Antisipasi Ledakan Kilang Berulang, Ridwan Kamil: Evaluasi Sistem Keamanan
Penyebab ledakan kilang minyak di PT Pertamina Refinary Unit (RU) VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih diselidiki. Evaluasi keamanan di area kilang perlu dilakukan agar kejadian tidak terulang.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penyebab ledakan kilang minyak di kawasan PT Pertamina Refinary Unit (RU) VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih diselidiki. Evaluasi keamanan di area kilang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian berulang.
Tangki T-301 di area kilang Pertamina RU VI Balongan meledak, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 00.45. Puluhan warga terluka akibat kejadian itu dan ratusan orang diungsikan.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kebakaran di kilang minyak tersebut mulai terkendali. Petugas masih berupaya memadamkan kobaran api.
”Saya titip agar Pertamina mengevaluasi sistem keamanan cadangan migasnya. Mudah-mudahan tidak terulang lagi,” ujarnya di Kota Bandung, Senin (29/3/2021).
Kamil meminta masyarakat tidak panik. Ia memastikan warga yang terluka sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu.
”Ada korban luka-luka lebih kurang 20 orang. Mereka sudah dirujuk ke rumah sakit setempat,” ujarnya.
Tangki T-301 di area kilang Pertamina RU VI Balongan meledak, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 00.45. Puluhan warga terluka akibat kejadian itu dan ratusan orang diungsikan.
Kamil menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu. Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar diinstruksikan memenuhi kebutuhan pengungsi dan memastikan mereka tetap aman dari penularan Covid-19.
”Warga yang berada di radius potensi bahaya dari kilang sudah diungsikan. Sekitar 500 orang mengungsi ke GOR (Bumi Patra Pertamina) dan Pendopo Indramayu,” ucapnya.
Menurut Kamil, Pertamina telah menghentikan sementara sistem operasi dan mencegah agar kebakaran tidak meluas. Pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai penyebab kebakaran.
”Pertamina pun menyampaikan permohonan maaf dan memastikan pasokan BBM (bahan bakar minyak) tidak terganggu,” katanya.
Hingga pukul 19.00, kebakaran di kilang minyak belum bisa dipadamkan. Warga diminta menjauhi area kebakaran. Petugas memblokir akses menuju lokasi kejadian.
Untuk mengisi kekurangan atau potensi produksi yang hilang akibat kebakaran itu, Pertamina akan menambah dan melakukan konsolidasi alih stok bahan bakar minyak dari kilang lain atau terminal bahan bakar terdekat.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengatakan, potensi kehilangan produksi bahan bakar minyak (BBM) dari kilang yang terbakar itu sebesar 400.000 barel. Sembari menunggu pemadaman yang diperkirakan memerlukan waktu 4-5 hari, kehilangan produksi BBM dari kilang itu akan disuplai dari kilang PT Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, dan Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur (Kompas.id, 29/3/2021).
Ledakan di kilang minyak tersebut juga berdampak terhadap 10 gardu PLN. Satu gardu sudah dipulihkan. Saat ini, jaringan listrik terhadap 1.018 pelanggan belum dapat dioperasikan.
”Kami terus berupaya menormalkan jaringan serta bekerja sama dengan pemerintah dan aparat agar listrik kembali menyala. Beberapa lokasi memang masih dijaga petugas. Jarak yang diperbolehkan (dijangkau) radius 3 kilometer” tulis General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jabar Agung Nugraha.