Mangkrak, Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulon Progo Dikaji Ulang
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi akan mengkaji ulang pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelabuhan itu belum beroperasi meski dibangun sejak 2003.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KULON PROGO, KOMPAS — Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi akan mengkaji ulang pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski pembanguna sudah dimulai sejak 2013, pelabuhan tersebut belum bisa beroperasi dan sejumlah bangunan terbengkalai. Hasil kajian ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan.
”Saya bilang (target) tiga bulan. Kita harus berangkat dari studi yang komprehensif agar tidak ada masalah,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan setelah meninjau kondisi Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (12/3/2021) sore.
Pelabuhan tersebut direncanakan bisa digunakan tempat berlabuh kapal dengan ukuran hingga 100 gross ton (GT). Menurut rencana awal, pelabuhan itu ditargetkan rampung dibangun pada 2008. Namun, faktanya, pelabuhan tersebut belum juga dapat dioperasikan hingga saat ini. Padahal, kata Luhut, dana yang digelontorkan untuk pembangunan pelabuhan tersebut mencapai Rp 450 miliar.
Berdasarkan pantauan, kondisi pelabuhan Tanjung Adikarto tersebut tampak kotor dan tidak terpelihara. Luas kawasan pelabuhan mencapai 16,5 hektar. Ada lebih dari 10 bangunan di kompleks seluas sekitar 16,5 hektar tersebut.
Kondisi sejumlah bangunan rusak tak terawat. Genteng-genteng banyak yang sudah melorot. Besi-besi dermaga berkarat. Terdapat sejumlah papan peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati dengan genting yang jatuh.
Dalam catatan Kompas, masalah awal yang ditemukan dalam pembangunan pelabuhan tersebut adalah tinggi ombak pantai selatan yang mencapai 4 meter. Untuk mengatasi persoalan itu sempat dibuat pemecah ombak seberat 7 ton, yang awalnya untuk 50 tahun, ditemukan telah bergeser akibat terjangan ombak pada 2013. Penyelesaiannya adalah dibangunnya lagi pemecah gelombang seberat 11 ton (Kompas, 21/11/2013).
Persoalan lain berupa sedimentasi pasir yang terdapat pada jalur masuk kapal dari pantai selatan menuju pelabuhan. Sedimentasi mempersulit kapal berlabuh karena terjadi pendangkalan muara Sungai Serang yang menjadi pintu masuk kapal. Berdasarkan pantauan, endapan pasir tampak menghampar luas pada muara tersebut.
Kondisi sejumlah bangunan rusak tak terawat. Genteng-genteng banyak yang sudah melorot. Besi-besi dermaga berkarat.
Luhut menyampaikan, langkah pengembangan pelabuhan tersebut baru akan ditentukan setelah hasil kajian dirilis. Pihaknya ingin bertindak secara terukur sehingga pelabuhan dapat segera dioperasikan dan memberi manfaat bagi masyarakat.
Dalam kesempatan sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan, revitalisasi pelabuhan tersebut dinilai mendesak. Dengan demikian, potensi ekonomi lokal dapat segera diolah. Pihaknya menilai, seharusnya pelabuhan tersebut bisa menjadi pusat industri perikanan karena lokasinya yang strategis.
”Ini harusnya menjadi pusat perikanan yang bagus. Sebab, sebelahnya adalah bandara internasional. Ini akan kami perbaiki. Maka, kelak ekonominya akan bergerak. Menurut saya, ekonomi ke depan akan luar biasa,” kata Sakti.
Trenggono menyatakan, lamanya pembangunan pelabuhan menjadi tantangan baginya. Terlebih, pelabuhan tersebut belum bisa dioperasikan. Pihaknya berharap pengkajian pembangunan pelabuhan dapat selesai secepatnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana menyambut baik rencana revitalisasi pelabuhan tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya proses pengkajian kepada pemerintah pusat. Ia berharap nantinya pelabuhan bisa beroperasi dan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
”Potensinya dari segi perikanan. Mungkin bisa ada produksi pengemasan ikan yang disinergikan dengan masyarakat. Yang jelas, bagaimana pelabuhan ini bisa dioperasikan dahulu. Lebih lanjutnya, hasil perikanan juga bisa diekspor mengingat lokasinya yang dekat dengan bandara internasional,” kata Fajar.