Merajut Asa Para Pemburu Berita
Sebagai seorang jurnalis yang lebih dulu tahu tentang virus SAR-CoV-2, tidak sepantasnya ia tertular karena ketat menjalankan prokes. Terguncang hatinya ketika hasil tes usap menyatakan dirinya terjangkit Covid-19.
Selama pandemi berlangsung, telah puluhan jurnalis di Sumatera Selatan terpapar Covid-19. Merekapun menyambut gembira ketika mendapat kesempatan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Hadi (31), seorang fotografer dari sebuah media lokal di Sumatera Selatan, tampak sibuk mengambil gambar perserta vaksinasi dengan kamera DSLR-nya di RSUD Siti Fatimah Palembang, Minggu (14/3/2021). Obyek fotonya tidak lain rekan sesama wartawan yang kala itu tengah divakasinasi.
Tak lama berselang, namanya terdengar dari pengeras suara, barulah ia meletakkan kameranya di tas dan bergegas mengikuti sejumlah tahapan. Tiba saatnya Hadi divaksinasi bersama dengan 230 wartawan se- Kota Palembang.
Diawali dengan mendatangi meja pendaftaran untuk menyampaikan biodatanya, Hadi kemudian berpindah ke meja pemeriksaan. Di sana, ia menjalani pemeriksaan tekanan darah, dan berlanjut ke tahapan wawancara. Sejumlah pertanyaan digelontorkan padanya, termasuk apakah dia pernah menderita Covid-19 sebelumnya? Dan, Hadi menjawab, ”Pernah.”
Hadi memang seorang penyintas Covid-19, dia terjangkit virus itu sekitar Mei 2020. Bermula dari sejumlah gejala yang dialaminya, seperti sesak napas, hilang rasa penciuman, dan demam. Karena kondisi tubuh yang tak kunjung membaik, dia pun memeriksakan diri ke rumah sakit.
Alangkah terkejutnya ketika hasil rontgen menunjukkan adanya pelak di paru-paru. Kian terguncang hatinya ketika hasil tes usap menyatakan dirinya terjangkit Covid-19.
Hadi tidak pernah membayangkan dirinya bisa terjangkit. Sebagai seorang jurnalis yang lebih dulu tahu tentang virus SAR-CoV-2, tidak merasa tidak sepantasnya dia tertular. Apalagi semua hal yang dinilai bisa menangkal virus itu sudah ia lakukan.
”Setiap meliput, saya selalu menggunakan masker dan membersihkan tangan dengan cairan antiseptik. Bahkan, seusai meliput, saya selalu mandi dan ganti baju sebelum bertemu keluarga,” ujar Hadi.
Kian terguncang hatinya ketika hasil tes usap menyatakan dirinya terjangkit Covid-19.
Namun, entah virus itu datang dari mana, Hadi pun terjangkit juga. Untuk mencegah agar kabar itu tidak meluas, dia hanya memberitahukan kepada orang-orang terdekat, yakni keluarga dan sesama pemburu foto. ”Saya tidak mau banyak bicara karena takut kabar ini diketahui banyak orang. Maklum, saat itu, terjangkit Covid-19 layaknya sebuah aib,” ujarnya.
Baca juga : Rentan Tertular Covid-19, Wartawan di Palembang Divaksin
Beruntung rekan-rekan jurnalis tidak menyudutkan, sebaliknya mereka memberi dukungan penuh. ”Mereka menyediakan makanan dan multivitamin. Ini yang membuat saya bersemangat untuk sembuh,” ucap Hadi. Sekitar sebulan dirawat, Hadi pun sembuh.
Tak ingin terjangkit lagi, Hadi memutuskan untuk mengikuti program vaksinasi tak lama seusai pemerintah mengumumkan vaksinasi untuk wartawan. Untuk meyakinkan diri, dia bertanya kepada seorang kerabatnya yang juga seorang dokter. ”Dia juga menganjurkan untuk vaksinasi walau saya adalah seorang penyintas,” ujar Hadi.
Ketika suntikan itu menembus kulit, Hadi serasa lebih percaya diri dan lebih yakin karena telah terlindungi. ”Sekarang lebih semangat untuk bekerja lagi,” ujar Hadi.
Hal serupa disampaikan RM Soleihin (35), pemimpin redaksi dari sebuah media daring di Sumatera Selatan. Soleihin mengisahkan dirinya juga pernah merasakan gejala sesak napas dan panas tinggi pada Januari 2021.
Baca juga : Seorang Wartawan di Palembang Terjangkit Covid-19 Diduga Tertular Ibunya
Hal ini dia alami ketika mengetahui kedua orangtuanya dinyatakan terjangkit Covid-19. ”Kebetulan ketika ayah dan ibu saya sakit, kami anak-anaknya yang merawat mereka. Di situlah kami menduga kami tertular,” ujar Soleihin. Bahkan, dia menduga Covid-19 yang mendera orangtuanya bukan virus biasa, melainkan varian baru B1.1.7 yang belakangan diketahui sudah ada di Palembang sejak Desember 2020.
Menyadari bahwa profesinya sebagai seorang jurnalis yang akan bertemu banyak orang cukup rentan, Sholeihin memutuskan untuk mengisolasi diri sampai sembuh walau dari hasil pemeriksaan dia tidak dinyatakan terjangkit Covid-19. ”Saya khawatir ketika keluar rumah, banyak orang yang tertular,” ucap Soleihin.
Kini, ketika vaksinasi berlanjut menjangkau para wartawan, kesempatan itu tidak ia lewatkan. ”Saya juga mau memberi contoh kepada orang kalau vaksinasi itu perlu,” ujar Soleihin.
Menjadi contoh adalah harapan dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang memang berharap wartawan bisa menjadi speaker bagi masyarakat untuk mau divaksin. ”Dari sini saya juga tahu kalau wartawan tidak termakan hoaks,” kata Herman.
Memang, sejak vaksinasi pertama di Sumsel mulai berlangsung pada Kamis (14/1/2021), beragam hoaks beredar di tengah masyarakat. Hal yang paling ketara adalah ketika ada seorang dokter meninggal dunia sehari setelah divaksinasi.
Kabar itu kemudian langsung dianulir oleh Polda Sumsel yang kala itu memastikan kematian sang dokter bukan karena vaksin Covid-19, melainkan karena penyakit jantung yang sudah lama ia derita.
Namun, kabar tersebut telanjur beredar, beragam upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kembali minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Dalam upaya itu, wartawan diminta turut menyukseskan vaksinasi.
Rentan
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palembang Prawira Maulana menilai, wartawan merupakan kaum yang rentan tertular ataupun menularkan. ”Apalagi kerap kali kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk menjalani protokol kesehatan,” ucapnya.
Pernyataan itu terbukti ketika wartawan yang menjadi perserta vaksinasi terpaksa berkerumun ketika mendengarkan pernyataan pers dari Gubernur Sumsel Herman Deru walaupun mereka tetap mengenakan masker. Hal ini menjadi gambaran betapa wartawan harus berhadapan dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Akibatnya, ujar Prawira, hingga kini setidaknya ada 20 wartawan di Sumsel yang terjangkit Covid-19. Karena itu, dia mengimbau para wartawan menjaga diri sendiri dalam menjalankan tugas peliputan.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel Firdaus Komar mengapresiasi langkah pemerintah yang menjadikan jurnalis masuk dalam kelompok prioritas vaksinasi. Hanya saja, ia berharap proses vaksinasi pada wartawan dapat menjangkau hingga ke daerah-daerah sehingga kerja jurnalis dapat lebih terlindungi.
Di Sumsel saja ada 1.100 anggota PWI, ujar Firdaus, tentu akan lebih banyak lagi wartawan yang perlu divaksinasi. Proses vaksinasi sudah dilakukan di beberapa daerah di Sumsel, seperti Kota Lubuklinggau, Kota Prabumulih, dan Kota Palembang. ”Semoga dalam waktu dekat semua wartawan bisa divaksinasi,” ucapnya.
Semoga dalam waktu dekat semua wartawan bisa divaksinasi.
Vaksinasi tidak hanya dijalankan di RSUD Siti Fatimah. Vaksinasi di Palembang kembali berlanjut di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Senin (15/3/2021). Di sana ada sekitar 100 wartawan yang divaksinasi.
Bertahap
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel Fery Yanuar menjelaskan, wartawan merupakan bagian dari petugas pelayan publik yang menjadi prioritas vaksinasi.
Hingga kini, petugas pelayan publik yang telah divaksinasi mencapai 35.440 (8,6 persen) orang. Jumlah ini masih jauh dari keseluruhan sasaran petugas pelayan publik di Sumsel yang berjumlah 1.159.481 orang. Adapun vaksinasi untuk tenaga kesehatan mencapai 43.731 orang (89,23 persen) dan kaum lanjut usia 11.088 orang (1,54 persen).
Dengan cakupan ini, ujar Fery, diharapkan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan, warga lansia, dan petugas pelayan publik dapat diselesaikan pada Mei atau Juni 2021. Namun, target tersebut masih sangat bergantung pada ketersediaan vaksin.
Pada Rabu (17/3/2021), ujar Fery, ada 30.950 vial atau sebanyak 309.500 dosis vaksin yang akan dikirim oleh PT Bio Farma ke Sumatera Selatan. Dengan penambahan ini, diharapkan proses vaksinasi dapat semakin cepat sehingga terbentuk kekebalan komunal.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustina menuturkan, vaksinasi ini diharapkan dapat melindungi jurnalis dari risiko terpapar Covid-19. Apalagi saat ini sudah ada virus korona varian baru B.1.1.7. ”Dengan vaksinasi dan tetap menjalani protokol kesehatan, diharapkan virus jenis baru ini tidak meluas,” ucapnya.
Untuk vaksinasi tahap berikutnya, lanjut Fitrianti, Pemerintah Kota Palembang akan berfokus pada guru di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMP. ”Ada sekitar 17.000 tenaga pengajar di Palembang yang akan divaksinasi,” ucapnya. Dengan begitu kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka dapat segera berlangsung paling tidak pada Juli 2021.
Vaksinasi juga akan terus berlanjut ke kelompok masyarakat lain. ”Kami berharap, pada tahun 2022, dari 1,6 juta warga Palembang yang menjadi sasaran vaksinasi, sebanyak 1,1 juta di antaranya bisa divakasinasi,” ucapnya.
Dengan begitu, segala aktivitas berjalan normal lagi, sama seperti Hadi ataupun Shoilehin yang berharap setelah vaksinasi dapat berburu berita lagi tanpa khawatir terjangkit virus korona kembali.