Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga untuk menunda mudik Lebaran 2021. Hal itu menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat yang melarang mudik demi mencegah penularan Covid-19 semakin meluas.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga untuk menunda mudik Lebaran 2021. Hal itu menindaklanjuti kebijakan pemerintah pusat yang melarang mudik demi mencegah penularan Covid-19 semakin meluas. Kini, daerah menunggu instruksi lanjutan dari pusat agar dapat melaksanakan kebijakan tersebut secara terencana dan efektif.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, Jumat (26/3/2021), mengatakan, melakukan perjalanan saat arus bepergian sedang padat akan sangat membahayakan kesehatan diri dan orang lain pada masa pandemi Covid-19 ini. Ia meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan dan menunda pulang kampung sembari menunggu giliran vaksinasi di kota/kabupaten masing-masing.
”Utamakan rasionalitas ketika hendak bepergian saat hari raya. Silaturahmi tidak harus dilakukan pada hari raya Idul Fitri. Agar tidak membahayakan kesehatan, tentu bisa pilih hari lain saat arus bepergian tidak padat,” kata Bisri.
Sebenarnya, kata Bisri, pengendalian Covid-19 di Kepri terbilang semakin positif. Hal itu ditunjukkan dengan rasio kasus positif terhadap jumlah orang yang diperiksa sebesar 2,54 persen, lebih rendah daripada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen. Sekarang, Kepri secara umum berada dalam zona kuning atau risiko rendah penularan Covid-19.
Data Satuan Tugas Pengendalian Covid-19 Kepri menunjukkan, pada 26 Maret, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 128 orang menjadi total 8.513 orang. Dari total kasus tersebut, 8.048 orang sembuh (94,5 persen), 210 orang meninggal (2,46 persen), dan 255 orang masih dirawat atau sedang menjalani karantina (2,99 persen).
Menurut Bisri, jumlah penularan per hari turun drastis sejak Januari menjadi sekitar 150 orang per hari dari tadinya lebih dari 500 orang per hari pada akhir 2020. Namun, ia juga menyoroti kemunculan sejumlah kluster baru di Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Karimun yang terjadi selama beberapa hari belakangan. Itu disebabkan protokol kesehatan yang mulai kendur.
”Tetap tidak boleh lalai meski jumlah penularan menurun. Itu juga sebabnya warga diminta menunda mudik, tunggu dulu sampai akhir tahun saja, pemprov akan mengupayakan vaksinasi terhadap 70 persen warga atau 1,5 juta orang,” ujar Bisri.
Itu juga sebabnya warga diminta menunda mudik, tunggu dulu sampai akhir tahun saja, pemprov akan mengupayakan vaksinasi terhadap 70 persen warga atau 1,5 juta orang. (Mohammad Bisri)
Ia menjelaskan, sampai saat ini, Pemprov Kepri mendapat pasokan dari pusat sebanyak 110.000 dosis vaksin Sinovac dan 50.000 dosis vaksin AstraZeneca. Sebanyak 80.000 dosis vaksin Sinovac telah terpakai dan 10.000 sisanya akan digunakan pada minggu ini. Sedangkan stok vaksin AstraZeneca akan diberikan kepada para pemuka agama mulai hari ini.
”Pemuka agama Islam akan segera divaksinasi untuk mengantisipasi penularan Covid-19 selama jelang Lebaran 2021. Selain itu, pedagang pasar akan menjadi sasaran berikutnya karena diprediksi pasar tradisional akan ramai saat Idul Fitri,” kata Bisri.
Sementara itu, terkait larangan mudik, Kepala Cabang PT Pelni Batam Agus Suprijatno mengatakan masih menunggu instruksi dari pusat mengenai kebijakan tersebut. Selama masa pandemi, PT Pelni telah membatasi jumlah penumpang maksimal setengah dari kapasitas asli kapal.
Selain itu, para awak kapal harus menjalani tes cepat secara rutin setiap 14 hari sekali. Sedangkan awak kapal yang bersentuhan langsung dengan penumpang diwajibkan untuk mengenakan baju hazmat.
Direktur Badan Usaha Bandara dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hang Nadim, Amran, juga mengatakan masih menunggu surat edaran resmi dari Kementerian Perhubungan terkait larangan mudik. Pada libur Natal dan Tahun Baru 2020, jumlah penumpang berangkat mencapai sekitar 5.000 orang per hari dari sebelumnya lebih kurang 4.000 orang per hari.