Kota Blitar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka TK-SMP
Siswa yang masuk pada pembelajaran tahap pertama ini dibatasi hanya untuk kelas 1 dan 4 SD. Sedangkan untuk SMP hanya kelas 7.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS-Sebagian siswa tingkat TK-SMP di Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (22/3/2021), mulai mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah secara bertahap dan terbatas. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah siswa hanya 50 persen dari kapasitas.
Ada 58 sekolah yang mulai menggelar pembelajaran tatap muka dari total 162 sekolah di Kota Blitar, terdiri atas 15 TK, 28 SD, dan 15 SMP. Adapun tingkat SMA sudah melakukan pembelajaran tatap muka secara bertahap lebih dulu sejak beberapa waktu lalu sesuai kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, Syamsul Hadi, mengatakan, selain TK, siswa yang masuk pada pembelajaran tahap pertama ini dibatasi hanya untuk kelas 1 dan 4 SD. Sedangkan untuk SMP hanya kelas 7.
Penentuan kelas didasarkan alasan karena sejak masuk siswa di kelas tersebut belum pernah berjumpa dengan guru dan teman mereka. “Ini dilakukan sebagai langkah pendekatan komunikasi sekaligus penanaman pendidikan karakter,” ujar Syamsul.
Menurut dia penentuan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar diatur oleh masing-masing sekolah. Selain membatasi jumlah siswa, durasi waktu belajar juga dibatasi maksimal hanya empat jam tanpa istirahat.
Adapun untuk menjamin keberlangsungan proses belajar, tiap sekolah membentuk satuan tugas. Mereka bertugas memantau aktivitas, termasuk penegakan protokol kesehatan para siswa.
Menurut Syamsul uji coba ini akan dievaluasi setelah sepekan berjalan. Sedangkan bagi siswa yang tidak melakukan tatap muka, tetap mengikuti pembelajaran secara daring. Dinas Pendidikan Kota Blitar sendiri terus berkoordinasi dengan Satuan Tugas Covid-19 setempat.
Disinggung apa yang melatarbelakangi pembelajaran tatap muka ini, Syamsul menjelaskan pada Januari lalu Kota Blitar sudah masuk zona kuning dan diperkenankan untuk pembelajaran tatap muka. Namun dalam perkembangannya ada peningkatan kasus sehingga kegiatan itu urung dilakukan.
“Semua sekolah sudah kita persiapkan, siap semua. Dengan adanya imbauan dari Menteri yang memerkenankan tatap muka pada tahun ajaran baru, akhirnya kita siapkan untuk mewujudkan itu,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga menerima aspirasi masyarakat. Masing-masing sekolah kemudian melakukan survei dan hasilnya 95 persen orangtua menghendaki pembelajaran tatap muka.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Kepala SMPN 1 Kota Blitar Bidang Kesiswaan, Akhiyadi, mengatakan tidak ada kendala selama proses belajar. Jumlah siswa yang ikut proses pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Kota Blitar separo dari total siswa kelas 7 yang mencapai 274 anak.
“Kendala tidak ada. Para siswa terus kami pantau, termasuk saat pulang agar mereka tidak berkerumun dengan sesama teman. Para guru dan satgas memantau mereka. Siswa rata-rata juga sudah membawa masker dari rumah meski pihak sekolah juga sudah menyiapkan,” ucapnya.
Menurut Akhiyadi pihaknya membagi dua kelompok siswa yang mengikuti belajar tatap muka, masing-masing akan mengikuti kegiatan tersebut selama satu pekan secara bergantian. Sedang untuk siswa yang tidak mengikuti tatap muka dan kelas 8 dan 9 tetap mengikuti pembelajaran secara daring.