Hendak Menyita Orangutan, Petugas Diserang Organisasi Kepemudaan
Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dan organisasi mitra konservasi diserang anggota organisasi kepemudaan saat hendak menyita orangutan di Kota Binjai. Kaca mobil mereka pecah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BINJAI, KOMPAS – Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dan organisasi mitra konservasi diserang anggota organisasi kepemudaan saat hendak menyita orangutan di Kota Binjai, Sumatera Utara, Senin (22/3/2021). Kaca mobil mereka pecah dan sempat dikejar belasan orang. Petugas selamat dan tak ada yang terluka setelah menyelamatkan diri ke markas Brimob Binjai.
"Ia benar, petugas yang hendak menyita orangutan diserang oknum organisasi kepemudaan. Kronoligis lengkapnya akan kami sampaikan lagi," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya (BBKSDA) Sumut Teguh Setiawan.
Penyerangan terjadi saat petugas dari BBKSDA Sumut dan lembaga mitra konservasi melakukan operasi penyitaan orangutan di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai. Mereka melakukan upaya persuasif dengan meminta orang yang memelihara orangutan tersebut menyerahkan sarwa dilindungi itu dengan sukarela.
Teguh menyatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan keterangan lengkap tentang kasus penyerangan itu. Identitas orang yang memelihara orangutan itu pun belum bisa disampaikan.Orang tersebut diduga merupakan anggota organisasi kepemudaan setempat.
Anggota mitra konservasi yang ikut dalam operasi penyitaan itu, yang tidak ingin disebut namanya, mengatakan, mereka sempat berdebat saat hendak menyita orangutan dari seseorang di Kelurahan Tanah Merah. Orang yang memelihara orangutan tersebut sempat mengeluarkan kata-kata kasar dan ancaman kepada petugas yang berjumlah sekitar delapan orang.
Menurut anggota mitra konservasi itu, BBKSDA Sumut datang dengan surat tugas yang lengkap. Penyitaan itu dilakukan setelah petugas mendapat adanya informasi tentang keberadaan orangutan yang dipelihara warga di Kota Binjai. Meskipun petugas sudah menunjukkan surat tugas, orang tersebut tetap bersikeras tidak mau menyerahkan orangutan itu.
“Karena orang yang memelihara orangutan itu bersikeras dan sudah mengancam, kami memutuskan untuk pulang,” katanya.
Namun, setelah beberapa saat berjalan, petugas BBKSDA Sumut dan mitra konservasi yang terbagi di dalam empat mobil itu dikejar oleh delapan orang yang mengendarai empat sepeda motor. Mereka pun mendekati mobil petugas dan melemparinya dengan batu. Dua mobil pun mengalami kaca pecah.
Dua mobil pun mengalami kaca pecah.
Tidak berhenti sampai disitu. Delapan orang tersebut pun tetap mengejar petugas dan melemparinya. Empat mobil itu melaju kencang dan masuk ke markas Brimob Detasemen A Polda Sumut, Binjai. Anggota organisasi kepemudaan yang mengejar mereka pun sempat menunggu di luar markas Brimob.
Para petugas BBKSDA tersebut pun akhirnya bisa keluar setelah dikawal oleh anggota Brimob. Penyerangan tersebut pun sangat disesalkan karena menyerang wibawa negara dalam melakukan penindakan dan penyelamatan satwa dilindungi.
Ancaman orangutan
Hingga kini, orangutan sumatera masih terus mengalami ancaman perburuan, perdagangan satwa, dan kerusakan habitat. Munculnya kesenangan sebagian orang memelihara orangutan pun membuat perburuan dan perdagangan ilegal masih terus terjadi.
Populasi orangutan Sumatera pun terus menurun dan kini hanya tinggal sekitar 14.000 ekor. Populasi itu menurun drastis dibandingkan pada awal 1900-an yang mencapai lebih dari 100.000 ekor.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Binjai Ajun Komisaris Siswanto Ginting mengatakan, mereka telah mendapat informasi tentang penyerangan petugas BBKSDA Sumut itu. Namun, penyerangan itu belum dilaporkan ke kepolisian.
"Petugas BBKSDA sudah kembali ke Medan untuk melaporkan lebih dulu peristiwa itu ke atasannya," ujar Siswanto.