Desa Wisata Tak Ditinggal dalam Pembangunan KEK Likupang
Menparekraf Sandiaga Uno berjanji tak akan meninggalkan masyarakat lokal dalam pembangunan KEK Likupang di Sulut. Ratusan ”homestay” di tiga desa tuntas dibangun.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MINAHASA UTARA, KOMPAS — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berjanji desa wisata tak akan ditinggalkan dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Likupang, Sulawesi Utara. Sembari membangun ratusan rumah singgah atau homestay, pemerintah terus mengundang investasi masuk ke destinasi superprioritas itu.
Sandiaga menyatakan, desa wisata akan menjadi program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang. Hal itu disampaikannya dalam kunjungan ke Desa Marinsow, Likupang Timur, Sulawesi Utara. Setidaknya 211 rumah singgah telah dibangun di tiga dari lima desa yang berada di wilayah KEK Likupang, yaitu Marinsow, Pulisan, dan Kinunang.
”Pariwisata harus hadir memberdayakan masyarakat. Desa wisata dan program homestay yang kami kerjakan bersama Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) adalah wujud nyata kehadiran pemerintah untuk mengembangkan ekonomi masyarakat,” kata Sandiaga.
Sebagian besar penginapan itu berbentuk rumah panggung dari kayu khas Minahasa. Setiap rumah hanya memiliki satu kamar tidur. Sandiaga mengatakan, rumah itu dapat disewa Rp 200.000 per malam.
Pembayaran dapat dilakukan secara nontunai dengan dompet elektronik. Setiap rumah sudah memiliki kode respons cepat standar Indonesia (QRIS) yang difasilitasi BNI.
”Setahun sudah kita menghadapi pandemi. Sudah saatnya mempersiapkan diri untuk berakhirnya pandemi dengan memperkuat protokol kesehatan,” tambah Sandi.
Kepala Balai Penyedia Perumahan Sulawesi I Kementerian PUPR Hujurat mengatakan, masing-masing homestay di tiga desa itu dibangun dengan dana APBN Rp 115 juta sejak 2020. Rumah itu dihibahkan kepada pemilik tanah dengan hak milik setelah proses verifikasi dan klarifikasi.
”Yang boleh jadi penerima adalah warga yang rumahnya tidak layak huni dan tingkat pendapatannya rendah. Hanya dua itu syaratnya. Selanjutnya, kami akan kembangkan lanskap halaman rumah dan pagarnya, juga kerja sama dengan Balai Cipta Karya untuk membuat selokan dan jalan,” katanya.
Ferri Rantung (56), salah satu pemilik homestay, mengatakan, salah satu syarat penerima hibah adalah memiliki lahan kosong. Ia pun mendapat dana Rp 104 juta. Biaya pembangunan rumah dari kayu cempaka itu ternyata hanya Rp 49 juta. Sisa uang tersebut pun digunakan untuk merenovasi rumahnya.
Pembangunan rumah itu, sekalipun kecil, memakan waktu berbulan-bulan pada 2020. Ferri mengatakan, pandemi menghambat arus masuk-keluar material bangunan, sedangkan tenaga kerja yang kebanyakan berasal dari Minahasa Tenggara sulit didatangkan akibat pembatasan perjalanan pada fase awal pandemi.
Namun, ia bersyukur atas hibah tersebut. Sebab, keluarganya kini punya sumber penghasilan tambahan selain membuka warung di Pantai Paal. ”Sekarang kami tinggal menunggu pembangunan pagar dan jalan di muka rumah. Semoga mulai banyak wisatawan yang datang,” kata Ferri.
Selain 211 rumah singgah yang dibangun di sekitar KEK Likupang, pemerintah juga mengembangkan 52 homestay di Pulau Bunaken, Manado, sebagai salah satu destinasi pendukung KEK Likupang. Balai Penyedia Perumahan Sulawesi I juga merenovasi 226 rumah di dua jalan koridor menuju KEK Likupang, tetapi tanpa fungsi usaha.
Dalam kunjungan ke Likupang, Sandiaga Uno juga mengundang sekitar 50 investor untuk memperkenalkan peluang investasi di area KEK yang terletak di Kecamatan Likupang Timur itu. Lahan seluas 197,4 hektar itu direncanakan tidak hanya akan menjadi lokasi hotel, villa, dan resort, tetapi juga pusat perbelanjaan, fasilitas olahraga, dan pusat konservasi.
Jalan serta bundaran menuju area itu sebagian telah dibangun oleh pemerintah. PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD) pun telah mempertajam rencana induk (masterplan) pembangunan wilayah KEK di wilayah jarang penduduk itu dengan nilai sekitar Rp 11 triliun hingga 2024.
Sandiaga mengaku akan mempresentasikan rencana tersebut kepada para investor pada Sabtu malam. Ia juga menjanjikan beberapa acara wisata olahraga dan konferensi investor pada Mei mendatang. ”Kami harap nantinya bisa ada kompetisi olahraga kelas dunia di Likupang sehingga lebih banyak wisatawan yang datang,” kata Sandiaga.
Direktur PT MPRD Paquita Wijaya mengatakan, tantangan terbesar membangun KEK di Likupang setelah diinsiasi pada 2019 adalah pandemi Covid-19. Namun, kendala itu justru membuka kesempatan menyempurnakan rencana induk. Ia yakin tidak akan banyak kendala teknis lain seperti pembebasan lahan karena kepemilikan area KEK sudah bersih dan jelas (clean and clear).
”Tahun 2022, kami harap sudah selesai dibangun satu area untuk resort dan cultural village and creative hub (desa budaya serta pusat kreatif). Tugas lainnya adalah menggali kebudayaan di Minahasa Utara agar semakin banyak orang tertarik untuk datang,” kata Paquita.