Soal Mudik, Menteri Kesehatan Minta Masyarakat Tunda Mobilitas
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta agar masyarakat menunda dulu mobilitasnya, tidak bepergian lebih dulu, termasuk mudik saat Lebaran.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Masyarakat kembali diminta tidak bepergian, terutama saat mudik Lebaran 1442. Setidaknya, hal itu dilakukan sampai proses vaksinasi selesai digelar.
Hal tersebut dikatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di sela-sela kegiatan vaksinasi kiai dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Sebelumnya, dia sempat melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menurut Budi, setiap libur panjang, biasanya diikuti dengan peningkatan kasus penularan Covid-19 mencapai 30-40 persen. ”Setelah libur panjang, naiknya bisa sampai 50.000-an. Kalau kita lihat di seluruh dunia, 20 persen masuk rumah sakit, 80 persen sembuh sendiri,” katanya.
”Jadi, arahan dari beliau (Menko Perekonomian) mumpung lagi turun (angka kasusnya), kita disarankan jangan grusa-grusu. Kalau bisa, ditahan dulu mobilitasnya. Di rumah dulu, jangan terlalu jauh jalan-jalannya,” ujarnya.
Menurut Budi, jika tahun ini kasus Covid-19 di Indonesia tidak naik lagi, pandemi bisa dikendalikan. ”Sekarang sudah mulai turun, sudah bagus. Kita tidak naik lagi seperti negara Eropa. Tapi, jangan sampai kita lakukan naik lagi. Kalau naik lagi kita capek,” ucapnya.
Terkait vaksinasi, Budi mengatakan, selama Januari-Februari sudah ada 3 juta orang yang divaksin. Saat ini, Indonesia sudah masuk tahap kedua. Hingga Juni 2021, ditargetkan 38 juta orang dengan jumlah target 181,5 juta orang dalam kurun waktu setahun.
”Jadi, kita beruntung AstraZeneca yang kita dapat ini gratis dibantu Unicef dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Sudah dapat 11,7 juta dosis. Rencana sampai akhir tahun bisa sampai 54 juta dosis. Ini kita pakai untuk suntik buat seluruh rakyat,” katanya.
Salah satu penyuntikan vaksin AstraZeneca dilakukan di Kota Kediri. Ada 200 kiai dan santri dari total 35.000 santri di Ponpes Lirboyo yang mendapat vaksin itu. Santri lainnya dijadwalkan ikut vaksinasi selanjutnya. Ikut hadir pada kegiatan ini, antara lain, perwakilan dari Unicef dan WHO serta para pengasuh Ponpes Lirboyo.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, santri Lirboyo tidak hanya berasal dari Kota Kediri. Sebagian besar berasal dari luar daerah. Di Kota Kediri, kini ada lebih kurang 45.000 santri.
Vaksinasi di Kota Kediri hingga kini mencapai hampir 15.000 orang. Jumlah ini baru 66 persen dari sasaran sebanyak 23.000 petugas pelayanan publik dan 18.000 warga lanjut usia.
”Kami bersyukur Pak Menteri (Kesehatan) memberikan vaksin cukup besar. Dan, menurut rencana, proses vaksinasi terhadap santri dan kiai sudah selesai sebelum puasa,” katanya.
Sementara itu, pihak Ponpes Lirboyo mengatakan, sejauh ini belum tahu berapa banyak santri yang berusia di atas 18 tahun, tetapi diperkirakan jumlahnya mencapai 20.000 orang. ”Yang guru sebagian sudah divaksin kemarin dan hari ini. Kalau yang santri belum,” ujar juru bicara Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid.
Menurut Abdul Muid, semua santri akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kiainya. Apalagi keputusan Bahlul Masail Nahdlatul Ulama menyatakan, vaksin AstraZaneca halal dan aman.