Pemerintah Pertimbangkan Relokasi Warga Sekitar Ledakan Kilang Balongan
Insiden ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan meninggalkan rasa takut dan trauma bagi sejumlah warga terdampak. Pemprov Jawa Barat mempertimbangkan relokasi warga setelah menunggu hasil evaluasi sejumlah pihak.
Oleh
MELATI MEWANGI/ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Insiden ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, meninggalkan rasa takut dan trauma bagi sejumlah warga terdampak. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mempertimbangkan relokasi warga setelah menunggu hasil evaluasi dan kajian sejumlah pihak.
Dalam kunjungannya ke Indramayu, Selasa (30/3/2021), Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berdialog dengan sejumlah warga terdampak di lokasi pengungsian GOR Bumi Patra, Indramayu. Sejumlah warga masih trauma dengan insiden ledakan yang membuat rumah mereka bergetar hingga rusak.
”Mereka ingin pindah, tetapi relokasi ini tetap harus mengacu hasil kajian ilmiah dan perencanaan dari berbagai pihak,” kata Uu.
Menurut Uu, relokasi warga di daerah rawan bencana merupakan hal yang wajar. Rencana pemindahan akan melibatkan pemerintah kabupaten, provinsi, dan perusahaan terkait. Misalnya, tanah relokasi merupakan milik pemerintah yang nantinya bisa dibeli oleh pihak masyarakat terdampak atau perusahaan.
”Sebelum relokasi dilakukan ada berbagai hal yang dipertimbangkan, mulai dari kajian keamanan hingga sosial-ekonomi warga,” kata Uu.
Uu juga belum bisa memutuskan dana bantuan untuk relokasi warga terdampak. Dari pengalaman sebelumnya, pihaknya memberikan bantuan untuk membangun rumah sekitar Rp 25 juta per keluarga.
”Ini belum pasti, ya, besarannya. Bisa saja nanti Pertamina akan membantu dalam pendanaan seluruhnya karena merupakan perusahaan. Saat ini, Pertamina baru menjamin perbaikan kerusakan rumah. Kami yakin Pertamina akan peduli dengan warga sekitar,” ucap Uu.
Pada Senin (29/3/2021) malam, Bupati Indramayu Nina Agustina juga menyebutkan rencana relokasi untuk sejumlah warga. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil evaluasi insiden dari berbagai pihak. ”Nanti bisa diketahui kira-kira berapa jarak aman untuk tempat tinggal warga. Kemungkinan akan ada relokasi untuk warga sekitar,” kata Nina.
Uustuhriah (34), warga Desa Sukaurip, mengaku trauma dengan insiden tersebut. Sebab, jarak rumahnya hanya sekitar 100 meter dari lokasi ledakan. Dia bersedia direlokasi jika ganti rugi yang diberikan sesuai dengan harapan.
Luasan tanah yang dimilikinya sekitar 92 meter persegi. Dia berharap Pertamina bisa memberikan penawaran harga sekitar Rp 7 juta per meter persegi untuk tanah dan bangunan yang ditempatinya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu mencatat sekitar 932 warga mengungsi di GOR Bumi Patra. Mereka berasal dari enam desa terdampak, yakni Desa Balongan, Majakerta, Rawadalem, Sukareja, Tegalurung, dan Sukaurip. Sebanyak 29 orang luka ringan dan enam orang luka berat.