Jelang bulan Ramadhan 2021, harga jual daging sapi lokal di tingkat peternak di Lampung mengalami kenaikan. Berkurangnya pasokan sapi impor dan meningkatnya permintaan menjadi pemicu terdongkraknya harga jual daging.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Jelang bulan Ramadhan, harga jual daging sapi lokal di tingkat peternak di Lampung mengalami kenaikan. Berkurangnya pasokan sapi impor dan meningkatnya permintaan menjadi pemicu terdongkraknya harga jual daging. Stok sapi juga mencukupi untuk kebutuhan jelang Ramadhan.
Sarjono (49), peternak sapi asal Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, mengatakan, saat ini harga jual daging sapi lokal di tingkat peternak Rp 46.000-Rp 48.000 per kilogram hidup. Harga jual itu meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 41.000-Rp 42.000 per kilogram hidup.
Menurut dia, kenaikan harga daging sapi lokal itu merupakan dampak dari pengurangan impor sapi bakalan asal Australia. Jelang Ramadhan, meningkatnya permintaan diprediksi kian mendongkrak harga jual sapi lokal. ”Bagi peternak sapi lokal, harga daging sapi tahun ini membaik,” kata Sarjono saat dihubungi, Senin, (29/3/2021).
Kendati naik, harga jual daging sapi lokal masih lebih murah dibandingkan dengan daging sapi impor. Saat ini, harga jual daging sapi impor berkisar Rp 52.000-Rp 54.000 per kg hidup. Kenaikan harga itu dipicu berkurangnya pasokan dari Australia sebagai negara pemasok sapi impor.
Sarjono mengatakan, stok sapi lokal di sejumah sentra peternakan sapi di Lampung saat ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan. Di sentra peternakan sapi di Desa Astomulyo, misalnya, stok sapi yang dipelihara oleh peternak sekitar 1.500 ekor. Setiap bulan, sedikitnya ada 500-600 ekor sapi yang dijual oleh peternak di desa itu untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah Sumatera dan Jabodetabek.
Stok sapi lokal di sejumah sentra peternakan sapi di Lampung saat ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan.
Dia berharap kenaikan harga daging sapi itu tidak membuat pemerintah mengambil jalan pintas dengan membuka impor daging beku secara besar-besaran. Hal itu akan membuat harga jual daging sapi lokal anjlok dan peternak lokal gulung tikar. ”Kalaupun ada daging beku impor, pemasarannya harus diatur sehingga tidak merusak harga jual sapi lokal,” ujarnya.
Dampak pandemi
Menurut Sarjono, dampak pandemi Covid-19 terhadap usaha peternakan sapi lokal tahun ini membaik dibandingkan dengan tahun lalu. Pada awal pandemi 2020, pembelian daging sapi lokal anjlok karena sejumlah usaha makanan, seperti hotel dan restoran, yang bisanya menyerap daging sapi lokal tutup sementara.
Tahun ini, pulihnya perekonomian di sejumlah sektor usaha membuat konsumsi daging sapi kembali meningkat. Momentum Ramdhan, Idul Fitri, dan Idul Adha beberapa bulan ke depan juga diprediksi akan semakin meningkatkan konsumsi daging.
Ketua Asosiasi Peternak dan Pegiat Sapi Lokal Lampung Nanang P Subendro mengatakan, sejak Januari 2021, permintaan daging sapi untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya naik sekitar 25 persen. Kondisi itu merupakan dampak dari pengurangan sapi impor oleh Australia. Kondisi itulah yang memicu kenaikan harga jual daging sapi lokal di tingkat peternak.
Dia menilai, pengurangan impor daging sapi bakalan asal Australia justru membawa dampak positif bagi peternak sapi lokal. Kondisi sekarang ini dapat menjadi momentum pemerintah untuk mengembangkan industri peternakan sapi lokal. Pemerintah diharapkan berkomitmen mendukung konsumsi sapi lokal dengan mengatur kebijakan impor daging sapi secara tepat.
Pemasaran daging beku juga dinilai perlu menyertakan keterangan jelas tentang jenis daging dan asalnya. Pasalnya, pemasaran daging impor beku yang tidak diatur secara tepat disinyalir dimanfaatkan sejumlah pedagang untuk berbuat curang dengan mencampur daging beku dengan daging lokal segar. Hal ini merusak kualitas dan harga jual daging sapi lokal.
Selain itu, pemerintah juga harus mengatur wilayah pemasaran daging beku impor agar tidak merusak harga jual daging sapi lokal. Daging beku semestinya hanya dipasarkan di wilayah yang terjadi gejolak harga jual karena kekurangan stok daging.
Dia menambahkan, pemerintah juga perlu mengantisipasi ketersediaan stok sapi bakalan lokal. Hal ini penting agar industri peternak lokal tidak terganggu akibat menurunnya stok sapi bakalan lokal.
Untuk mendorong industri peternakan sapi lokal, pemerintah perlu memberikan insentif bagi pelaku usaha peternak pembiakan sapi lokal. Selain pinjaman modal dengan bunga rendah, pemerintah juga perlu menjaga harga jual daging sapi lokal.
Dia berharap harga jual daging sapi lokal bisa lebih baik di rentang harga Rp 48.000-Rp 50.000 per kilogram hidup. Harga jual itu dinilai ideal bagi perkembangan industri peternak lokal dan masih dapat dijangkau oleh konsumen.