Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Kota Blitar Meluas
Langkah pembelajaran tatap muka bertahap dan terbatas di Kota Blitar dilakukan dalam rangka kesiapan menuju arahan tahun ajaran baru.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Hampir semua sekolah dari jenjang TK-SMP di Kota Blitar, Jawa Timur, telah menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka secara bertahap pada pekan kedua Maret. Pembelajaran tatap muka ini menerapkan protokol kesehatan ketat.
Hasil evaluasi pembelajaran tatap muka pekan pertama menyatakan semua berjalan lancar dan tidak ditemukan masalah. Pemerintah Kota Blitar memulai uji coba sejak 22 Maret lalu. Saat itu, jumlah lembaga yang menyelenggarakan 58 sekolah di Kota Blitar, yakni 15 TK, 28 SD, dan 15 SMP.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Syamsul Hadi, Senin ((29/3/2021), mengatakan, dengan lancarnya uji coba, pekan ini jumlah lembaga yang menerapkan tatap muka akan ditambah. TK yang semula hanya 15 unit kini 80 unit, 63 unit SD, dan 20 SMP, baik negeri maupun swasta.
”Semua lembaga saat ini sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka dan terbatas. Jumlah siswa masih dibatasi meski jumlah sekolah yang menyelenggarakan ada penambahan,” katanya.
Pembatasan yang dimaksud adalah jumlah siswa maksimal 50 persen dan hanya beberapa kelas saja yang mulai melakukan tatap muka secara bergantian. Siswa yang tidak melakukan tatap muka tetap belajar di rumah secara daring.
Menurut Syamsul, pihaknya berupaya menerapkan protokol kesehatan di semua sekolah penyelenggara. Meski butuh tenaga ekstra guna menerapkan protokol kesehatan, sejauh ini tidak ada persoalan di masing-masing sekolah lantaran jumlah siswa yang datang juga terbatas,
”Begitu siswa datang kami pantau, semua proses dipantau sampai siswa pulang. Mekanisme SOP (prosedur standar operasi) juga sudah dilaksanakan. Secara umum kita sudah upayakan agar prosesnya bisa berjalan lancar. Itu yang jadi kunci,” ucapnya.
Langkah pembelajaran tatap muka bertahap dan terbatas ini dilakukan dalam rangka kesiapan menuju arahan tahun ajaran baru. Berdasarkan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, diharapkan sekolah sudah siap menerapkan pembelajaran tatap muka.
”Tahun ajaran baru nanti diupayakan bisa melakukan tatap muka semua. Namun kita tetap melihat perkembangan yang ada,” katanya.
Sebelumnya, menurut Syamsul, pada Januari lalu Kota Blitar sudah masuk zona kuning dan diperkenankan untuk pembelajaran tatap muka. Namun dalam perkembangannya ada peningkatan kasus sehingga kegiatan itu urung dilakukan.
Pembelajaran tatap muka juga didasarkan pada aspirasi masyarakat. Masing-masing sekolah di Kota Blitar telah membuat survei dan hasilnya 95 persen orangtua menghendaki pembelajaran tatap muka.
Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Blitar, berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 29 Maret mencapai 2.334 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus aktif 22, sembuh 2.212, dan meninggal 100.
Tahun ajaran baru nanti diupayakan bisa melakukan tatap muka semua. Namun kita tetap melihat perkembangan yang ada
Sementara itu, di daerah tetangga, yakni Kota Kediri, pembelajaran tatap muka belum dipastikan kapan akan dimulai. Sejauh ini, orangtua siswa terbagi dalam dua kelompok, setengah mendukung pembelajaran tatap muka dan setengah lainnya masih mendukung pembelajaran secara daring.
Sebelumnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, pembelajaran tatap muka dilakukan, paling tidak, menunggu semua guru sudah tervaksin. ”Guru baru kita vaksin 60 persen tahap pertama karena sangat tergantung ketersediaan vaksin. Menurut hemat kami, paling tidak menunggu semua guru sudah tervaksin,” ujarnya.