-ledakan. Ia bersama suami, Mustaqim (44), dan Nanda (14), anaknya, hanya pulang ke rumah untuk mandi atau sekadar menukar pakaian.
”Kalau lagi di pengungsian, (saya) pasti kepikiran rumah. Semoga segera aman, jadi bisa pulang dan memperbaiki rumah,” kata Selviana.
Di lokasi pengungsian terdapat tim kesehatan dari Pertamina yang bertugas 24 jam. Berdasarkan data tim medis, jumlah warga yang berobat menunjukkan tren peningkatan dalam tiga hari terakhir. Hingga Kamis pukul 18.00, 48 orang sudah mengunjungi posko medis. Sekitar 50 persen di antaranya mengeluhkan gejala demam, batuk, pilek, dan radang tenggorokan.