Lacak Mutasi Virus Covid-19, Sedikitnya 30 Warga Palembang Dites Usap
Kondisi kesehatan warga Palembang yang pernah terjangkit mutasi virus Covid-19 jenis B.1.1.7 sudah membaik. Kini, sebanyak 30 orang di Palembang telah diambil sampel tes usapnya guna mengetahui penyebaran virus.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
INDRALAYA, KOMPAS — Sebanyak 30 warga Palembang diambil sampel tes usapnya untuk memetakan potensi penyebaran mutasi virus Covid-19 yang dikenal dengan nama B.1.1.7. Menyikapi hal ini, warga Sumatera Selatan diminta tidak panik, tetap mematuhi protokol kesehatan, serta mengikuti vaksinasi yang sudah diprogramkan.
Pengambilan sampel tes usap oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan ini adalah kelanjutan proses yang sama pada warga terjangkit mutasi virus B.1.1.7 pada Desember 2020. Sasaran uji sampel kali ini adalah keluarga atau orang yang pernah berkontak erat dengan orang yang pernah terjangkit mutasi virus itu.
”Pengambilan sampel untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran lebih luas,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Fery Yanuar, Selasa (9/3/2021). Sampel sudah dikirimkan ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Ditemukannya virus varian baru pada Desember 2020, jelas Fery, merupakan hasil dari kegiatan rutin Balitbangkes berupa pemantauan mutu internal dan pemantauan kualitas terhadap penanganan kasus Covid-19 di Sumsel. ”Pengambilan sampel dilakukan secara acak, bukan berdasarkan orang bergejala,” katanya.
Bahkan, ketika diambil sampel pada akhir tahun lalu, kondisi orang tersebut terbilang sehat dan tidak ada gejala signifikan meski penciumannya sempat hilang. Orang itu juga tidak pernah bepergian ke luar kota. ”Hingga kini, kami juga masih menyelidiki dari mana orang tersebut bisa tertular,” ucapnya.
Fery mengakui untuk mencari kasus awal dari varian ini cukup sulit. Itu karena penularan diperkirakan terjadi pada Desember 2020. Saat itu, mobilitas masyarakat cukup tinggi mengingat ada libur akhir tahun.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, ujar Fery, setelah menjalani tes usap, orang tersebut diminta melakukan isolasi mandiri. ”Karena memang dia tidak bergejala,” ucapnya. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, pada 11 Januari 2021, orang tersebut telah dinyatakan sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy mengimbau masyarakat tidak panik. Mutasi virus sangat mungkin terjadi. Namun, penularannya bisa diminimalkan dengan protokol kesehatan dengan benar dan mengikuti program vaksinasi. ”Semakin banyak orang yang divaksinasi, akan terbentuk kekebalan komunal sehingga risiko terjangkit bisa lebih rendah,” ujar Lesty.
Vaksinasi
Hingga saat ini, cakupan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Sumsel hampir mencapai 100 persen. Kini, tengah berlangsung vaksinasi terhadap petugas pelayanan publik dan kaum lanjut usia. Untuk mempercepat proses vaksinasi, ujar Lesty, dinas kesehatan menggandeng petugas TNI dan Polri untuk menjadi tim pelacak dan juga vaksinator.
Vaksin berikutnya diperkirakan tiba di Sumsel pekan depan. Ada sekitar 426.000 dosis vaksin yang akan dikirim dan mungkin disalurkan bertahap. ”Dengan begitu, penyelesaian vaksin pada petugas pelayanan kesehatan ditargetkan tuntas April 2021,” ucap Lesty.
Sebelumnya Sumsel telah menerima sekitar 282.900 dosis vaksin dan telah disalurkan ke tenaga kesehatan, penduduk lanjut usia, dan petugas pelayanan publik. Vaksinasi dilakukan secara bertahap karena jumlah vaksin masih terbatas.
Gubernur Sumsel Herman Deru berharap warga Palembang tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menangkal tertular virus varian baru ini. ”Yang paling utama adalah vaksinasi dan protokol kesehatan,” tegasnya.