Bus Wisatawan Masuk Jurang di Aceh Tengah, Dua Tewas
Bus rombongan wisatawan terjun bebas ke jurang saat pulang dari obyek wisata Pantan Terong di Aceh Tengah. Jalan ke obyek wisata dinilai tidak aman bagi pengendara. Jalan menanjak, tetapi pagar pembatas tidak tersedia.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sebuah minibus yang mengangkut wisatawan jatuh ke jurang di lokasi wisata Pantan Terong, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Minggu (21/3/2021). Dua penumpang tewas dan 11 luka-luka. Pemerintah daerah diminta memperbaiki fasilitas keselamatan di lokasi wisata.
Puncak Pantan Terong terletak di ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut. Dari puncak itu, wisatawan dapat menikmati keindahan danau dan panorama alam Aceh Tengah.
Namun, jalan menuju ke puncak menanjak dan berkelok-kelok. Di beberapa titik kemiringan jalan mencapai 40 derajat. Sementara tidak tersedia pembatas jalan yang memadai di sepanjang jalan yang kiri dan kanannya terhampar perkebunan kopi warga itu.
Minggu siang, dua minibus rombongan wisatawan yang merupakan grup ibu-ibu pengajian dan arisan dari Kota Langsa turun dari Puncak Pantan Terong. Satu bus diduga mengalami rem blong dan terjun bebas di perkebunan kopi.
Dua penumpang yang tewas adalah Erna (60) dan Erni Agustina (51). Mereka meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara belasan korban yang lain dirawat di Rumah Sakit Daerah Aceh Tengah Datu Beru.
Direktur Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Dicky Sondany mengatakan, penyelidikan kecelakaan tengah dilakukan mulai dari kondisi kendaraan, pengendara, pemilik perusahaan bus, dan fasilitas jalan.
”Apabila ditemukan unsur kelalaian dari pemilik kendaraan, selain sopir, maka pimpinan perusahaan atau pemilik kendaraan dapat dijadikan tersangka,” kata Dicky.
Dicky mengatakan, perlu dipasang pagar pembatas agar jika terjadi kecelakaan, kendaraan tidak langsung terjun ke jurang. Dicky juga mengingatkan warga untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima saat hendak menuju ke Pantan Terong.
Menurut pakar transportasi dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Profesor Sofyan Saleh jalan menuju obyek wisata Pantan Terong tidak aman bagi pengendara. Jalan menanjak, tetapi pagar pembatas tidak tersedia.
”Kasus kecelakaan di sana sudah sering, harusnya ada kebijakan peningkatan keamanan, jangan hanya mengundang wisatawan,” kata Sofyan.
Kasus kecelakaan itu, lanjut Sofyan, harus diaudit tuntas dalam tiga hal, pertama faktor manusia, kedua kondisi kendaraan, dan ketiga fasilitas keamanan. ”Harus diselidiki penyebab kecelakaan agar menjadi pelajaran bagi para pihak, baik pemerintah, pengelola bus, maupun warga pengguna jasa,” kata Sofyan.
Sofyan mengingatkan banyak obyek wisata di Aceh Tengah tidak dilengkapi fasilitas keamanan yang layak. Jalan di sekelilingi danau dan obyek wisata di tepi danau juga tidak dilengkapi pagar pembatas. Sofyan berharap kasus itu menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki fasilitas pariwisatanya.
Kasus itu menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki fasilitas pariwisatanya. (Sofyan Saleh)
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Aceh Tengah Jumadil mengatakan, pagar pembatas di jalan menuju ke Pantan Terong baru dipasang pada titik yang sangat rawan. Setelah kejadian itu, pihaknya akan berupaya memperbanyak fasilitas keamanan.
”Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat untuk membantu peningkatan fasilitas keamanan di jalan Pantan Terong,” kata Jumadil. Ia juga meminta wisatawan yang ingin ke Pantan Terong harus memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik.