logo Kompas.id
NusantaraPetani Lampung Keluhkan...
Iklan

Petani Lampung Keluhkan Tingginya Rafaksi Singkong

Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan harga pembelian singkong minimal Rp 900 per kilogram dengan rafaksi maksimal 15 persen. Namun penetapan itu belum berjalan di lapangan.

Oleh
VINA OKTAVIA
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/x-jBDO2_zyCAxIHbyUdOxrLlVLI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F4aee13b9-4dbe-4fe9-9a35-0a6294edae33_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana para buruh pekerja mengupas kulit singkong saat panen di sebuah lahan di Cimanggis, Bojongede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/3/2021). Hasil panen singkong ini digunakan untuk memasok industri makanan pabrik kripik di kawasan Sentul.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Untuk mengantisipasi anjloknya harga jual singkong di tingkat petani, Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan harga pembelian singkong minimal Rp 900 per kilogram dengan rafaksi maksimal 15 persen. Kendati demikian, petani  mengeluhkan tingginya pemotongan rafaksi oleh industri tapioka yang di lapangan masih tinggi.

Ketua Asosiasi Petani Singkong Lampung Utara Syahrul Effendi mengatakan, saat ini, sejumlah industri tapioka masih mengenakan pemotongan kadar air berkisar 17-25 persen dari harga jual singkong. Selain itu, sejumlah pabrik juga membatasi penyerapan singkong maksimal 70 ton per hari.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000