Seiring vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan sebagai gaya hidup baru, angka kasus belakangan melandai. Sebagai manusia biasa, tenaga kesehatan pun butuh rehat sejenak. Rebahan tanpa melonggarkan protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
Berada di garda terdepan sekaligus menjadi profesi paling berisiko tertular Covid-19, tenaga kesehatan di Kota Semarang, Jawa Tengah, berjibaku melayani masyarakat. Selama setahun pagebluk mereka kewalahan, pun tak sedikit yang tumbang. Belakangan, di tengah tren penurunan kasus, mereka akhirnya bisa sejenak rebahan dan bernapas lebih panjang.
Indriyani (40), perawat yang juga anggota tim penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Semarang, mengenang saat grafik kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya, akhir 2020, ia betul-betul kepayahan. Penyesuaian diri dilakukan seiring beban tugas baru. Banyak pengorbanan tenaga, kesehatan, hingga waktu bersama keluarga.
Pengap saat memakai baju hazmat (alat pelindung diri seluruh tubuh), berjerawat karena masker, dan tidak bisa langsung kontak dengan keluarga menjadi rutinitas harian. ”Setiap sif, bekerja selama tujuh jam. Kalau kondisi enggak sehat, enggak bisa pulang ke rumah, tetapi nge-kos demi melindungi keluarga sampai sehat lagi,” kata Indriyani di Semarang, Rabu (24/3/2021).
Duka tidak hanya tentang pengorbanan diri, tetapi juga kehilangan rekan sejawat. Ketika ada karyawan RSUP Dr Kariadi meninggal, baik dari kalangan perawat maupun profesi lain, semua sejawat tergerak untuk urunan semampu mereka. Setiap urunan untuk membantu keluarga yang ditinggal, hasilnya bisa Rp 45 juta.
”tu sebagai wujud dukungan kami, lintas profesi di RS Kariadi, untuk rekan-rekan yang meninggal. Sebab, keluarga yang ditinggalkan, suami atau istrinya, belum tentu punya pekerjaan. Padahal, ada tanggungan anak,” kata Indriyani.
Rini Kriswanti (51) juga merasakan hal serupa. Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Semarang itu mengecap suka duka selama pandemi. Setiap hari ia berkeliling lantaran bertanggung jawab mengoordinasikan ruangan-ruangan rawat inap di RS dan membuat keputusan terkait pelayanan kepada pasien, termasuk pasien Covid-19.
”Mungkin karena pasien Covid-19 tak bisa ditunggui keluarga (di ruang isolasi), kami melayani lebih dari biasanya. Semua ketergantungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya, termasuk dokter. Namun, sebagai tenaga kesehatan, kami bekerja dengan hati nurani, tidak terpaksa,” kata Rini.
Lontaran-lontaran motivasi terus diberikan Rini kepada para perawat lainnya, terutama terkait dengan mental. Saban hari, sebelum melayani para pasien, mereka juga berdoa bersama-sama. Total ada sekitar 600 perawat di RS tersebut.
Pengap saat memakai baju hazmat (alat pelindung diri seluruh tubuh), berjerawat karena masker, dan tidak bisa langsung kontak dengan keluarga menjadi rutinitas harian.
Belakangan, kendati pandemi belum berakhir, ada tren penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang. Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Rabu (24/3/2021) malam, terdapat 32.822 kasus positif kumulatif dengan rincian 290 dirawat, 29.973 sembuh, dan 2.559 meninggal. Angka itu menurun dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. Pertengahan Januari 2021, misalnya, ada lebih dari 1.000 kasus aktif atau dirawat.
Penurunan kasus tersebut membuat tingkat kesibukan para tenaga kesehatan sedikit mereda. Mereka kini bisa menghela napas lebih panjang. Namun, bukan berarti lengah. ”Setelah agak menurun, kami kosongkan sejumlah ruangan. Perawat juga diajak refreshing, ke tempat yang dekat-dekat saja. Namun, protokol kesehatan tetap utama,” kata Rini.
Salah satu bentuk apresiasi terhadap tenaga kesehatan untuk sejenak melepas penat dipersembahkan Dafam Hotel Management (DHM). Tenaga kesehatan di Indonesia dapat menginap di kamar hotel pada semua jaringan DHM di seluruh Nusantara, dengan harga Rp 10.000 per malam. Total ada 25 hotel di bawah DHM yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Layanan itu diberikan pada 13 April-7 Mei 2021, sedangkan pemesanan dapat dilakukan sejak 29 Maret 2021. Pemesanan hanya dapat dilakukan dengan aplikasi Hai Dafam yang tersedia di Google Play dan Apps Store. Harga Rp 10.000 hanya berlaku untuk satu malam, tetapi jika ingin menambah hari, pihak hotel tetap akan memberi harga khusus, yakni di bawah tarif normal.
Sejumlah persyaratan untuk memanfaatkan fasilitas itu adalah menyertakan foto kartu identitas atau surat keterangan tenaga kesehatan. Selain itu, menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 dengan catatan telah dua kali divaksinasi pada saat check-in.
CEO DHM Andhy Irawan menuturkan, layanan itu adalah bentuk apresiasi kepada tenaga kesehatan. ”Ini penghargaan kepada para tenaga kesehatan untuk beristirahat sejenak dan menikmati pelayanan dan keramahtamahan dari kami. Mudah-mudahan, akan banyak operator (hotel) lain yang melakukan hal sama,” kata Andhy di Semarang, Rabu.
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro Susi Herawati mengatakan, penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat sejumlah ruangan yang sebelumnya penuh kini relatif lebih sepi. Penurunan angka kasus dirasakan sejak Februari 2021.
Terkait fasilitas yang diberikan Dafam Hotel Management, ia sangat mengapresiasi. Fasilitas menginap di kamar hotel dengan harga sangat terjangkau itu dapat dimanfaatkan para tenaga kesehatan untuk refreshing. ”Namun, tentunya, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan,” kata Susi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari menuturkan, belakangan, ada kecenderungan warga bepergian untuk bekerja dari rumah (work from home) atau bekerja dari hotel. Untuk itu, pihaknya mendorong sertifikasi CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diterapkan di hotel-hotel.
Penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat sejumlah ruangan yang sebelumnya penuh kini relatif lebih sepi. Penurunan angka kasus dirasakan sejak Februari 2021.
”Ada sekitar 90 hotel dan restoran yang sudah tersertifikasi CHSE, termasuk di Hotel Dafam. Memang belum semua karena prosesnya mengantre. Setelah mendaftar, akan ada peninjauan dan audit, termasuk dari tim independen. Kami terus dorong sertifikasi ini,” ujarnya.
Tenaga kesehatan, bersama seluruh elemen masyarakat, memang belum sepenuhnya terlepas dari jerat pandemi Covid-19. Seiring vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan sebagai gaya hidup baru, angka kasus diharapkan kian melandai. Sebagai manusia biasa, tenaga kesehatan pun butuh rehat sejenak. Rebahan tanpa melonggarkan protokol kesehatan.