Layanan GeNose C19 Bakal Diuji Coba di Empat Bandara Internasional
Layanan GeNose C19 siap diuji coba untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada empat bandara internasional. Keempat bandara internasional itu berada di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Palembang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Layanan GeNose C19 bakal segera diuji coba di empat bandara internasional di Indonesia. Penggunaan alat deteksi Covid-19 itu diharapkan bisa mempermudah perjalanan penumpang penerbangan saat pandemi masih terjadi.
Empat bandara itu ada di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain Bandara Internasional Yogyakarta, ada juga Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung, dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
”Kita sudah siap dan memang harus siap (melakukan uji coba GeNose C19 untuk penumpang penerbangan),” kata Ketua Tim Pengembang GeNose C19 Kuwat Triyono, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (30/3/2021).
Hingga kini, sudah diproduksi 3.000 unit GeNose C19. Permintaan banyak datang dari lembaga pendidikan, perkantoran, sekolah, hingga perhotelan. Hingga Agustus 2021, sudah ada permintaan hingga 50.000 unit. Kini, kapasitas produksi GeNose C19 sekitar 15.000 unit per pekan.
Penggunaan GeNose C19 berdasar Surat Edaran Satuan Tugas Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Covid-19. Surat itu ditetapkan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, pada 26 Maret 2021.
Dalam aturan itu disebutkan, penggunaan GeNose C19 diperluas penggunaannya ke moda transportasi udara. Sebelumnya, alat deteksi dini Covid-19 berbasis embusan napas itu sudah lebih dahulu digunakan pada calon penumpang kereta api.
Lebih lanjut, Kuwat menyebutkan, uji coba penggunaan alat itu pada penumpang pesawat akan menyesuaikan jumlah pengunjung dari setiap bandara. Menurut penghitungan awal, setiap bandara sedikitnya bisa memanfaatkan 8-10 unit alat. Satu alat diperkirakan bisa memeriksa lebih kurang 250 orang. Dengan demikian, setidaknya 2.500 orang bisa diperiksa setiap hari.
Ke depan, Kuwat menyatakan, akan terus melakukan sejumlah pengembangan. Inovasi kemampuan alat tersebut tak akan berhenti agar nantinya bisa juga mendeteksi virus yang bermutasi.
Pelaksana tugas General Manager Bandara Internasional Yogyakarta, PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan, akan mulai menggunakan GeNose C19 pada 1 April 2021. Simulasi sudah sempat diadakan pada 18 Maret 2021. ”Alhamdulilah simulasi berjalan lancar,” ujar Pandu.
Meski GeNose C19 sudah digunakan, layanan pemeriksaan kesehatan penumpang dengan tes usap antigen juga masih disediakan. Tujuannya, agar penumpang mempunyai lebih banyak pilihan untuk memeriksa kesehatan sebelum memulai perjalanan.
Dia mengatakan, Bandara Internasional Yogyakarta akan menyediakan enam unit alat GeNose C19. Sebanyak lima unit dioperasikan untuk pemeriksaan kesehatan penumpang. Sementara satu unit alat lainnya menjadi cadangan jika ada alat yang rusak.
Sebanyak 16 petugas juga sudah disiapkan untuk membantu pemeriksaan tersebut. Para petugas siap melayani mulai dari pukul 04.00 hingga 19.00. Tarif yang dikenakan berkisar Rp 40.000-Rp 50.000 untuk satu kali tes.
”Tentunya, kami sudah menyiapkan alur penumpang yang akan melakukan pemeriksaan ini dengan protokol kesehatan, seperti jaga jarak,” kata Pandu.
Pandu menyebutkan, pemeriksaan kesehatan GeNose C19 hanya bisa dilakukan oleh penumpang yang memiliki tiket penerbangan dari Bandara Internasional Yogyakarta. Seorang penumpang membutuhkan waktu lebih kurang 12 menit satu kali pemeriksaan. Dimulai dari antre pendaftaran hingga menunggu hasil tes tersebut.
Dalam sehari, ada 30 penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta. Total pemberangkatan penumpang mencapai 1.500 orang per hari. Jumlah plastik GeNose C19 yang disediakan per harinya akan disesuaikan dengan angka tersebut.
”Harapannya GeNose C19 menjadi sebuah kemudahan. Di samping harganya murah, operasionalnya lebih mudah. Harapan kami akan ada peningkatan jumlah penumpang nantinya,” kata Pandu.