Kepolisian di Sulsel Tingkatkan Pengamanan Jelang Paskah
Kepolisian di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar yang baru saja mengalami peristiwa terorisme, akan meningkatkan pengamanan di gereja-gereja menjelang perayaan trihari suci dan Paskah.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS – Kepolisian di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar yang baru saja mengalami peristiwa terorisme, akan meningkatkan pengamanan di gereja-gereja menjelang perayaan trihari suci dan Paskah, Minggu (4/4/2021) mendatang. Umat diminta untuk tidak takut untuk menjalankan hak beragama.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulsel Komisaris Besar E Zulpan, Selasa (30/3/2021), menyatakan, Polri menjamin keamanan umat Kristiani dalam merayakan rangkaian ibadah Paskah. “Masyarakat tidak perlu panik dan takut, apalagi dalam melaksanakan ibadah keagamaan,” kata dia.
Menurut dia, Kepala Polda Sulsel Inspektur Jenderal Merdisyam telah meminta 25 kepolisian resor (polres) di 24 kabupaten/kota untuk meningkatkan pengamanan. Jumlah personel yang ditugaskan dikembalikan kepada masing-masing polres.
Katedral Hati Yesus yang Mahakudus Makassar, yang menjadi target aksi bom bunuh diri oleh anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Minggu (28/3/2021) lalu, akan mendapatkan perhatian khusus dalam pengamanan nanti.
Hingga kini, area katedral masih dijaga pasukan Brigade Mobil (Brimob) yang membawa senjata laras panjang. Namun, lalu lintas di Jalan Kajaolalido, di muka gerbang utama katedral, telah dibuka dan berfungsi seperti biasa. Menurut Zulpan, Polda Sulsel telah bersepakat dengan pengurus Paroki Katedral untuk tidak menutup gereja dan menjalankan ibadah sesuai jadwal.
Sementara itu, Kepala Subbidang Hubungan Masyarakat Polrestabes Makassar Komisaris Edhy Supriadi mengatakan, ada 158 gereja yang tersebar di 12 kecamatan yang dibawahkannya. Keamanan di setiap gereja pun akan dipertebal.
“Tahun lalu, kami menurunkan 770 personel. Tahun ini, seiring adanya insiden bom bunuh diri, personel akan ditambah dengan melibatkan TNI juga. Fokus kami adalah menjaga objek gereja sembari melaksanakan patroli skala kecil dan besar, terutama di area dengan banyak gereja, seperti Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea,” kata Edhy.
Sebanyak 31 gereja akan mendapatkan perhatian khusus karena jumlah umat diperkirakan dapat melonjak, seperti di Katedral Makassar. Kendati begitu, ia meminta gereja tetap memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 dengan membatasi kapasitas gereja sampai 50 persen sembari mengadakan siaran langsung daring.
Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (PGIW Sulselbara) Pendeta Adrie Massie juga menyerukan agar umat tetap tenang sambil terus waspada. “PGI meminta warga tetap tenang dan memberikan kepercayaan kepada kepolisian,” kata dia.
Adrie mengatakan, di 15 kecamatan di Makassar saja, ada sekitar 200 gereja. Beberapa gereja masih terus menjalankan ibadah secara virtual. Karena itu, ia meminta umat untuk memanfaatkan fasilitas tersebut sembari mencegah penularan Covid-19. “Kalau tidak perlu ke luar rumah, ya, di rumah saja, termasuk dalam melaksanakan ibadah,” kata dia.
Cegah radikalisme
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar menggelar silaturahmi antarumat beragama dengan tokoh-tokoh agama di Makassar. Ia berkesimpulan, paham radikal telah menjangkiti generasi muda di Indonesia.
Karena itu, diperlukan kolaborasi dan sinergi antarumat beragama agar penyebaran pemikiran yang mengarah pada terorisme serta propaganda jaringan teroris internasional dapat dihentikan. “Kita perlu bersama-sama bergandeng tangan agar generasi muda kita menjadi generasi yang mencintai bangsanya yang majemuk, beragam, dan penuh semangat toleransi, karena itu adalah bagian dari ideologi bangsa kita, Pancasila,” kata Boy.
Menurut Boy, tokoh agama, adat, dan masyarakat punya peran besar dalam mencegah radikalisme. Sebab, mereka yang paling banyak berinteraksi dengan para pemuda. “Tidak bisa mengandalkan negara saja. Ini kewajiban bersama agar anak-anak muda kita menjadi anak muda yang cinta bangsa dan negaranya,” ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto mengatakan, ada tiga pendekatan yang akan diterapkan untuk merespons serangan bom bunuh diri di Katedral Makassar dan jaringan Villa Mutiara. Pertama, pengawasan di tingkat RT dan RW akan digencarkan.
Kedua, pembinaan bagi anak-anak hingga remaja akan ditingkatkan. "Kami mencegah agar mereka ini tidak telantar. Memang, pelaku tidak telantar secara fisik, tetapi secara pikiran," kata dia.
Ketiga, penguatan dari segi keumatan. Masalah-masalah kesehatan, sosial, dan ekonomi yang dialami umat akan dikaji. "Ini momen yang bagus untuk melaksanakan sensus potensi kerawanan," kata Ramdhan.