Sedikitnya delapan terduga teroris ditangkap secara terpisah di sejumlah tempat di Sumatera Utara. Polisi masih terus menyisir jaringan kelompok itu yang diduga berada di Kota Medan, Deli Serdang, dan Tanjungbalai.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sedikitnya delapan terduga teroris ditangkap secara terpisah di sejumlah tempat di Sumatera Utara. Polisi masih terus menyisir jaringan kelompok itu yang diduga berada di Kota Medan, Deli Serdang, Langkat, dan Tanjungbalai.
”Hari ini, Polda Sumut bersama Detasemen Khusus 88 menangkap delapan terduga teroris di Kota Medan dan sekitarnya serta di Kota Tanjungbalai,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi, Jumat (19/3/2021).
Hadi mengatakan, delapan terduga teroris semuanya ditangkap dari tempat berbeda di sekitar rumah masing-masing. Dua terduga teroris ditangkap di Kota Tanjungbalai. Enam orang lainnya ditangkap di Medan dan kawasan sekitarnya, yakni Deli Serdang dan Langkat.
Salah seorang terduga teroris ditangkap di dekat rumahnya di Perumahan Graha Deli Permai, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang, Jumat sekitar pukul 05.30.
Agus Setiawan (51), warga Graha Deli Permai, mengatakan, ia melihat salah seorang terduga teroris yang mereka kenal dengan nama Sujarwo alias Tono, ditangkap tim dari Polda Sumut dan Densus 88. ”Kami baru pulang shalat Subuh bersama di masjid di dekat rumah,” kata Agus.
Agus mengatakan, Sujarwo pulang shalat Subuh menggunakan sepeda motor bersama anak laki-lakinya berusia sekitar sembilan tahun. Sebuah mobil langsung mendahuluinya dan memepet sepeda motornya. Petugas yang mengenakan pakaian preman langsung memiting Sujarwo.
”Sujarwo sempat melawan, tetapi langsung dijatuhkan petugas,” kata Agus.
Kami pikir penagih utang. (Agus Setiawan)
Agus mengatakan, beberapa mobil langsung muncul dan mengepung Sujarwo. Ia pun langsung diangkat masuk ke kabin mobil. ”Kami sempat mempertanyakan, kami pikir penagih utang. Namun, setelah dijelaskan dari kepolisian, kami persilakan mereka melakukan semua prosesnya,” kata Agus.
Setelah Sujarwo ditangkap, kata Agus, petugas menggeledah rumahnya. ”Petugas membawa beberapa barang, seperti panah, set pisau lempar, serta beberapa buku dan kertas,” kata Agus.
Agus mengatakan, Sujarwo bersama seorang istri dan tiga anaknya sudah delapan bulan mengontrak rumah di kompleks itu. Sujarwo sehari-hari menjual keripik berkeliling dengan mobil. ”Hampir setiap hari kami shalat Subuh bersama. Namun, kami tidak pernah mengobrol. Kami sangat terkejut dia disebut terduga teroris,” katanya.
Ibu-ibu tetangga Sujarwo juga mengatakan, mereka tidak pernah bersosialisasi dengan keluarga Sujarwo. Tiga anak-anaknya juga dilarang bermain dengan anak yang lain di kompleks itu. Sepengetahuan mereka, Sujarwo berasal dari Jawa. Sementara istrinya merupakan warga Kota Medan.
Kepala Lingkungan di Kelurahan Pahang, Kota Tanjung Balai, Syafrizal mengatakan, ia dipanggil polisi untuk menyaksikan penggeledahan rumah salah seorang terduga teroris. ”Polisi menyita empat buku tabungan, bukti transfer uang, samurai, dan selongsong peluru,” katanya.
Sejauh ini belum ada keterangan dari jaringan mana para terduga teroris itu.