Puting Beliung Terjang Cimenyan di Kabupaten Bandung, Sejumlah Rumah dan Warung Rusak
Angin puting beliung menerjang empat RW di Desa Mekarsaluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021) sore. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, sejumlah rumah dan warung dilaporkan rusak.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Angin puting beliung menerjang empat RW di Desa Mekarsaluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021) sore. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, sejumlah rumah dan warung dilaporkan rusak.
Angin kencang disertai hujan lebat melanda RW 03, 04, 05, dan 06 Desa Mekarsaluyu sekitar pukul 16.00. Kerusakan terparah terjadi pada atap bangunan akibat terbawa angin.
“Material rumah dan warung di jalan utama tertiup angin. Beberapa pohon juga tumbang sehingga menutup akses menuju beberapa RW yang terdampak,” tulis Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Budi Budiman Wahyu, melalui keterangan tertulis, Minggu malam.
Tim BPBD masih mendata jumlah bangunan yang terdampak. Sejumlah gardu listrik juga rusak akibat bencana itu sehingga listrik padam.
“Warga masih membersihkan puing-puing. Beberapa warga bersama personel TNI memotong pohon tumbang untuk membuka akses. Untuk sementara tim hanya bisa mencapai RW 02 dan 03 karena akses menuju RW lainnya tertutup pohon tumbang,” jelasnya.
Desa Mekarsaluyu berjarak sekitar 10 kilometer di utara Kota Bandung. Desa ini didominasi kawasan berbukit dengan kemiringan bervariasi.
Sejumlah 41 gardu listrik terdampak akibat angin puting beliung itu. Petugas PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jabar telah berada di lokasi untuk memperbaikinya.
Angin puting beliung bisa terjadi di dataran tinggi dan rendah selama terdapat pertumbuhan awan kumulonimbus. Perubahan fungsi lahan, seperti dari area pertanian menjadi permukiman, membuat konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan saat ini. Kami sedang mengupayakan agar listrik kembali menyala. Beberapa lokasi harus kami lakukan survei terlebih dahulu demi keamanan masyarakat,” ujar General Manager PLN UID Jabar Agung Nugraha.
Stasiun Geofisika Bandung mencatat kecepatan angin di Cimenyan dan sekitarnya pada pukul 15.00 mencapai 28 kilometer per jam. Berdasarkan pemantauan citra satelit terdapat pembentukan awan kumulonimbus di sekitar wilayah itu pada pukul 15.20.
Kondisi kelembapan yang cenderung basah pada ketinggian kurang lebih 3 km di atas permukaan laut mendukung pembentukan awan-awan hujan. Selain itu terdapat belokan angin (shearline) di Jabar bagian tengah serta adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia.
Masa pancaroba juga membuat gejala cuaca tidak stabil dan menyebabkan perubahan pola angin. Akibatnya, potensi hujan bisa disertai kilat atau petir dan angin kencang atau puting beliung.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Muhamad Iid menjelaskan, angin puting beliung bisa terjadi di dataran tinggi dan rendah selama terdapat pertumbuhan awan kumulonimbus. Perubahan fungsi lahan, seperti dari area pertanian menjadi permukiman, membuat konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan.
“Kondisi musim saat ini akan memasuki periode transisi atau pancaroba sehingga fenomena angin puting beliung dan cuaca ekstrem bisa kerap terjadi,” ujarnya.