Mendarat Perdana di Bandara Purbalingga, Citilink Siap Beroperasi 22 April
Pesawat Citilink lancar melakukan uji coba terbang dan mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah. Bandara ini ditargetkan beroperasi pada 22 April 2021.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Citilink menjadi maskapai komersial pertama yang mendarat di Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (1/4/2021). Pesawat ini lancar melakukan uji penerbangan dan bersiap membuka rute Jakarta-Purbalingga pergi-pulang mulai 22 April.
”Citilink berencana melakukan ekspansi rute dalam waktu dekat, salah satunya di kota ini, Purbalingga. Hari ini, kami melakukan proving flight untuk uji coba sekaligus memberikan awareness atau menarik perhatian publik bahwa Citilink siap terbang melayani rute Purbalingga,” kata Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo di Purbalingga, Kamis.
Juliandra mengatakan, dari analisis serta kondisi geografis, pihaknya optimistis antusiasme penumpang pesawat di rute ini cukup tinggi. Ia meyakini rute Jakarta-Purbalingga juga bakal menarik penerbangan lain. ”Tahap pertama rutenya adalah Halim Perdanakusuma-Purbalingga,” katanya.
Pesawat Citilink jenis ATR-72 mendarat dengan lancar sekitar pukul 09.11 WIB setelah beberapa kali berputar di langit bandara. Pesawat ini mengangkut rombongan penerbangan uji coba, termasuk Juliandra, dari Jakarta dan kembali lepas landas ke Jakarta sekitar pukul 10.11 WIB.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berharap kehadiran Citilink dan beroperasinya bandara pada 22 April mendatang bakal mengungkit perekonomian di Purbalingga dan sekitarnya. Kendati terdapat larangan mudik dari pemerintah pusat, Pratiwi tetap menghormati keputusan itu. Namun, dia meyakini bandara tersebut bisa dipakai warga untuk berwisata atau mendukung kepentingan bisnis. ”Terkait mudik, kami tetap mengikuti apa yang jadi kebijakan pusat,” kata Pratiwi.
Pembangunan bandara ini telah rampung pada sisi runway atau landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter. Selain itu, apron, taxy way pun telah selesai. Pembangunan hanya menyisakan terminal bandara.
Sebagai rencana cadangan sebelum terminal penumpang dibangun, Pemerintah Kabupaten Purbalingga berencana mendirikan tenda senilai Rp 900 juta untuk mendukung pengoperasian bandara ini. ”Ini untuk sementara pakai tenda sampai dengan terminal permanen dibangun pada 2022. Kami sebenarnya mengejar momentum Lebaran. Bandara ini jadi salah satu alternatif,” tutur Pratiwi.
Asisten Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Purbalingga Agus Winarno menambahkan, tenda yang akan dibangun berukuran 20 meter x 20 meter. Pihaknya tidak menyewa ruangan untuk dijadikan terminal sementara karena ukuran ruangan kurang memadai dan belum ada akses jalan yang layak menuju bandara.
”Jenis tenda yang dipakai adalah tenda roder seperti yang biasa dipakai untuk pameran-pameran. Itu nanti dilengkapi AC dan bisa tahan sekitar dua tahun lebih,” kata Agus.