Kelompok Difabel Minta Trotoar Licin di Kota Ambon Dibongkar
Kelompok disabilitas di Maluku meminta trotoar berpermukaan licin di Kota Ambon agar dibongkar. Pemprov Maluku selaku penanggung jawab proyek itu bergeming. Pemasangan ubin licin jalan terus.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Permukaan trotoar di Kota Ambon, Maluku, yang licin telah membuat sejumlah warga terjatuh. Kelompok disabilitas meminta agar ubin berpemukaan licin itu dibongkar. Sayangnya, proyek pemasangan ubin licin masih terus berlanjut. Pemerintah Provinsi Maluku selaku penanggung jawab bergeming.
Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Provinsi Maluku Mien A Rumlaklak, pada Senin (8/3/2021), mengatakan, kondisi trotoar yang kini menjadi sorotan publik itu sudah mereka bicarakan di tingkat internal komunitas disabilitas. Mereka menyatakan sikap kecewa dengan hasil pembangunan trotoar dimaksud.
”Mengapa pemerintah kita punya kebijakan seperti itu? Model permukaan trotoar itu sangat membahayakan para pajalan kaki. Jangankan kami yang penyandang disabilitas, orang-orang normal pun harus hati-hati saat berjalan di atas trotoar itu. Mereka buat trotoar itu nanti bikin banyak orang susah,” kata Mien.
Ia memohon kepada Gubernur Maluku Murad Ismail agar meninjau kembali proyek tersebut sebab akan mengakibatkan masalah pada kemudian hari. Proyek itu berada di bawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku. Mereka, lanjut Mien, hanya bisa berharap. Semua kebijakan sangat tergantung pada kepedulian dan kepekaan pemimpin.
Menurut pantauan Kompas pada Senin, pemasangan ubin licin itu terus berlangsung di sejumlah titik, yakni sekitar Lapangan Merdeka, Monumen Gong Perdamaian Dunia, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Telukabessy, dan Jalan Rijali. Material pun terus didatangkan ke lokasi proyek itu.
Pada ruas yang sudah bisa dilewati, banyak pejalan kaki menghindar berjalan di atas trotoar. ”Saya takut jatuh lewat di atas trotoar. Ini licin sekali,” ujar Meggy (31), warga.
Ia menuturkan, banyak temannya punya pengalaman buruk saat melintas di atas trotoar yang mulai dikerjakan Januari lalu itu. ”Coba baca di Facebook. Ada banyak keluhan masyarakat,” ucapnya.
Jangankan kami yang penyandang disabilitas, orang-orang normal pun harus hati-hati saat berjalan di atas trotoar itu. Mereka buat trotoar itu nanti bikin banyak orang susah.
Penelusuran Kompas di media sosial Facebook, pembangunan trotoar Ambon menjadi isu yang paling hangat dibicarakan pengguna Facebook di kalangan warga Ambon ataupun orang berdarah Ambon yang tinggal di luar daerah itu bahkan di negara lain. Video dan tautan berita terkait trotoar ramai di lini masa.
Banyak pengguna akun menceritakan pengalaman mereka terjatuh pada saat jalan di atas trotoar. Pengguna akun dimaksud atas nama Geva Maturan yang setelah dikonfirmasi adalah seorang ibu rumah tangga di Desa Soya, juga Elis Rehata, jurnalis. Di luar itu masih banyak lagi warganet yang mengeluh akan hal tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang tukang yang mengerjakan trotoar itu mengakui bahwa ubin yang mereka pasang tidak cocok digunakan lantaran licin dan membahayakan keselamatan pejalan kaki. ”Ini cocoknya di rumah. Di ruang tamu atau dapur,” tutur tukang dimaksud.
Demi melindungi narasumber itu, Kompas tidak menyebutkan nama dan tempat bertemu dengannya. Saat ditanya alasan penggunaan ubin tersebut, tukang dimaksud menyatakan dirinya tidak tahu. ”Itu, kan, kemauan bos (kontraktor). Kami hanya kerja saja,” ujarnya lagi (Kompas.id, 7/3/2021).
Sementara itu, hingga Senin malam, Pemerintah Provinsi Maluku selaku penanggung jawab belum juga menyatakan sikap atas protes publik tersebut. Kompas sudah dua kali meminta klarifikasi dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Muhammad Marasabessy, tetapi tidak direspons.
Pesan untuk Marasabessy dikirim pada Rabu 3 Maret dan Minggu 7 Maret. Seorang bawahan Marasabessy berusaha memberikan penjelasan terkait pemilihan ubin yang menurut mereka tidak bermasalah. Namun, orang itu meminta pandangannya tidak perlu dimuat.
Pada Minggu kemarin, Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang malah mengirim dua video berisi gambar warga melewati trotoar ketika musim hujan. Ada warga yang berjalan dan berlari. Kasrul tidak menjelaskan maksud dari video tersebut.