Karawang Siapkan Lahan 20 Hektar untuk Minimalkan Banjir di Cikampek
Lahan seluas 20 hektar disiapkan oleh Pemerintah Daerah Karawang untuk meminimalkan dampak banjir akibat luapan sungai yang melanda sebagian Kecamatan Cikampek.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Lahan seluas 20 hektar tengah disiapkan Pemerintah Daerah Karawang guna meminimalkan dampak banjir di sebagian Kecamatan Cikampek. Sejumlah upaya dan solusi lainnya juga dilakukan agar musibah ini tidak terulang setiap musim hujan.
Pada Februari 2021, cuaca ekstrem selama beberapa hari memicu sejumlah sungai yang berhilir di Karawang meluap. Akibatnya, 15 dari total 30 kecamatan di Karawang terdampak banjir.
Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Cikampek. Banjir di kecamatan ini disebabkan luapan Sungai Cikaranggelam yang berhulu di Purwakarta. Salah satu kawasan yang kerap kali terendam banjir adalah Perumahan Bumi Mutiara Indah (BMI) Dawuan.
Rabu (17/3/2021), Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh meninjau lokasi lahan yang nantinya bakal jadi area serapan banjir di sekitar Sungai Cikaranggelam. Daerah itu ada di kawasan industri Bukit Indah City, perbatasan Karawang dan Purwakarta. Kawasan ini berdekatan dengan Bendung Kamojing.
Ke depan, pihaknya berencana menjadikan bendung ini sebagai waduk. Upaya penanggulangan banjir, disebut Aep, memerlukan kerja sama berbagai pihak. ”Lahannya milik Perum Jasa Tirta II. Kami masih terus pantau kondisinya,” katanya.
Langkah penanganan ini merupakan tindak lanjut dari hasil diskusi koordinasi bersama antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, awal Februari 2021, di Perumahan BMI Dawuan, Cikampek.
Saat itu, Cellica memaparkan sejumlah permasalahan yang menjadi penyebab banjir tahunan di Cikampek. Beberapa di antaranya pendangkalan Bendung Kamojing dan sampah di bagian sifon Sungai Cikaranggelam. Sifon adalah pipa atau bangunan saluran air yang dibangun di bawah aliran sungai.
Selama ini, pihaknya berupaya mengeruk dan menormalkan Sungai Cikaranggelam secara berkala. Pada saat musim hujan dan banjir, langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi potensi banjir sehingga bisa surut cepat dan antisipasi banjir susulan. Kepada Gubernur, Cellica mengusulkan agar perbaikan sifon bisa segera dilakukan.
Terkait ini, Kamil mengatakan, sejumlah proyek infrastruktur untuk mengatasi banjir yang terjadi di daerah pantura Jabar tengah dilakukan. Meski belum rampung, Kamil optimistis, ke depan, proyek tersebut akan berdampak baik untuk mengurangi potensi banjir. Kamil meminta Balai Besar Wilayah Sungai Citarum untuk memperbaiki tanggul di Subang dan pengerjaan pembesaran saluran di bawah air sungai di Karawang.
Saat ini, Bendungan Sadawarna di Kecamatan Cibogo, Subang, masih dalam tahap pembangunan. Rencana pembangunan bendungan lainnya terletak di Cipunegara (Subang) dan Cibeet (Bogor). Keduanya mendesak dibangun agar bisa mengurangi potensi banjir di daerah Karawang, Subang, dan Bekasi.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri menyebutkan telah mengajukan kajian penanganan banjir sejak 2019. Solusi jangka panjang yang diusulkan adalah pembangunan bendung di beberapa sungai.
Infrastruktur ini, menurut dia, sangat penting untuk mengendalikan air yang akan mengalir ke Karawang. Pihaknya juga rutin melakukan pengerukan sedimentasi dan sampah yang terjadi di sepanjang sungai. ”Kami bakal membangun sejumlah sodetan di beberapa sungai untuk mencegah banjir,” katanya.