Pasokan Vaksin Terbatas, Jabar Tetap Targetkan Pembelajaran Tatap Muka di Juni 2021
Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membuka pembelajaran tatap muka pada Juni 2021 jika seluruh guru telah divaksin. Namun, sejumlah daerah masih kekurangan vaksin.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 untuk guru di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021).
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membuka pembelajaran tatap muka pada Juni 2021 jika semua guru telah divaksin dan tidak ada zona merah penyebaran Covid-19. Namun, target itu rentan meleset karena hingga kini beberapa daerah masih kekurangan vaksin.
”Saat rapat Senin (15/3/2021), Pak Gubernur (Ridwan Kamil) sudah memberikan izin kepada insan-insan pendidikan untuk melaksanakan sekolah tatap muka bulan Juni,” kata Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum di sela-sela kunjungannya ke Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/3/2021).
Adapun syarat pembukaan kembali sekolah, antara lain, semua guru dan tenaga kependidikan telah divaksin. Uu tidak menyebutkan berapa jumlah total guru dan tenaga kependidikan di Jabar yang harus diimunisasi. Pihaknya juga belum bisa memastikan vaksinasi terhadap siswa.
Pembukaan sekolah juga harus mempertimbangkan risiko penyebaran Covid-19 di daerah tersebut. Jika terdapat zona merah, pembelajaran tatap muka dibatalkan. ”Hari ini, Jabar semakin hebat. Seperti Kabupaten Cirebon juga. Sudah tidak ada desa yang merah, hanya mungkin RT dan RW,” katanya.
Meski demikian, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat 17 kabupaten/kota di Jabar sebagai daerah dengan risiko penyebaran Covid-19 sedang atau zona oranye. Artinya, tidak menutup kemungkinan daerah tersebut masuk ke zona merah Covid-19. Apalagi, kasus positif Covid-19 terus meningkat.
KOMPAS/DWI DOANG
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum di sela-sela kunjungannya ke Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/3/2021).
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar hingga Kamis sore, kasus positif mencapai 235.990 orang. Sebanyak 2.811 warga di antaranya meninggal dan 28.983 orang lainnya masih menjalani isolasi. Adapun warga yang menjalani tes usap sebanyak 890.346 orang.
Menurut Uu, penghentian pembelajaran tatap muka hampir setahun terakhir telah berdampak pada peserta didik. ”Banyak anak-anak kecanduan gadget. Akhirnya, pemikiran dan karakternya terganggu seperti yang saya temui di rumah sakit jiwa. Bukan dilarang menggunakan HP (handphone), melainkan harus sesuai kegunaannya,” ujarnya.
Kalau vaksinnya ada, kami optimistis semua guru bisa divaksin sebelum Juni 2021.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi akan mengikuti aturan dari Pemprov Jabar terkait pembukaan kembali sekolah. Pihaknya telah menginstruksikan dinas kesehatan untuk memberikan vaksin kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Cirebon, terdapat 13.060 guru dan 13.760 tenaga kependidikan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua. ”Kalau vaksinnya ada, kami optimistis semua guru bisa divaksin sebelum Juni 2021,” ujarnya.
KOMPAS/DWI DOANG
Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 untuk guru di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021).
Eni mengakui, kurangnya pasokan vaksin dari pemerintah pusat menjadi kendala percepatan vaksin. Vaksinasi tahap kedua untuk pelayan publik, termasuk guru, di Cirebon menyasar 158.605 orang. Hingga awal pekan ini, sekitar 15.000 orang telah mendapatkan vaksin.
Pihaknya telah mengajukan tambahan 85.299 dosis vaksin tambahan lagi melalui Pemprov Jabar untuk sasaran 42.649 orang. ”Namun, berapa vaksin yang dikasih, kami tidak tahu. Semoga minggu depan vaksinnya datang,” katanya.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Petugas mengecek tekanan darah calon penerima vaksin Covid-19 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021).
Kondisi kekurangan vaksin juga terjadi di Kabupaten Kuningan. Dari sasaran vaksinasi tahap kedua sejumlah 29.171 orang, vaksin yang tersedia hanya cukup untuk 7.400 orang.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Fahriza Marta Tanjung mengatakan, kekebalan komunitas sulit tercapai jika hanya guru yang divaksin, sedangkan siswa tidak. Padahal, rata-rata rasio guru dan murid mencapai 1:17 dengan pembelajaran tatap muka secara bergantian pun rasio guru dan murid rata-rata masih 1:8,5 (Kompas, 18/3/2021).
Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 untuk guru di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021). Sekitar 309 kiai, ustaz, guru, dan tenaga kependidikan menjadi sasaran vaksinasi dalam kesempatan itu.