Menanti Ujung Diplomasi Bulu Tangkis di Jabar
"Soft diplomacy" tengah jadi tren. Pesonanya bahkan berpotensi lebih mudah menguatkan hubungan kerja sama antarpihak berkepentingan. Di Jawa Barat, bulu tangkis menjadi salah satu pintu masuknya.
Diplomasi bisa dilakukan dengan cara apa saja. Tidak hanya sekadar pertemuan resmi dan penuh protokoler, ragam acara yang santai berpotensi lebih mudah menawarkan kehangatan. Di Jawa Barat, misalnya, bulu tangkis menjadi pelipur lara sekaligus jalan kerjasama yang bahagia.
Lapangan bulu tangkis di Bumi Pancasona Sport Club Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat jadi saksi, Sabtu (27/3/2021). Gubernur Jabar Ridwan Kamil menguji ketangguhan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen. Santai dan penuh canda.
Pertandingan pertama adalah laga tunggal antara Kamil dan Larsen. Bermain selama lebih kurang 30 menit, mereka tidak agresif. Jarang sekali ditemukan rally panjang hingga smash keras. Tampak tidak ada pikiran siapa yang menang dan kalah. Tawa dan canda lebih mendominasi ketimbang ingin mengalahkan. Pertandingan pertama berakhir dengan kemenangan Kamil, 15-7 dan 16-14.
Setelah itu, permainan berlanjut dengan partai ganda. Di ganda putra, Kamil berpasangan dengan Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan. Sementara di ganda campuran, ada istrinya ”si cinta” Atalia Praratya. Sementara Larsen ditemani para asistennya. Seperti laga pertama, pertandingan kedua dan ketiga juga santai. Tim Kamil kembali unggul dalam dua laga itu.
”Karena kalah, tagihan bayar lapangan akan dikirim ke Pak Dubes,” tulis Kamil dalam akun instagramnya sembari menyertakan emoji tertawa.
Pertandingan itu bisa jadi pelipur lara bagi Kamil. Dia ikut bersuara saat Tim Indonesia gagal tampil di All England 2021. Kamil sempat mempertanyakan sikap penyelenggara All England yang tidak memberikan kesempatan tim Indonesia untuk tes ulang, membuktikan tim bebas dari Covid-19.
”Anda melakukan kebijakan itu (tes ulang) untuk tim Denmark, India dan Thailand, kenapa Indonesia tidak? Ini sangat tidak adil dan tidak profesional,” ujarnya dengan bahasa Inggris dalam akun instagram @allenglandofficial.
Bukan hanya Kamil yang kecewa. Meski Denmark tidak absen, Larsen merasakan kegelisahan yang sama. Dia mengatakan, ketidakhadiran Indonesia mengurangi keseruan All England 2021. Laga Indonesia melawan Denmark adalah pertandingan yang selalu ia tunggu.
Oleh karena itu, ia tidak ingin melepaskan tantangan Kamil untuk bertanding di lapangan. Dia yakin semuanya bisa menjadi obat kekecewaannya.
”Saya selalu melihat para atlet bulu tangkis Indonesia sejak kecil bermain di segala kompetisi termasuk All England. Karena itu, Saya ucapkan terima kasih untuk pertandingan persahabatan ini,” tuturnya.
Baca juga : Ini Bukan Soal Diskriminasi
Persahabatan
Pertandingan ini memang lebih dari sekadar menang atau kalah. Kerinduan pada laga All England juga penting meski bukan hal utama. Pesan besarnya, laga ini ikut memperpanjang jejak persahabatan Indonesia-Denmark yang terjalin selama 70 tahun dalam beragam bidang, seperti ekonomi, sosial dan lingkungan. Jabar termasuk daerah yang mendapat banyak ilmu dari salah satu negara sejahtera di dunia itu.
Teranyar, dalam Kompas, Selasa (26/1/2021) disebutkan, Pemerintah Denmark mendampingi Badan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional (Bappenas) bersama Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk konsep ekonomi sirkular di Indonesia.
Konsep ini menitikberatkan kepada penggunaan maksimal dari penggunaan produk, lalu memulihkan dan regenerasi produk di akhir layanan sehingga bisa dipergunakan kembali.
Tujuan akhirnya mulia, menekan volume limbah 18-52 persen dibandingkan pada skenario dasar (as bussiness as usual) pada 2030. Karena itu, implementasi konsep ekonomi sirkular di lima sektor industri terus didorong untuk mendukung pencapaian pembangunan rendah karbon. Lima sektor industri prioritas yang terpilih adalah makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, ritel yang fokus pada kemasan plastik, dan elektronik.
Di Jabar penanganan limbah sudah dilakukan tahun ini. Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia tertarik bekerja sama mengolah air limbah Sungai Citarum. Negara ini memiliki teknologi instalasi pengolahan air limbah yang bisa diterapkan di Citarum, salah sungai yang berfungsi vital bagi peradaban bangsa.
Menjadi sungai penyuplai air bersih bagi warga Jakarta dan sumber air bagi produksi listrik Jawa-Bali, Citarum masih dililit beragam masalah. Mulai dari pencemaran, sedimentasi, hingga rawan memicu bencana bagi manusia di sekitarnya. Kondisi serupa juga membelit semua sungai di Indonesia. Hampir semuanya rusak atas nama pembangunan.
Kondisi ini kontras dengan perhatian Denmark dan negara nordik lainya yang membangun dengan memperhatikan kualitas lingkungan yang baik. Keberlanjutan merupakan salah satu nilai fundamental yang dipegang tegak oleh negara Nordik dalam membangun perekonomian yang ramah lingkungan.
Hal itu membuat Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia masuk dalam 20 besar negara dengan ekonomi terbesar sedunia pada tahun 2018. Basisnya adalah pola pikir yang peduli lingkungan dan penggunaan energi terbarukan. Secara keseluruhan konsumsi energi terbarukan mereka telah mencapai 40 persen dari total kebutuhan.
Di era globalisasi seperti saat ini, pendekatan diplomatik dengan cara informal mulai dilirik. Jalinan kerja sama yang lekat dengan soft power di bidang pendidikan, sosial, budaya bahkan olahraga semakin digandrungi.
Laporan Nordic Statistics 2017 mengemukakan, pada 2015, penggunaan energi terbarukan di negara Nordik mencapai 40 persen dari total konsumsi energi. Sisanya ialah minyak (29 persen), nuklir (16 persen), gas (8 persen), dan batubara (7 persen). Denmark, Finlandia, dan Swedia paling banyak menggunakan biomassa dan limbah terbarukan (renewable waste).
Eksploitasi energi dan bahan baku tersebut dibarengi dengan limbah industri yang berujung pada degradasi lingkungan. Dalam Laporan Climate Transparancy Indonesia 2020 disebutkan, sektor industri menyumbang 37 persen emisi karbon (CO2) Indonesia pada 2019. Sektor ini menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di antara sektor ekonomi lainnya (Kompas, 19/2/2021). Ironisnya, tiga tahun terakhir, program pengembangan biogas di Indonesia justru tidak mendapat sokongan dari dana negara.
Bahagia
Dengan segala keunggulan itu, tidak heran bila Denmark dan beberapa negara nordik lainnya mendominasi negara-negara bahagia tahun 2021. Secara berurutan, 10 negara bahagia itu adalah Finlandia, Denmark, Swiss, Eslandia, Belanda, Norwegia, Swedia, Luksemburg, Selandia Baru, dan Austria.
Predikat ini didapat berdasarkan dukungan sosial yang dirasakan warga saat mendapat masalah, kemurahan hati setiap warga dalam lingkungan, hingga kebebasan dalam membuat pilihan atas hidup mereka.
Kebahagiaan itu adalah hal yang kerap diinginkan Kamil sejak menjabat Wali Kota Bandung hingga kini Gubernur Jabar sejak 2018. Berdasarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, tingkat kebahagiaan Jabar berada di posisi 30 dari 34 provinsi.
Sejumlah inovasi pun ditawarkan, mulai dari peningkatan ruang publik, interaksi positif di media sosial, hingga program-program yang menyasar setiap warga. Dengan melihat keberhasilan Denmark sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia, Jabar bisa belajar dan menjalin kerja sama untuk menjadi daerah yang berbahagia.
Program paling anyar adalah petani milenial yang dimulai pada Jumat (26/3/2021). Targetnya, 100.000 petani yang bakal ikut program ini. Salah satu tujuannya meminimalkan pengangguran dan membentuk petani muda yang tangguh di tengah pandemi Covid-19. Penerapan teknologi dan konsep berkelanjutan akan menjadi beberapa hal penting yang ditekankan dalam program ini.
Resep jitu Denmark menjadi negara yang mampu menyeimbangkan bisnis dan kesejahteraan lingkungan, jelas ditunggu hadir di Jabar atau bahkan di Indonesia. Sudah terlalu lama pembangunan berjalan tidak seimbang. Bukannya membawa sejahtera tapi rentan memicu sengsara bagi masa depan.
Pada era globalisasi seperti saat ini, pendekatan diplomatik dengan cara informal mulai dilirik. Jalinan kerja sama yang lekat dengan soft power di bidang pendidikan, sosial, budaya bahkan olahraga semakin digandrungi. Menjaga hubungan erat hingga komitmen kerja sama antara dua negara bisa dimulai dari pameran seni, meja makan, hingga arena olahraga. Pertandingan bulu tangkis antara Kamil dan Larsen di Bandung Barat ini bisa menjadi salah satu contohnya.
Baca juga: Pembasmi Pandemi Menjadi Alat Diplomasi
Pakar Hubungan Internasional dari Amerika Serikat, Joseph Nye Jr, menyatakan, soft power digunakan negara untuk mencapai kepentingannya melalui jalan damai. Dari sana, melalui komunikasi hangat, seluruh pihak bisa melihat iktikad baik dari hubungan yang ada.
”Soft power adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan dengan ketertarikan, bukan paksaan atau pembayaran. Soft power suatu negara bertumpu pada sumber daya budaya, nilai, dan kebijakannya,” papar Nye.
Pendekatan Jabar melalui pertandingan persahabatan ini pun bisa menjadi cara untuk mempererat hubungan antara Jabar dan Denmark. Dengan keramahan dan gestur bersahabat melalui permainan bulu tangkis, Jabar bisa mengajak Denmark untuk turut membantu pencapaian Jabar yang bahagia untuk seluruh rakyatnya.
Baca juga: Cerita dari Lapangan Para Diplomat Veteran