Bus Terperosok ke Jurang di Sumedang, 22 Orang Tewas
Sejumlah 22 penumpang tewas akibat kecelakaan tunggal bus yang terperosok ke jurang di Desa Sukajadi, Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Enam penumpang lainnya belum dievakuasi.
SUMEDANG, KOMPAS — Bus yang membawa lebih dari 50 penumpang terperosok ke jurang di Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Hingga pukul 23.00, sejumlah 22 penumpang dilaporkan tewas dan 6 orang lainnya belum dievakuasi.
Korban meninggal dan luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang dan Puskesmas Wado. Bus itu membawa rombongan siswa SMP asal Cisalak, Subang, yang baru pulang dari ziarah di Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya. Mayoritas korban merupakan warga Subang. Namun, beberapa di antaranya berasal dari Sumedang yang bekerja di Subang.
”Bus terperosok di jalan menurun. Masih ada penumpang yang belum dievakuasi karena terjebak di dalam bus,” ujar Camat Wado Taufik Hidayat saat dihubungi dari Bandung, Rabu malam.
Taufik mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.30. Bus jatuh ke jurang sedalam sekitar 10 meter dalam kondisi terbalik. Personel Basarnas, TNI, Polri, dan BPBD Sumedang masih berjibaku mengevakuasi korban. Sejumlah warga juga ikut membantu proses evakuasi tersebut.
”Akan tetapi, karena pandemi Covid-19, warga diminta tidak berkerumun. Warga diharapkan tidak mendatangi lokasi kejadian agar tidak menghalangi petugas mengevakuasi korban,” ujarnya.
Taufik menuturkan, lokasi kecelakaan merupakan jalur penghubung dari Subang menuju kawasan selatan Jabar, seperti Garut dan Tasikmalaya atau sebaliknya. Jalan selebar sekitar 5 meter itu berkelok dan menurun.
Menurut Taufik, jalur tersebut rawan kecelakaan. ”Lima tahun lalu juga ada bus terguling di jalur ini. Sopirnya kehilangan kendali sehingga terperosok ke jurang,” ujarnya.
Ia berharap rambu-rambu lalu lintas di jalur itu ditambah. Selain rambu pemberitahuan turunan tajam, juga diperlukan penambahan pembatas jalan untuk mencegah kendaraan masuk ke jurang.
Bila perlu, dipasang rambu kejut di permukaan jalan. Jadi, bisa menyadarkan pengemudi saat mengantuk.
”Bila perlu dipasang rambu kejut di permukaan jalan. Jadi, bisa menyadarkan pengemudi saat mengantuk,” ujarnya.
Polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan itu. Petugas masih fokus pada evakuasi korban.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jabar Komisaris Besar Eddy Djunaedi belum dapat memberikan informasi kronologis kecelakaan itu. ”Saya sedang menuju lokasi kejadian,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Maxi menyampaikan, pihaknya mengirimkan 20 ambulans untuk menjemput jenazah dan korban luka ringan di lokasi kejadian. Untuk memudahkan koordinasi, pihaknya membentuk posko di Pasir Laja dan Kecamatan Cisalak.
”Terkait waktu untuk membawa jenazah, kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan keluarga,” kata Maxi.
Tanjakan Cae
Kecelakaan di kawasan yang dikenal warga setempat dengan nama Tanjakan Cae ini pernah terjadi pada Rabu (1/2/2012). Bus Maju Jaya yang mengangkut 30 penumpang dari Tasikmalaya menuju Cikampek terguling ke jurang sedalam 10 meter. Sebanyak 11 orang di antaranya tewas, yakni 3 perempuan dan 8 laki-laki.
Tanjakan Cae berada di sekitar wilayah perbatasan Kabupaten Garut dan Sumedang. Kondisi geografisnya dikenal memiliki lintasan curam sekaligus berkelok. Jalur yang dilalui bus tersebut memiliki penerangan jalan yang cukup meski sepi pada malam hari. Tempat tersebut berjarak sekitar 30 kilometer menuju pusat Kota Sumedang dan 70 kilometer dari pusat Kota Bandung.
Berdasarkan keterangan polisi saat itu, bus buatan tahun 2000 dengan nomor polisi Z 7661 A tersebut tengah melaju dari arah Tasikmalaya menuju arah Sumedang sebelum melanjutkan perjalanan ke Cikampek. Sewaktu melintasi jalan menurun, rem bus diduga blong sehingga kehilangan kendali. Tidak ada bekas pengereman di lokasi kejadian.
Kecelakaan di Tanjakan Cae pernah terjadi pada Rabu (1/2/2012). Bus Maju Jaya yang mengangkut 30 penumpang dari Tasikmalaya menuju Cikampek terguling ke jurang sedalam 10 meter. Sebanyak 12 orang tewas dalam kejadian itu.
Bus menabrak bagian belakang truk dengan nomor polisi E 8705 YA. Namun, bus akhirnya terjun ke jurang sedalam 10 meter. Belakangan, dari hasil penyelidikan, kanvas rem yang digunakan adalah hasil pantek atau nonpabrik. Hal itu diduga jadi penyebab utama bus meluncur tanpa kendali.
”Sampel dari ban kanan depan menunjukkan bus menggunakan rem pantek. Saat kami coba ambil sampelnya, rem itu rapuh, mungkin karena terlalu panas,” kata konsultan Mobil Autocare Auto Service Bandung, Hendi Sutisna, yang kala itu ikut meneliti penyebab kecelakaan.