FKUB NTT: Kekerasan Bertentangan dengan Nilai Kemanusiaan
Setiap bentuk kekerasan dengan motif apa pun bertentangan dengan ajaran agama mana pun dan nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Masyarakat Nusa Tenggara Timur melalui Forum Kerukunan Umat Bergama NTT menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Setiap bentuk kekerasan dengan motif apa pun bertentangan dengan ajaran agama mana pun dan nilai-nilai kemanusiaan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTT Maria Theresia Geme, dalam pernyataan sikap yang dibagikan kepada media massa di Kupang, Minggu (28/3/2021), mengatakan, peristiwa bom bunuh diri di depan rumah ibadah sudah sering terjadi di Tanah Air. Tempat-tempat ibadah selalu menjadi sasaran peledakan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
”Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian itu. Ini kejadian yang kesekian kali, di mana bom bunuh diri terjadi di dekat rumah ibadah, di saat umat sedang beribadah di dalamnya. Apa pun alasan dan motif pengeboman itu, tetap tidak dapat diterima,” tutur Maria.
Ia mengatakan, FKUB NTT mengecam keras peristiwa itu dan menolak setiap bentuk kekerasan terhadap kemanusiaan, dengan motif apa pun. Hal ini bertentangan dengan ajaran agama mana pun dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
FKUB NTT juga mendesak kepolisian segera mengungkap motif di balik kejadian ini dan memproses para pelaku sesuai peraturan yang berlaku.
Tujuh hari ke depan, umat Kristiani memasuki pekan suci. Umat memperingati kisah sengsara, wafat, dan berakhir dengan kebangkitan Tuhan pada Minggu Paskah, 4 April 2021. ”Tentu umat Kristiani membutuhkan ketenangan bersama selama masa pekan suci itu,” kata Maria.
Oleh karena itu, kepada masyarakat NTT, FKUB meminta agar tetap tenang dan tidak menyebarkan rasa takut dengan meneruskan berita, video, atau apa pun dari sumber yang tidak jelas.
Tentu umat Kristiani membutuhkan ketenangan bersama selama masa pekan suci itu.
Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik NTT, yang juga Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli mengatakan, aksi bom bunuh diri yang bertepatan dengan peringatan Minggu Palma bagi umat Katolik sedunia itu tentu sangat menyakitkan dan mengganggu seluruh proses peribadatan.
”Pemuda Katolik NTT menyatakan dukacita, keprihatinan, dan simpati kepada para korban akibat serangan teror tersebut. Teoris tidak bertindak untuk dan atas nama agama tertentu. Karena itu, jangan mudah terprovokasi untuk memecah belah kerukunan umat beragama di NTT,” kata Agus.
Pemuda Katolik NTT juga mengecam keras aksi teror peledakan yang sangat biadab itu, serta mendesak pemerintah, Polri, dan TNI segera mengungkap pelaku aksi itu.
Pemerintah juga diminta segera menyusun rencana ke depan agar rumah-rumah ibadah tidak lagi menjadi sasaran peledakan oleh kelompok manusia yang tidak mengenal kemanusiaan.
Selain itu, pihaknya juga meminta aparat keamanan selalu sigap di semua tempat ibadah, terutama saat umat beragama melaksanakan ibadah bersama. Kehadiran aparat keamanan di tempat ibadah memberi rasa nyaman bagi umat beragama untuk menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk.
Ia juga mengusulkan agar setiap rumah ibadah dibangun dengan mempertimbangkan unsur keamanan dari serangan bom bunuh diri seperti yang sering terjadi selama ini. Jika bom itu terjadi, minimal tidak menimbulkan korban jiwa.
Pemuda Katolik NTT juga mendesak semua orang muda Katolik di NTT dan daerah lain agar menjalin kerja sama dengan kaum remaja dan organisasi kepemudaan agama lain, misalnya GP Ansor, seperti yang sudah dilakukan di sejumlah wilayah di NTT selama ini. Kerja sama ini terbukti telah mengamankan NTT dari aksi teroris dengan sasaran tempat-tempat ibadah.
Seperti diketahui, bom bunuh diri meledak di dekat gerbang Katedral Makassar, Minggu (28/03/2021), saat pergantian waktu misa Minggu Palma ke-2 dan ke-3 sekitar pukul 10.35 Wita. Pelaku berjumlah dua orang, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sekitar 20 orang terluka akibat ledakan itu.
Polisi menyatakan, pelaku terkait dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang kelompoknya digerebek di Villa Mutira Makassar, awal Januari lalu. Pada penggerebekan itu, dua anggota jemaah tewas (Kompas.id, 28/3/2021).