Dibiayai UEA, Anggaran Pembangunan Masjid Raya di Surakarta hingga Rp 300 Miliar
Masjid Raya Sheikh Zayed bakal dibangun di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pembiayaan pembangunan masjid sekitar Rp 300 miliar itu berasal dari Pemerintah Uni Emirat Arab.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS -- Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab bekerja sama membangun Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pembangunan masjid yang menjadi simbol persahabatan kedua negara itu diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp 300 miliar. Seluruh pembiayaannya ditanggung Pemerintah Uni Emirat Arab.
Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, itu resmi dimulai Sabtu (6/3/2021). Peresmian pembangunannya ditandai peletakan batu pertama yang dihadiri perwakilan Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis. Selain itu, ada juga Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen serta Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Sementara itu, pemerintah UEA diwakili Menteri Energi dan Infrastruktur Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei, Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf Mohammed bin Matar Al Kaabi, serta Duta Besar UEA untuk Indonesia Mohammed Abdullah Al Ghfeli.
Yaqut mengatakan, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed menunjukkan hubungan harmonis pemerintah Indonesia dengan UEA. Pembangunan itu juga memperlihatkan kedekatan Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dengan Presiden Joko Widodo.
Menurut rencana, desain Masjid Raya Sheikh Zayed di Indonesia akan menyerupai Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang sering disebut sebagai masjid terindah di dunia. Namun, dari segi ukuran, Masjid Raya Sheikh Zayed di Indonesia lebih kecil dibanding Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi.
Berdasarkan data Kementerian Agama, Masjid Raya Sheikh Zayed di Surakarta dibangun di lahan seluas sekitar 3 hektar. Daya tampungnya diharapkan mencapai lebih kurang 10.000 jamaah. Pembangunan masjid tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 1,5 tahun atau akhir tahun 2022.
Yaqut menuturkan, luas Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi sebesar 22.412 meter persegi. Pembangunan masjid itu membutuhkan waktu hingga 12 tahun dan menelan biaya sekitar 545 juta dollar AS atau setara Rp 8 triliun. Adapun anggaran pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Surakarta diperkirakan 20 juta dollar AS atau hampir Rp 300 miliar.
Yaqut juga menyebut, Masjid Raya Sheikh Zayed di Surakarta tidak hanya akan menjadi tempat ibadah untuk melakukan shalat berjamaah. Masjid juga menjadi pusat kegiatan dakwah dan pembinaan umat. Selain itu, masjid bisa menjadi destinasi wisata religi bagi umat Islam.
"Masjid Raya Sheikh Zayed Solo akan menjadi salah satu mercusuar syiar Islam di Nusantara dan simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial," papar Yaqut.
Islamic Center
Selain membangun masjid, pemerintah UEA juga berencana membangun Islamic Center di Kota Surakarta. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Islamic Center akan dibangun di lokasi berbeda, di dekat kampus Universitas Sebelas Maret. Pemkot Surakarta telah menyiapkan lahan seluas 3,1 hektar.
"Islamic Center dan masjid memang idealnya pisah (berbeda lokasi) karena nanti kegiatannya beda," ujar Gibran.
Menurut rencana, Islamic Center itu nantinya akan digunakan untuk tempat pembelajaran keislaman. Secara khusus, Islamic Center itu juga bisa menjadi pembelajaran bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa pendidikan atau bekerja di UEA.