Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka SD dan SMP di Kota Pontianak Diperluas
Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diperluas. Semula hanya 6 SD negeri dan 6 SMP negeri. Kini, sudah ada 36 SD negeri dan 28 SMP negeri yang melaksanakan PTM.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Kota Pontianak diperluas. Dari hanya 6 SD negeri dan 6 SMP negeri, kini pembelajaran tatap muka digelar di 36 SD negeri dan 28 SMP negeri.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Syahdan, Rabu (24/3/2021), menuturkan, perluasan pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan berdasarkan evaluasi dan masukan kepala sekolah yang telah menggelar kegiatan ini sebelumnya. Sejauh ini, tidak ada kendala karena pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan ketat.
PTM dilatarbelakangi belum efektifnya pembelajaran daring dalam setahun terakhir. Pelaksanaannya kerap terkendala sambungan internet yang belum stabil.
Syahdan mengatakan, dalam pelaksanaan PTM ini, hanya 50 persen dari total siswa yang diizinkan masuk kelas. Pesertanya juga masuk bergiliran. Misalnya, siswa yang masuk hari Senin akan masuk lagi Rabu. Hari Selasa dan Kamis diisi siswa kelas lain. Siswa SMP yang mengikuti PTM hanya kelas IX dan SD hanya kelas VI.
”Untuk SMP negeri, semuanya sudah dibuka untuk PTM,” ujar Syahdan.
Agar PTM tidak menimbulkan kluster Covid-19, pembelajaran dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Sebelum masuk kelas, siswa menjalani pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan, dan menggunakan masker. Pembelajaran daring tetap dilakukan untuk siswa yang tidak diizinkan orangtua mengikuti PTM.
”Guru SD dan SMP juga melakukan tes usap. Data sudah diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Mereka nantinya akan menentukan tes secara acak. Dalam minggu ini semuanya sudah selesai. Guru yang terlebih dahulu yang dites usap,” kata Syahdan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, pihaknya membuka sentra layanan vaksinasi di Gedung Pontianak Convention Center untuk mempercepat cakupan vaksinasi. Selain tenaga pendidik, vaksinasi juga dilakukan terhadap personel TNI-Polri dan aparatur sipil negara.
Jumlah pendidik yang sudah divaksin 1.898 orang dari target lebih kurang 7.000 orang. Sementara untuk anggota polisi yang sudah divaksin 598 orang dari target lebih kurang 3.000 orang. Adapun personel TNI sudah 570 orang dari target lebih kurang 1.000 orang.
”Vaksinasi TNI-Polri dilakukan mandiri karena memiliki tenaga kesehatan,” ucap Handanu.
Disiplin protokol
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Agus Fitriangga menilai, protokol kesehatan tetap yang utama, selain vaksinasi. Sebab, Covid-19 masih mengancam. Sekolah harus memahami bagaimana taat protokol kesehatan.
”Misalnya, sewaktu di kelas, berapa murid di kelas? Jendela ditutup atau dibuka? Apakah pendingin ruangan dimatikan? Aturan-aturan yang harus dipahami pihak sekolah. Pihak sekolah perlu terus diingatkan terkait protokol kesehatan,” ujarnya.
Hingga Rabu, masih ada empat daerah zona risiko sedang di Kalbar, yakni Kabupaten Landak, Mempawah, Sintang, dan Kota Pontianak. Sementara ada 10 kabupaten/kota risiko rendah. Daerah itu adalah Kabupaten Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Melawi, Sekadau, Bengkayang, Kubu Raya, Sanggau, Sambas, dan Kota Singkawang.