Hormati Nyepi, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Berhenti Beroperasi Mulai Minggu hingga Senin
PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan Cabang Ketapang Gilimanuk akan berhenti beroperasi sementara pada akhir pekan ini. Hal ini dilakukan untuk menghormati mayoritas warga Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan Cabang Ketapang Gilimanuk akan berhenti beroperasi sementara pada akhir pekan ini. Hal ini dilakukan untuk menghormati mayoritas warga Bali yang merayakan Hari Raya Nyepi.
Penutupan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, akan dilakukan selama 29 jam, sejak pukul 00.00 WIB pada Minggu (14/3/2021) hingga pukul 05.00 WIB pada Senin (15/3/2021). Sementara di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, penutupan dilakukan selama 24 jam, sejak pukul 06.00 Wita Minggu (14/3/2021) hingga pukul 06.00 Wita Senin (15/3/2021).
”Penutupan Pelabuhan Ketapang dilakukan lebih awal daripada Pelabuhan Gilimanuk. Tujuannya agar kendaraan yang baru menyeberang masih bisa melanjutkan perjalanan hingga ke lokasi tujuan sebelum matahari terbit,” ujar Pejabat Sementara General Manager PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Cabang Ketapang Gilimanuk Eddy Hermawan di Banyuwangi, Jumat (12/3/2021).
Eddy mengatakan, kapal pertama akan menyeberang dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 05.00 WIB. Setelah kembali dibuka, pelabuhan tetap akan beroperasi seperti biasa dengan jumlah kapal yang siap beroperasi sebanyak 32 unit.
Guna mencegah penumpukan kendaraan di area pelabuhan selama Hari Raya Nyepi, PT ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk sudah menyediakan tiga kantong parkir di luar area Pelabuhan Ketapang. Kantong parkir yang disiagakan terdapat di Terminal Sritanjung, Pelabuhan Tanjung Wangi, dan lahan parkir milik PT ASDP di daerah Bulusan. Ketiga lokasi tersebut berada dalam radius 3 kilometer dari area pelabuhan.
Pada Hari Raya Nyepi tahun ini, PT ASDP Cabang Ketapang Gilimanuk memprediksi akan terjadi penurunan jumlah penumpang pejalan kaki dan kendaraan yang menyeberang. Jumlah penumpang pejalan kaki diperkirakan turun 40 persen, sedangkan jumlah kendaraan turun 50 persen.
”Jika dibandingkan dengan tahun 2020, saat awal pandemi, jumlah penumpang turun dari 330 orang per hari menjadi sekitar 130 orang per hari. Sementara jumlah kendaraan, baik sepeda motor, mobil pribadi, truk, maupun kendaraan umum, turun dari 8.300 unit menjadi 4.150 unit,” ungkap Eddy.
Eddy menduga penurunan jumlah penumpang pejalan kaki dan kendaraan ini terjadi karena adanya pembatasan perjalanan yang terus digaungkan pemerintah yang disertai pemahaman masyarakat. Selain itu, libur Hari Raya Nyepi yang berdekatan dengan libur hari Isra Miraj membuat jumlah penyeberang tersebar tidak terfokus pada satu hari tertentu.
Kepala Bagian Operasional Polresta Banyuwangi Komisaris Agung Setya Budi menyebutkan akan menyiagakan 350 personel gabungan dari kepolisian dan sejumlah instansi terkait. Personel tersebut bertugas untuk pengamanan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943.
”Dari kepolisian akan disiagakan 200 personel. Nantinya juga akan ada dukungan dari TNI AD, TNI AL, dinas perhubungan, maupun dari pihak ASDP yang berjumlah 150 personel. Kegiatan pengamanan akan mengutamakan pelayanan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas,” ujar Agung.
Salah satu yang menjadi fokus perhatian polisi ialah upaya antisipasi penumpukan kendaraan di area pelabuhan. Kepolisian dan PT ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk berharap tidak ada antrean yang membeludak sampai ke jalan raya.
Agung yakin, penyediaan tiga kantong parkir cukup untuk memfasilitasi kendaraan yang antre saat hendak menyeberang ke Bali. Menurut dia, ketiga kantong parkir yang telah disiagakan mampu menampung 3.500 unit truk sehingga kepadatan di area pelabuhan dapat dipecah.
Agenda penutupan penyeberangan yang menghubungkan Jawa-Bali saat Hari Raya Nyepi memang biasa dilakukan. Para sopir kendaraan lintas Jawa-Bali tentu sudah terbiasa mengantisipasi hal ini.
Salah satunya Sulistiyono (48) yang mengendarai truk berisi aneka perabotan rumah tangga. Ia menuturkan sudah memiliki target untuk rampung mengirim barang ke sejumlah tempat pada Sabtu (13/3/2021).
Sulistiyono mengatakan, para sopir tidak kaget dengan penutupan pelabuhan saat Hari Raya Nyepi. Menurut dia, para sopir harus pintar mengatur waktu agar tidak terjebak penutupan pelabuhan.
”Sebab, kalau salah perhitungan, kami bisa menunggu di pelabuhan selama 24 jam. Jika itu terjadi, kami tidak dapat pemasukan, tetapi justru menambah pengeluaran untuk makan dan minum,” tuturnya.