Percepat Capaian Target, Surabaya Perluas Layanan Vaksinasi
Pelayanan vaksinasi perlu terus diperluas untuk menjangkau sasaran lebih banyak sehingga mempercepat perwujudan kekebalan kelompok untuk penanganan pandemi Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Pengoperasian sentra vaksinasi bersama di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, memperluas cakupan pelayanan imunisasi sebagai upaya penanganan pandemi Covid-19. Sentra vaksinasi bersama ini akan beroperasi sebulan dengan sasaran warga lanjut usia, aparatur pelayanan publik, dan pegawai BUMN di Jatim.
Pembangunan sentra vaksinasi bersama (SVB) hasil kerja sama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya. SVB juga sebelumnya didirikan di antaranya di DKI Jakarta dan Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sebelumnya, pelayanan vaksinasi di Surabaya secara serentak memaksimalkan lebih dari 100 puskesmas, klinik, rumah sakit, dan gedung pemerintahan. Selain itu, fasilitas publik yang menjadi lokasi vaksinasi layanan tanpa turun (lantatur) atau drive thru seperti di area parkir Universitas Surabaya. Vaksinasi massal juga dilakukan di instalasi militer seperti Markas Komando Armada II dan Markas Komando Daerah Militer V/Brawijaya.
Menurut Menteri BUMN Erick Tohir dalam peresmian SVB di Surabaya, Minggu (28/3/2021), kapasitas pelayanan imunisasi bisa menjangkau 5.000 orang per hari. SVB akan beroperasi sebulan dengan sasaran warga lanjut usia dan aparatur pelayanan publik dan pegawai BUMN di Jatim.
“Sentra ini bisa lebih mempercepat pelayanan vaksinasi,” kata Erick. Peresmian SVB di Grand City juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Eri mengatakan, keserentakan imunisasi yang diadakan dalam waktu tertentu di fasilitas kesehatan dan gedung dapat mencakup 5.000 sasaran dalam sehari. Vaksinasi di Koarmada II juga melayani 5.000 personel dalam sehari. Adapun, lantatur sementara di Ubaya melayani 500 orang per hari dengan rencana peningkatan menjadi 1.000-1.500 sasaran sehari.
“Semua bergerak untuk mempercepat vaksinasi guna mewujudkan herd immunity (kekebalan kelompok),” kata Eri di Surabaya, Senin (29/3/2021).
Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, vaksinasi dengan produk Sinovac dan Astrazeneca yang telah diberikan sejak pertengahan Januari 2021 telah menjangkau hampir 240.000 sasaran. Jumlah itu setara dengan 8,3 persen dari populasi Surabaya yang 2,87 juta jiwa.
Penambahan sentra vaksinasi akan memperluas cakupan sasaran dan mempercepat perwujudan kekebalan kelompok. (Khofifah Indar Parawansa)
Khofifah mengatakan, penambahan sentra vaksinasi akan memperluas cakupan sasaran dan mempercepat perwujudan kekebalan kelompok. Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar bersama untuk menangani pandemi Covid-19 yang telah menyerang sejak Maret 2020 atau setahun lebih dan belum mereda.
Mengutip laman resmi http://www.infocovid19.jatimprov.go.id/, sampai dengan Senin ini, wabah telah menjangkiti 138.715 jiwa warga Jatim. Mayoritas yang terjangkit atau 126.809 orang berhasil sembuh. Covid-19 berdampak kematian terhadap 9.828 jiwa warga. Saat ini, 2.078 pasien masih dirawat.
Khofifah mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 memerlukan ikhtiar semesta atau keterlibatan masyarakat. Yang diperlukan ialah kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan. “Sosialisasi protokol kesehatan tidak boleh kendur,” kata Khofifah.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan, protokol kesehatan ibarat vaksin di luar produk yang telah disuntikkan. Upaya yang juga amat penting yakni tetap meningkatkan kinerja dalam pengetesan, pelacakan, dan penanganan (test, tracing, treatment).
Menurut data, sejauh ini baru ada 1,45 juta sampel tes PCR dan 1,89 juta sampel tes cepat yang dicatat dan dihimpun Satuan Tugas Covid-19 Jatim. Jumlah itu masih terlalu kecil dibandingkan dengan populasi 40,7 juta jiwa.
Tes diperlukan untuk mencari kasus-kasus baru yang tersembunyi sehingga bisa segera ditangani. Jika pencarian dan pelacakan lamban, penanganan pandemi akan lama dan menguras energi masyarakat.