Mukjizat dalam Pengorbanan Cosmas di Katedral Makassar
Dukungan terus mengalir bagi Cosmas. Aksinya di Katedral Makassar telah menjadi manifestasi kasih yang paling besar, yaitu kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·5 menit baca
Cosmas Balalembang (52) terbaring lemah di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (29/3/2021) siang. Lembaran kasa menutupi dahi dan pipinya, begitu pula lengannya yang didera luka bakar.
Perih luka yang masih baru dan basah itu dapat dirasakan dari melihatnya semata. Namun, luka itu menjadi bukti terbesar pengorbanan diri Cosmas bagi ratusan umat Katolik yang menghadiri misa Minggu Palma (28/3) di Katedral Hati Yesus yang Mahakudus, Makassar.
Jelang pukul 10.30 Wita, misa kedua yang dimulai dua jam sebelumnya baru saja berakhir, sedangkan umat yang hendak mengikuti misa ketiga pukul 11.00 Wita mulai berdatangan. Seperti biasa, Cosmas berjaga di gerbang katedral yang berbatasan dengan Jalan Kajaolalido untuk mengantar umat yang hendak naik ke kendaraan jemputan sembari menyapa mereka yang tiba.
Di tengah hilir mudik umat, mata Cosmas menangkap sesuatu yang mencurigakan. Dua orang berboncengan di atas skuter otomatis melaju cepat menuju gerbang selatan katedral tempatnya berdiri. Keduanya mengenakan pakaian yang tak lazim terlihat di gereja: yang lelaki mengenakan sorban, sedangkan yang perempuan bercadar dan berkerudung lebar.
Spontan Cosmas mengadang mereka agar tak menabrak umat yang lewat. “Saya tahan mereka, tetapi tiba-tiba ada ledakan. Detik itu saya cuma berpikir, ‘Tuhan, tolong saya!’” kata Cosmas sambil terbaring bertelanjang dada, ketika menerima beberapa kader Partai Nasdem yang mengunjunginya di kamarnya.
Sius Ruja, petugas keamanan katedral, mengatakan, Cosmas adalah satu-satunya orang yang berhadapan langsung dengan pelaku bom bunuh diri itu. Sius sendiri sedang mengatur parkiran ketika bom meledak. “Setelah ada ledakan, baru kami berhamburan ke sana. Hanya Pak Cosmas yang menahan mereka,” kata dia.
Belakangan terungkap bahwa dua orang itu adalah anggota teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang hendak melancarkan serangan bom bunuh diri. Mereka menggunakan alat peledak berdaya rendah berupa bom panci. Dua pelaku seketika tewas di tempat. Dari hasil penyelidikan polisi, kedua pelaku kemudian diketahui adalah pasangan suami-istri.
Namun, secara tak terduga, Cosmas selamat dari peristiwa naas itu, meski harus menderita luka bakar. Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto, yang turut dalam rombongan Nasdem, mengatakan, “Mungkin inilah mukjizat, kehendak Tuhan.”
Sebanyak 20 orang yang berada di sekitar titik kejadian harus menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, sebagian telah dipulangkan. Mereka terluka di bagian wajah, leher, perut, tangan, dan kaki akibat luka bakar dan terkena serpihan ledakan.
Cosmas dan seorang korban lain mulanya dilarikan ke instalasi gawat darurat RS Stella Maris Makassar. Direktur RS tersebut, dr Luisa Nunuhitu, mengatakan, Cosmas menderita luka bakar cukup berat di 20 persen bagian tubuhnya. Dia dalam keadaan syok sehingga tekanan darahnya tidak normal.
Namun, setelah sehari diobservasi, pihak kepolisian memintanya dipindahkan ke RS Bhayangkara. “Jadi, pengamanan dan perawatannya bisa lebih tersentral. Keadaan pasien cukup stabil ketika dipindahkan, tetapi masih butuh banyak istirahat,” ujar Luisa.
Beliau tidak banyak ngomong, tapi sangat cekatan. Dedikasinya besar dalam menjalankan tugas.
Cosmas menghabiskan hari-harinya di katedral sebagai pekerja, meski tanpa hubungan formal. Saban hari ia datang untuk membersihkan gereja seperti seorang koster. “Dia menjadi satpam pada waktunya dan menjaga parkiran saat harus berjaga, entah pada hari Minggu atau perayaan lainnya. Semua ia kerjakan,” kata Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Makassar, Pastor Joni Payuk.
Seusai misa, Cosmas juga selalu memastikan umat menaiki kendaraan masing-masing dengan aman tanpa mengganggu lalu lintas yang ramai di Jalan Kajaolalido. Saat para pastor hendak meninggalkan katedral, ia juga selalu mengantar mereka sampai ke gerbang. “Beliau tidak banyak ngomong, tapi sangat cekatan. Dedikasinya besar dalam menjalankan tugas,” tambah Joni.
Menurut Joni, sulit untuk memahami orang yang hanya satu atau dua langkah dari ledakan dahsyat itu masih bisa bangun dan selamat, meski terluka cukup parah. Keselamatan Cosmas pun patut dilihat sebagai jalan Tuhan yang penuh keajaiban.
Semangat pengorbanan Cosmas disusul oleh ungkapan solidaritas dari para pemuka agama dan pemerintah. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga mantan Wakil Presiden Indonesia 2004-2009 dan 2014-2019, M Jusuf Kalla, menemui Uskup Agung Makassar Johannes Liku’ Ada untuk menyampaikan dukacita dan simpati.
Menurut Jusuf, masalah ini bukan hanya menjadi masalah umat Katolik. “Ini adalah masalah kemanusiaan,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antarumat beragama. Pemuka-pemuka agama pun wajib mengembalikan agama ke fungsinya semula, yaitu menciptakan damai dan kasih sayang.
“Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan teror. Saya harap nilai ini bisa dikembalikan dan disampaikan oleh para pemuka agama kepada umatnya. Dengan begitu, Indonesia bisa semakin tenang dan nyaman buat kita semua,” ujar Yaqut.
Di samping itu, umat Kristiani ia minta tidak khawatir dan tetap beribadah seperti biasa. Negara akan menjamin kebebasan beragama dan keselamatan mereka. “Kita akan lawan dan hadapi kelompok-kelompok teror seperti yang kemarin secara bersama-sama,” kata Yaqut.
Sementara itu, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (PGIW Sulselbara), Pendeta Adrie Massie, mengatakan, kepolisian akan menyediakan pengamanan di gereja-gereja selama perayaan menjelang Paskah, terutama di 200 gereja yang tersebar di Makassar. Umat tak perlu resah dan ibadah dapat berlangsung tanpa perubahan jadwal.
Sementara barisan kerukunan antarumat semakin rapat, dukungan terus mengalir bagi Cosmas. Aksinya telah menjadi manifestasi kasih yang paling besar, yaitu kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.