Tol Medan-Binjai Kini Tersambung hingga Belawan dan Tebing Tinggi
Seluruh tol di Sumatera Utara sepanjang 112,6 kilometer kini sudah tersambung. Tol Medan-Binjai yang sebelumnya masih terpisah kini terhubung dengan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa serta Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Seluruh jalan tol di Sumatera Utara sepanjang 112,6 kilometer kini sudah tersambung. Jalan Tol Medan-Binjai yang sebelumnya masih terpisah, kini terhubung dengan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa serta Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Perbaikan infrastuktur ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi Sumut.
”Kini masyarakat sudah bisa menikmati layanan jalan tol dari Kota Binjai sampai ke Medan, Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu, hingga Kota Tebing Tinggi. Ini menjadi peradaban transportasi baru di Sumut,” kata Pimpinan Proyek Tol Medan-Binjai PT Hutama Karya Hestu Budi Husodo saat meresmikan pengoperasian tol, di Medan, Kamis (11/3/2021).
Jalan Tol Medan-Binjai akhirnya bisa terhubung dengan dua ruas tol lainnya setelah Seksi III Marelan-Tanjung Mulia sepanjang 4 km resmi dioperasikan, Kamis pagi. Ruas tol dari Marelan hingga Tanjung Mulia pun belum dikenai tarif sampai ada keputusan tentang penetapan tarif.
Pembangunan Tol Medan-Binjai yang mempunyai panjang total 16,8 km mulai dilakukan sejak 2015. Sepanjang 10,46 km di antaranya ialah dari Gerbang Tol Binjai sampai Helvetia sudah beroperasi sejak 2017. Penyelesaian seluruh ruas Tol Medan-Binjai yang ditargetkan pada 2018 pun molor karena terkendala pembebasan lahan di Tanjung Mulia Hilir.
Lahan tersebut sudah ditinggali 456 rumah tangga selama puluhan tahun. Belakangan, ada sembilan orang yang mempunyai sertifikat atas semua lahan itu. Jalan tengah pun disepakati, warga mendapat 70 persen ganti rugi dan pemilik sertifikat 30 persen.
”Pengerjaannya memang tidak sesuai target karena terkendala pembebasan lahan,” kata Hestu.
Tersambungnya Tol Medan-Binjai dengan Belmera (34 km) dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,8 km), kata Hestu, diharapkan bisa meningkatkan pelayanan jalan tol di Sumut. Saat ini, rata-rata volume kendaraan yang melintas di Medan-Binjai mencapai 21.000 kendaraan per hari. Terhubungnya jalan tol tersebut diperkirakan meningkatkan volume kendaraan hingga 15 persen.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Tanah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Alboin Simanjorang mengatakan, tersambungnya Tol Medan-Binjai dengan dua ruas tol lainnya sangat signifikan mengurai kemacetan khususnya untuk jalur Medan-Binjai.
”Waktu tempuh yang biasanya bisa sampai dua jam saat jam padat kini bisa ditempuh hanya sekitar 35 menit,” ujarnya.
Motor ekonomi
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumatera Utara Parlindungan Purba mengatakan, dunia usaha sangat mengapresiasi pembangunan jalan tol yang sangat masif dilakukan dalam beberapa tahun belakangan. ”Infrastuktur di Sumut berkembang sangat signifikan. Pembangunan ini menjadi motor baru penggerak ekonomi,” katanya.
Dengan beroperasinya jalan tol sepanjang 112,6 km di Sumut, menurut Parlindungan, sentra bisnis baru di sejumlah daerah akan muncul dan bertumbuh. Jalan tol yang ada saat ini telah menghubungkan Kota Medan dengan daerah satelitnya, seperti Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi. Saat ini juga sedang ada pembangunan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,25 km.
Tol Medan-Binjai pun tidak hanya mempermudah Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Tol tersebut pun dinikmati angkutan dari sebagian wilayah Aceh yang banyak mengangkut logistik ke Kawasan Industri Medan, Pelabuhan Belawan, atau penumpang ke Bandara Kualanamu.
Suprianto Romi (40), warga Kota Binjai, mengatakan, sangat terbantu dengan Tol Medan-Binjai yang sudah tersambung dengan dua ruas tol lainnya. ”Saya sehari-hari mengurus bisnis di Serdang Bedagai. Sekarang bisa saya tempuh hanya sekitar satu jam perjalanan,” katanya.
Sebelum ada Tol Medan-Binjai, kata Suprianto, ia harus menghabiskan waktu perjalanan 3-4 jam. Ia harus menghadapi kemacetan lalu lintas di daerah Kampung Lalang, Medan. Selain itu, ia juga harus menembus ramainya lalu lintas di pusat Kota Medan. Kini, ia tidak perlu lagi keluar-masuk tol karena sudah terhubung.