Kunjungan Wisatawan di DIY Terdongkrak Dua Hari Libur Keagamaan
Kunjungan wisatawan pada libur hari raya keagamaan, pekan lalu, di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat. Pelancong dinilai mulai merasa aman dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi pelaku wisata.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan peningkatan kunjungan wisatawan pada libur hari raya keagamaan, pekan lalu, yakni Isra Miraj dan Nyepi. Para pelancong dinilai mulai merasa lebih aman dengan penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi bagi para pelaku wisata.
Menurut data Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kunjungan wisatawan mencapai 27.000 orang pada hari raya Isra Miraj, Kamis (11/3/2021). Angka kunjungan kembali naik menjadi 31.000 orang pada hari raya Nyepi, Minggu (14/3/2021). Peningkatan terhitung tinggi mengingat angka kunjungan wisatawan beberapa bulan terakhir hanya 3.000-7.000 orang per hari.
”Jadi, pada dua hari itu (Isra Miraj dan Nyepi) menjadi yang paling tinggi selama tahun 2021,” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo saat dihubungi, Senin (15/3/2021).
Singgih menduga peningkatan kunjungan disebabkan meningkatnya rasa percaya diri masyarakat untuk berwisata di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dipengaruhi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terhadap pelaku wisata pada awal Maret ini. Di sisi lain, pihaknya menilai wisatawan sudah semakin sadar untuk menerapkan protokol kesehatan ketat saat berwisata.
Pantai menjadi destinasi favorit wisatawan pada dua libur hari raya tersebut. Tidak hanya terkonsentrasi pada satu pantai, wisatawan menyebar di Pantai Parangtritis, di Kabupaten Bantul, hingga beberapa pantai lain di sepanjang pesisir Kabupaten Gunung Kidul.
”Pantai menjadi favorit. Dari sisi rekomendasi, kan, disarankan agar berwisata di outdoor (luar ruang). Outdoor activity termasuk wilayah pantai dan pegunungan. Ini perlu didorong agar ke sana mengingat risiko penyebarannya kecil,” kata Singgih.
Singgih menyebutkan, sejauh ini, wisatawan yang datang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Durasi wisata berbeda-beda. Wisatawan dari DIY dan sekitarnya cenderung berwisata hanya satu hari. Berangkat pagi hari lalu pulang sore atau malam harinya. Berbeda dengan wisatawan yang daerah asalnya lebih jauh dari DIY. Mereka biasanya menginap beberapa hari.
Peningkatan kunjungan wisata selaras dengan kenaikan okupansi hotel di DIY. Berdasarkan catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, rata-rata harian tingkat okupansi hotel di DIY selama pandemi 15-20 persen per hari.
Namun, angka tersebut naik menjadi 20-30 persen sejak Kamis pekan lalu. Adapun pada Sabtu, okupansi kembali naik menjadi 35 persen. Sementara sektor tengah yang meliputi kawasan Tugu hingga Malioboro di Kota Yogyakarta, okupansinya melonjak menjadi 45-60 persen.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono menyampaikan, peningkatan okupansi hotel menunjukkan mulai bergeliatnya pariwisata di DIY. Pihaknya mengatakan, peningkatan kunjungan ini menjadi buah dari penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi terhadap para pelaku wisata. Kedua hal tersebut membuat wisatawan merasa semakin terlindungi saat berwisata.
Protokol kesehatan yang diterapkan antara lain pemakaian masker, jaga jarak, dan surat keterangan sehat. Surat keterangan sehat bisa ditunjukkan lewat bukti tes antigen negatif ataupun surat tes GeNose C19.
Peningkatan kunjungan ini menjadi buah dari penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi terhadap para pelaku wisata. Kedua hal tersebut membuat wisatawan merasa semakin terlindungi saat berwisata.
”Kami juga apresiasi pemerintah daerah ataupun pusat yang juga sudah menggunakan hotel di Yogyakarta untuk kegiatan rapat. Ini sangat membantu karena daya beli masyarakat saat ini sedang rendah,” kata Deddy.
Deddy menjelaskan, setidaknya dalam satu bulan terakhir, sebesar 35 persen pendapatan hotel diperoleh dari kegiatan rapat pemerintahan. Sisanya dari hasil okupansi kamar.