Selama Trihari Suci Gereja di Pantura Jateng Disterilkan dan Dijaga Ketat
Jelang Paskah, polisi mensterilkan sejumlah gereja di Kota Tegal, Jateng dan menyiagakan personelnya di gereja selama 24 jam. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi tindakan terorisme.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Pascabom bunuh diri di Makassar, Sulawesi Selatan, dan penyerangan di Mabes Polri, DKI Jakarta, sejumlah daerah berupaya mengetatkan sistem keamanan di wilayahnya. Di wilayah pesisir pantai utara barat Jawa Tengah, semua gereja disterilkan dari bahan peledak dan dijaga ketat oleh aparat keamanan selama rangkaian Trihari Suci.
Di Kota Tegal, Jateng, sterilisasi dilakukan di 12 gereja, salah satunya Gereja Katolik Hati Kudus Yesus. Sekitar 20 anggota Kepolisian Resor Tegal Kota mensterilkan gereja tersebut menggunakan sejumlah alat, yakni alat pendeteksi logam dan cermin inspeksi. Petugas mengarahkan pendeteksi logam dan cermin inspeksi ke sejumlah tempat, seperti sekitar pintu masuk gereja, di bawah tempat duduk, di sekitar altar, dan seluruh ruangan di gereja.
Dalam kegiatan itu, petugas juga membawa dua anjing pelacak dengan kemampuan mengendus bahan peledak. Dua satwa tersebut juga dibawa keliling gereja untuk mengendus potensi bahan peledak di lingkungan gereja.
Kepala Satuan Shabara Polres Tegal Kota Inspektur Satu Bambang SD menuturkan, berdasarkan hasil pengecekan, Gereja Katolik Hati Kudus Yesus dinyatakan steril dari bahan peledak. Setelah selesai mengecek gereja, polisi memasang kertas bertuliskan ”Gereja ini telah disterilisasi oleh Polres Tegal Kota”.
”Sterilisasi ini kami lakukan untuk menciptakan rasa nyaman dan aman bagi umat Kristiani yang akan beribadah. Tak hanya sterilisasi, kami juga akan menempatkan delapan personel yang akan berjaga selama 24 jam di setiap gereja untuk menjaga ketertiban dan keamanan gereja mulai Kamis hingga Minggu (1-4 April),” kata Bambang, Kamis (1/4/2021), di Tegal.
Selain mensterilkan gereja dan menempatkan personelnya di gereja-gereja, polisi juga akan berpatroli ke sejumlah titik keramaian dan obyek-obyek vital untuk memastikan ketertiban dan keamanan Kota Tegal.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, rapat koordinasi lintas sektor digelar, Kamis siang, dalam rangka memastikan kesiapan sejumlah pihak untuk menciptakan keamanan selama perayaan Trihari Suci. Rapat itu diikuti Pemerintah Kota Pekalongan, kepolisian, TNI, para pimpinan gereja, dan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan.
”Kami siap mengawal pelaksanaan rangkaian ibadah hingga Paskah nanti dengan aman dan nyaman. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar,” kata Kepala Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Besar M Irwan Susanto.
Menurut Irwan, akan ada 190 personel Polri bersenjata lengkap yang akan menjaga ketertiban dan keamanan Kota Pekalongan selama tiga hari ke depan. Tak hanya itu, sejumlah personel dari TNI, Brigade Mobil Pekalongan, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, dan anggota organisasi masyarakat juga akan turut membantu mengamankan gereja.
Irwan mengimbau umat Kristiani untuk mengikuti ibadah secara daring. Adapun masyarakat yang tetap ingin beribadah tatap muka di gereja diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan ketat.
Sementara itu, pengurus gereja di Kota Pekalongan dan Kota Tegal juga akan meningkatkan keamanan di lingkungannya dengan cara membatasi umat yang akan beribadah tatap muka di gereja. Umat yang boleh mengikuti ibadah tatap muka hanya mereka yang sudah dikenali pengurus gereja.
”Sementara ini, yang boleh ikut (ibadah di gereja) hanya yang dikenali pengurus gereja. Kalau orang baru yang ingin beribadah luring, harus mendaftar dulu. Nanti mereka dapat karcis yang harus ditunjukkan kepada pengurus gereja,” ucap Pastor Paroki Gereja Hati Kudus Yesus Romo Agustinus Dwiyantoro.
Romo Agustinus mengimbau, umat yang akan beribadah di gereja untuk tidak membawa tas besar atau benda-benda mencurigakan. Umat yang akan beribadah di gereja juga diharuskan menerapkan protokol kesehatan dengan, memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak fisik antarorang.
Kantor polisi
Selain di gereja, pengetatan keamanan juga dilakukan di sejumlah kantor polisi. Di kantor Polres Pemalang, masyarakat dan anggota Polri yang akan masuk diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat pendeteksi logam dan cermin inspeksi.
”Pemeriksaan ini dilakukan satu per satu pada kendaraan dan barang bawaan untuk mencegah masuknya benda-benda terlarang maupun bahan peledak. Ini berlaku di kantor polres dan kantor polsek di Kabupaten Pemalang,” kata Kepala Polres Pemalang Ajun Komisaris Besar Ronny Tri Prasetyo Nugroho.
Sejumlah warga yang akan masuk ke Polres Pemalang mengaku tidak keberatan dengan pengetatan aturan tersebut. Indah (24), salah satu warga Pemalang, menilai, pemeriksaan itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Malah bagus ada pemeriksaan begini. Kami jadi merasa aman dan nyaman dalam menerima pelayanan kepolisian,” ujarnya.