Kluster Takziah Kembali Muncul di Sleman, 36 Warga Positif Covid-19
Kluster penularan Covid-19 yang berawal dari acara takziah kembali ditemukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kluster itu, sedikitnya 36 warga positif Covid-19 dan satu di antaranya meninggal.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 yang berawal dari acara takziah kembali ditemukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penularan di Dusun Plalangan, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, itu menyebabkan sedikitnya 36 warga positif Covid-19 dan satu di antaranya meninggal. Dalam sebulan, kejadian ini merupakan kluster penularan kedua di Sleman yang berawal dari acara takziah.
Kepala Puskemas Sleman Elyza Sinaga menjelaskan, penularan di Dusun Plalangan awalnya diketahui dari adanya seorang warga yang positif Covid-19 pada 12 Maret 2021. Satu warga itu awalnya mengalami gejala yang mengarah ke Covid-19, lalu dia melakukan tes antigen secara mandiri dan dinyatakan positif.
”Tanggal 12 Maret, ada laporan ke puskesmas ada kasus positif hasil pemeriksaan rapid (tes cepat) antigen mandiri. Lalu kami melakukan tracing (penelusuran kontak),” kata Elyza saat dihubungi, Selasa (30/3/2021).
Elyza memaparkan, berdasarkan hasil penelusuran kontak tim puskesmas, penularan Covid-19 di Dusun Plalangan berawal dari acara takziah seorang warga yang meninggal beberapa hari sebelumnya. Acara takziah itu tak hanya dihadiri warga Dusun Plalangan, tetapi juga warga dari wilayah lain di Sleman. Bahkan, ada anggota keluarga almarhum dari luar kota yang juga hadir.
”Kami melakukan tracing dan anggota keluarganya ada yang positif juga, termasuk yang berasal dari luar kota, seperti dari Kalimantan dan Jakarta,” ungkap Elyza.
Menurut Elyza, berdasarkan penelusuran kontak tahap awal, terdapat 32 orang warga yang dinyatakan positif Covid-19. Sebagian dinyatakan positif berdasarkan tes reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR), tetapi ada juga yang dinyatakan positif berdasar tes antigen.
Elyza menyebut, sesuai pedoman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mereka yang dinyatakan positif berdasarkan tes antigen juga dianggap sebagai pasien positif Covid-19. Oleh karena itu, mereka juga harus diperlakukan sama dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes PCR.
Penularan Covid-19 di Dusun Plalangan berawal dari acara takziah seorang warga yang meninggal beberapa hari sebelumnya.
Elyza menambahkan, dari 32 orang yang dinyatakan positif pada tahap awal, 3 orang mengalami gejala sehingga harus dirawat di rumah sakit. Pada 25 Maret 2021, satu dari tiga pasien yang dirawat di rumah sakit itu meninggal. Sementara itu, sebanyak 29 orang lainnya menjalani isolasi di luar rumah sakit.
Sebagian dari mereka menjalani isolasi mandiri di rumah, tetapi ada juga yang menjalani isolasi di shelter atau tempat isolasi milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, yakni di Asrama Haji Yogyakarta dan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Gemawang. ”Beberapa dari mereka sudah selesai menjalani isolasi,” kata Elyza.
Tes massal
Untuk menindaklanjuti penularan Covid-19 di Dusun Plalangan, pada Senin (29/3/2021) dilakukan tes massal bagi warga yang melakukan kontak erat dengan warga lain yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Dalam tes massal yang diikuti 266 orang itu, sebagian warga menjalani tes antigen dan sebagian yang lainnya menjalani tes cepat antibodi.
”Sesuai dengan pedoman, kalau riwayat kontak orang itu (dengan pasien positif Covid-19) di bawah tujuh hari, dilakukan rapid antigen. Tapi, kalau di atas tujuh hari, hanya dilakukan rapid antibodi,” ujar Elyza.
Dalam tes massal itu, terdapat empat orang warga yang dinyatakan positif Covid-19 berdasar tes antigen dan 45 warga dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat antibodi. Sebanyak empat orang yang positif berdasarkan tes antigen itu diharuskan menjalani isolasi sesuai ketentuan. Sementara itu, sebanyak 45 orang yang reaktif berdasar tes cepat antibodi akan menjalani tes PCR pada Rabu (31/3/2021) besok.
Dengan tambahan empat warga positif berdasar tes antigen, total warga yang dinyatakan positif Covid-19 dari kluster takziah di Dusun Plalangan bertambah menjadi 36 orang. Menurut Elyza, warga yang sudah dinyatakan positif Covid-19 itu tidak hanya berasal dari Dusun Plalangan, tetapi ada juga dari desa dan kecamatan lain.
Meski begitu, Elyza menyebut, satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 setempat telah melakukan pembatasan kegiatan di Dusun Plalangan. ”Sebelum kami melakukan tes massal, mereka sudah melakukan pembatasan. Jadi, keluar masuknya masyarakat itu hanya lewat satu gerbang dan dijaga oleh satgas,” tuturnya.
Kasus lain
Selain di Dusun Plalangan, penularan Covid-19 yang berawal dari acara takziah, sebelumnya juga terjadi di Dusun Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik. Berdasarkan laporan kronologi kejadian yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, penularan di Dusun Blekik itu berawal dari seorang warga yang meninggal pada 15 Maret 2021 dan dimakamkan sehari kemudian.
Saat pemakaman itu, sejumlah warga hadir untuk melakukan takziah. Pada 16-18 Maret, keluarga almarhum juga menggelar tahlilan. Namun, setelah itu, salah seorang anggota keluarga almarhum merasakan gejala pusing, tidak enak badan, dan kehilangan indera perasa, sehingga dia kemudian menjalani tes antigen dan hasilnya ternyata positif.
Setelah itu, beberapa orang anggota keluarga almarhum menjalani tes PCR dan dinyatakan positif Covid-19. Sesudah adanya sejumlah warga yang dinyatakan positif Covid-19 itu, upaya penelusuran kontakpun dilakukan.
Berdasarkan hasiln penelusuranitu, warga yang melakukan kontak erat lalu diminta menjalani tes antigen. ”Warga yang melakukan kontak erat itu semuanya menjalani tes antigen,” ujar Juru Bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih
Berty menambahkan, tes antigen secara massal untuk warga Dusun Blekik dilakukan dalam dua tahap. Tes pertama pada 24 Maret 2021 dan diikuti 148 orang warga. Sementara tes antigen tahap kedua dilakukan 26 Maret 2021 terhadap 174 warga. Oleh karena itu, total warga yang sudah menjalani tes antigen sebanyak 322 orang.
Kepala Puskesmas Ngaglik 1 Khamidah Yuliati menyatakan, dalam tes antigen tahap pertama, terdapat 23 warga yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara itu, ketika tes antigen tahap kedua, terdapat 22 orang yang positif Covid-19. Oleh karena itu, total warga yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 45 orang.
Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 DIY Biwara Yuswantana menyatakan, acara-acara sosial, seperti takziah, arisan, dan hajatan, memang rentan menjadi sarana penularan Covid-19. Sebab, saat menghadiri acara-acara semacam itu, warga kerap tak menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh karena itu, Biwara meminta posko penanganan Covid-19 di desa aktif memantau acara-acara sosial yang digelar masyarakat. Penyelenggaraan acara sosial itu harus dipastikan memenuhi protokol kesehatan, misalnya seluruh warga yang terlibat harus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Selain itu, jumlah warga yang hadir juga mesti dibatasi agar tak timbul kerumunan.
Biwara juga mengingatkan, pengawasan terhadap acara-acara sosial harus kian diintensifkan pada Ramadhan. Sebab, selama bulan Ramadhan, acara-acara sosial biasanya menjadi lebih banyak. ”Menjelang puasa dan Lebaran itu kan aktivitas-aktivitas akan banyak. Itu yang perlu dicermati betul supaya kemudian jangan muncul kluster-kluster baru,” ungkapnya.