Sumsel Siapkan GeNose C19 untuk Periksa Pemudik Lebaran
Polda Sumsel mendatangkan GeNose C19. Alat pendeteksi dini Covid-19 itu juga akan dipakai untuk memeriksa pemudik yang masuk wilayah Sumsel.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — RS Bhayangkara Mohamad Hasan, Palembang, Sumatera Selatan, menyediakan tiga unit GeNose C19 sebagai alat pendeteksi dini Covid-19, baik untuk anggota kepolisian maupun masyarakat umum. Menjelang arus mudik Lebaran, jumlah GeNose C19 akan ditambah untuk memeriksa kesehatan pemudik yang masuk ke wilayah Sumsel.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri, seusai meresmikan empat fasilitas kesehatan di RS Bhayangkara Mohamad Hasan, Jumat (19/3/2021), menerangkan, alat ini didatangkan sebagai sistem deteksi dini untuk mencegah penularan Covid-19 di wilayah Sumatera Selatan.
”Memang jumlah kasus aktif di Sumsel sudah berkurang dengan rata-rata kasus per hari di bawah 50 kasus. Namun, masih ada kecamatan yang zona merah. Dengan alat ini, diharapkan dapat meminimalkan risiko penularan,” ucapnya.
Tidak hanya di RS Bhayangkara, alat temuan Universitas Gadjah Mada ini juga akan ditempatkan di sentra-sentra pelayanan publik, seperti di Direktorat Lalu Lintas, agar petugas pelayanan publik dan masyarakat dapat terlindungi. ”Namun, alat ini hanya sebagai sistem pendeteksi dini. Kepastiannya tentu harus ditindaklanjuti dengan tes usap,” kata Eko.
Eko mengklaim, GeNose C19 ini adalah yang pertama di Sumatera Selatan. Bahkan, di kalangan RS Bhayangkara, ini adalah yang pertama di Indonesia. ”Sekarang kami sedang fokus melatih petugas yang mengoperasikan alat ini,” ujar Eko.
Dalam kesempatan tersebut, petugas mempraktikkan penggunaan alat seharga Rp 85 juta itu dengan mengambil sampel beberapa pengunjung. Mereka diminta mengembuskan udara dalam tarikan napas ketiga ke kantong yang sudah disiapkan. Kemudian, sampel udara tersebut dideteksi menggunakan GeNose C19.
Dalam jangka waktu kurang dari lima menit, alat tersebut sudah bisa mendeteksi apakah positif atau negatif Covid-19. Jika hasilnya positif, petugas menyarankan agar orang itu segera melakukan isolasi mandiri atau menjalani tes usap.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menuturkan, berdasarkan kesepakatan dengan Kapolda Sumsel, pada angkutan mudik Lebaran tahun ini, GeNose C19 akan ditambah. Alat itu ditempatkan di sejumlah perbatasan dan pintu masuk di Sumsel, baik di tol maupun jalan arteri. ”Setiap orang yang masuk ke Sumsel harus melalui skrining (pemeriksaan awal) terlebih dahulu,” katanya.
Untuk merealisasikannya, ujar Lesty, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait sehingga pendeteksian dengan GeNose C19 bisa segera terwujud di seluruh kawasan yang dianggap rawan. Alat ini diharapkan dapat meminimalkan risiko penularan dari orang yang datang ke Sumatera Selatan.
Kepala RS Bhayangkara Mohamad Hasan Ajun Komisaris Besar dr Wahono Edhy Prastowo menerangkan, untuk mengejar masa angkutan mudik Lebaran, pihaknya berusaha mendatangkan lagi alat GeNose C19 ke Sumsel. ”Sekarang baru ada tiga unit, menjelang mudik Lebaran akan ditambah menjadi lebih dari 10 unit,” ucapnya.
Namun, hal itu tidak mudah karena alat ini sudah menjadi rebutan banyak provinsi di Indonesia. Menurut dia, alat ini akan sangat berguna mendeteksi penyebaran Covid-19 karena cara kerjanya cukup singkat, yakni hanya 2-5 menit.
Skema yang akan dilakukan adalah setiap warga yang masuk ke Sumsel di sejumlah pintu masuk, seperti tol, diminta menjalani pemeriksaan dengan GeNose C19. Jika positif, mereka diminta untuk isolasi mandiri atau menjalani tes usap. ”Tingkat keakuratan alat ini 86-95 persen. Karena itu, tetap harus melalui pemeriksaan PCR,” ujar Wahono.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengizinkan masyarakat Sumsel untuk mudik Lebaran karena proses vaksinasi sudah mulai dilakukan. ”Tidak masalah mereka bersilaturahmi, asal dengan protokol kesehatan yang ketat,” ucapnya.