PPKM Mikro Diperpanjang Lagi, Pemkot Malang Siapkan Sekolah Tatap Muka
Pemerintah Kota Malang ancang-ancang memberlakukan sekolah tatap muka langsung pada tahun ajaran baru 2021/2022. Hal itu salah satu kebijakan berbeda dalam perpanjangan PPKM mikro kali ini.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Malang berencana memberlakukan sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022. Hal itu menjadi salah satu kebijakan berbeda dalam perpanjangan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM mikro kali ini.
Senin (8/3/2021), pemerintah pusat mengumumkan perpanjangan PPKM mikro. Hal itu dilakukan setelah PPKM mikro dinilai berdampak positif menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan pasien Covid-19, serta menekan angka kematian akibat Covid-19.
”Perpanjangan PPKM mikro ini seperti usulan kami sejak awal. Memang seharusnya pembatasan dilakukan terus sampai pandemi ini berakhir. Yang terpenting adalah adanya pengaturan agar ekonomi masyarakat tetap berjalan, tapi protokol kesehatan juga diterapkan,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, Senin (8/3/2021).
Sutiaji mengatakan, pada perpanjangan PPKM mikro ke depan, Pemkot Malang sedang ancang-ancang menggelar sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022. ”Saat ini sudah dilakukan simulasi di beberapa sekolah. Harapannya ke depan sekolah tatap muka langsung sudah bisa berjalan seiring dengan terus dijalankannya vaksinasi,” katanya.
Sekolah tatap muka langsung tersebut, menurut Sutiaji, mulai diberlakukan untuk sekolah tingkat dasar. Kebijakan itu dibuat karena saat ini Kota Malang sudah berada pada zona kuning Covid-19.
Saat ini sudah dilakukan simulasi di beberapa sekolah. Harapannya ke depan sekolah tatap muka langsung sudah bisa berjalan seiring dengan terus dijalankannya vaksinasi. (Sutiaji)
”Selain sekolah tatap muka langsung, pusat-pusat perekonomian masyarakat harapannya juga mulai secara bertahap berangsur normal. Di pusat-pusat ekonomi dan bisnis bisa mulai diberlakukan 60 : 40, yaitu 60 persen kerja dari kantor dan 40 kerja dari rumah, dan seterusnya. Tujuannya adalah agar ekonomi masyarakat terus berjalan dan membaik,” kata Sutiaji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, dengan perpanjangan PPKM mikro kali ini, Dinas Kesehatan Kota Malang akan terus menjalankan dua hal secara bersamaan, yaitu vaksinasi serta pencegahan penambahan kasus Covid-19.
”Di satu sisi kami akan terus menggalakkan pencegahan penambahan kasus dengan terus menjaga agar protokol kesehatan tetap berjalan, serta di satu sisi kami juga akan terus menggelar vaksinasi. Ini akan terus dijalankan hingga pandemi berakhir,” kata Husnul.
Saat ini, Kota Malang masih menjalankan vaksinasi tahap II untuk petugas pelayanan publik. ”Saat ini vaksinasi untuk tenaga kesehatan, polisi, wartawan, dan TNI sudah berjalan. Dalam minggu ini harapannya sudah bisa dilakukan vaksinasi untuk pedagang pasar,” kata Husnul.
Salah satu hal yang dicermati dalam vaksinasi pedagang pasar, menurut Husnul, ialah kesulitan mendorong pedagang untuk bisa meninggalkan lapak. ”Oleh karena itu, mungkin ke depan, kami akan jemput bola dengan mendatangi pasar. Seperti model kami melakukan rapid test dahulu di pasar-pasar, maka model tersebut kemungkinan juga akan kami lakukan dalam proses vaksinasi nantinya,” katanya.
Dengan kesiapan seperti itu, Pemkot Malang berharap kasus Covid-19 di Kota Malang bisa terus ditekan. Per Senin (8/3/2021), jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Malang mencapai 6.085 kasus (bertambah 10 kasus dibandingkan dengan sehari sebelumnya). Dari jumlah tersebut, pasien meninggal akibat Covid-19 sebanyak 8,9 persen. Adapun jumlah pasien sembuh 89 persen.
Angka tersebut jauh membaik jika dibandingkan awal Januari 2021, dengan tingkat kesembuhan hanya 81 persen dan tingkat kematian mencapai 9,9 persen.
Meski begitu, tingkat kematian itu masih di atas tingkat kematian Jawa Timur (7 persen) dan nasional (2,7 persen). Adapun tingkat kesembuhan di Jawa Timur sebesar 90 persen dan tingkat kesembuhan nasional 86 persen.