Pengembangan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan di Sumut. Komoditas yang ditanam adalah kentang, bawang merah, dan bawang putih.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
DOLOK SANGGUL, SUMUT — Pengembangan lumbung pangan nasional (food estate) di Kabupaten Humbang Hasundutan diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan di Sumatera Utara. Komoditas yang ditanam di area lumbung pangan, yakni kentang, bawang merah, dan bawang putih, diharapkan bisa membantu pemenuhan kebutuhan Sumut.
”Untuk bawang merah, misalnya, produksi di Sumut selama ini baru 28.130 ton. Padahal, kebutuhan Sumut mencapai 43.952 ton per tahun,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemerintah Provinsi Sumut Dahler Lubis, Rabu (24/3/2021).
Produksi bawang putih dari lumbung pangan pun diharapkan bisa untuk substitusi impor. Hampir semua kebutuhan bawang putih Sumut selama ini dipasok dari impor. Sementara, hasil kentang diharapkan bisa memasok kebutuhan industri.
Dahler mengatakan, Pemprov Sumut mendukung perluasan lumbung pangan hingga 1.000 hektar tahun ini. Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada Oktober tahun lalu, sudah 215 hektar lahan yang dibuka dan mulai panen.
Pembukaan lahan seluas 785 hektar lagi pun sudah diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Selasa (23/3/2021). ”Perluasan lumbung pangan ini akan semakin meningkatkan produksi pangan di Sumut,” kata Dahler.
Dahler mengatakan, produktivitas kentang dari hasil panen itu adalah 15 ton per hektar. Sementara bawang merah dan bawang putih masing-masing 5,8 ton per hektar, sebagaimana data yang dirilis Kementerian Pertanian. Adapun Pemprov Sumut sebelumnya menyebut produksi kentang mencapai 26 ton per hektar dan bawang merah 10 ton per hektar.
Perluasan lumbung pangan ini akan semakin meningkatkan produksi pangan di Sumut. (Dahler Lubis)
”Ada perbedaan penghitungan karena di lahan yang berbeda. Sekarang pakai data dari Kementerian Pertanian saja,” kata Dahler.
Sebelumnya, Syahrul mengatakan, pengembangan lumbung pangan di Sumut akan dilakukan secara bertahap. Pada 2020 ditargetkan membuka 1.000 hektar lahan, lalu menjadi 4.000 hektar pada 2021, kemudian 10.000 hektar pada 2022, hingga akhirnya pada 2024 mencapai 30.000 hektar.
Rektor Universitas Sumatera Utara Muryanto Amin mengatakan, pihaknya akan berperan serta dalam membangunan lumbung pangan di Sumut. ”USU akan ikut dalam menyusun peta jalan dan di bidang penelitian,” kata Muryanto.
Direktur Program Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Delima Silalahi mengingatkan, pemerintah harus menetapkan skema program lumbung pangan di Humbang Hasundutan. Sampai saat ini, baru sekitar 87 hektar sertifikat lahan yang diserahkan kepada masyarakat. Skema pembagian lahan lainnya pun belum diketahui secara pasti.
”Untuk pengembangan lahan 785 hektar yang baru, ada tujuh perusahaan yang disebut akan mendapat lahan di sana. Ini skemanya bagaimana belum diketahui,” ujarnya.