Stok Daging di Bandung Jelang Ramadhan Diklaim Tidak Terkendala
Ketersediaan stok daging sapi dan ayam jelang Ramadhan masih menutupi kebutuhan per harinya. Pemantauan harga tetap dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan yang biasanya terjadi jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemenuhan suplai dan stok daging sapi dan ayam menjelang Ramadhan di Kota Bandung diklaim belum terkendala. Namun, pemantauan fluktuasi harga harus tetap dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok ini masih memenuhi kebutuhan dengan harga yang stabil.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar di Bandung, Senin (29/3/2021), menyatakan, sejauh ini, stok untuk daging sapi dan ayam masih aman. Kedua komoditas pangan pokok ini masih memenuhi kebutuhan setiap harinya.
Jelang Ramadhan, persediaan daging sapi diperkirakan 32 ton per hari dengan kebutuhan 21 per hari. Sementara itu, persediaan daging ayam ras mencapai 103 ton dalam sehari dan kebutuhan 87 ton per hari. Meski demikian, Gin Gin menuturkan, pihaknya tetap melakukan pemantauan stok dan harga untuk memastikan kebutuhan warga tetap terpenuhi.
Apalagi, peningkatan kebutuhan jelang Ramadhan ini biasanya berdampak pada peningkatan harga di pasar. Namun, Gin Gin memprediksi kenaikan harga di Kota Bandung tahun ini tidak lebih dari 30 persen karena daya beli masyarakat masih terbatas sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
”Kota Bandung merupakan kota konsumen sehingga para pelaku usaha sangat tertarik dengan pangsa pasar kota ini. Karena itu, ketersediaan pangan di Kota Bandung masih terlihat surplus meski harga sedang tinggi,” ujarnya.
Selain itu, komoditas bahan pangan utama, seperti beras, daging ayam, telur, dan bawang merah, yang berasal dari sentra produksi masih tercukupi. Menurut Gin Gin, harga akan stabil seperti bulan sebelumnya jika permintaan masih rendah akibat pandemi Covid-19, di samping kelancaran distribusi pangan dan produksi tidak terganggu akibat kondisi alam.
Sementara itu, papar Gin Gin, pandemi juga berdampak pada menurunnya permintaan daging. Hal tersebut menambah waktu dan pemeliharaan sapi di perusahaan penggemukan sapi (feedloter) yang menambah biaya sehingga berdampak pada tingginya harga daging sapi.
”Pemantauan harga pangan secara intensif masih perlu dilakukan untuk perkembangan harga. Kami bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Bulog, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, serta PD Pasar untuk mencari solusi jika terjadi kelangkaan pangan,” ujarnya.
Berdasarkan harga yang beredar di pasar dalam sepekan terakhir, peningkatan jelang awal Ramadhan 2021 masih belum terlihat. Agus Ahmad (51), pengurus Koperasi Pasar Induk Caringin Kota Bandung, mengatakan, harga pangan pokok, seperti beras, daging ayam, dan daging sapi, masih belum melonjak.
”Di sini, harga daging sapi masih sekitar Rp 110.000 per kg, dan harga daging ayam Rp 35.000-Rp 40.000 per kg. Biasanya akan terlihat kenaikan seminggu sebelum hari pertama puasa. Tetapi, saat pandemi seperti ini masih sulit terlihat karena tahun kemarin bahkan hampir tidak terlihat kenaikan (harga),” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, ketersediaan bahan pangan di pasar masih ada. Selain itu, pihaknya juga masih belum mempertimbangkan untuk operasi pasar karena stok masih mencukupi.