Vaksin untuk 8.000 Warga Lansia di Kota Ambon Terpenuhi
Stok vaksin bagi warga lansia di Kota Ambon, Maluku, telah mencukupi. Namun, untuk skala provinsi, jumlah itu jauh di bawah kebutuhan. Muncul desakan agar vaksinasi mandiri dapat dibuka di daerah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Stok vaksin Covid-19 yang dikirim ke Kota Ambon, Maluku, dinilai cukup untuk kebutuhan warga lanjut usia. Sejauh ini, tersedia 1.190 vial vaksin bagi sekitar 8.000 warga lansia di daerah itu. Sementara, di sisi lain, desakan dari sejumlah pihak untuk vaksinasi mandiri terus menguat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy, di Ambon, Jumat (5/3/2021), mengatakan, 1.190 vial vaksin itu diperuntukkan bagi 11.190 orang. "Jumlah tersebut cukup untuk kebutuhan warga lansia di Kota Ambon, dan selebihnya untuk kelompok yang lain," ujarnya.
Menurut dia, jumlah warga lansia di Kota Ambon sebanyak 22.000. Namun, dengan pertimbangan medis, diperkirakan hanya 38,5 persen atau sekitar 8.000 orang yang dapat menerima vaksin. Di luar jumlah itu, tidak tertutup kemungkinan bila masih ada warga lansia yang ingin mendaftar. Mereka diminta proaktif.
Hingga Jumat, jumlah warga lansia yang sudah menerima vaksin sebanyak 566 orang. Pemberian vaksinasi berlangsung di 22 puskesmas setiap Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 hingga 14.00 waktu setempat. Untuk wilayah Maluku, vaksinasi untuk warga lansia baru berlangsung di Kota Ambon.
Wendy mengatakan, vaksinasi untuk warga lansia masuk dalam vaksinasi tahap kedua bersama TNI-Polri, pelayan publik, pelaku ekonomi, dan jurnalis. Vaksinasi untuk kelompok lain itu menunggu vaksinasi 8.000 lansia selesai. "Diperkirakan mencapai target sekitar Mei, karena banyak lansia yang tertunda," ucapnya.
Sementara itu, sejumlah warga, terutama pelaku ekononi di Ambon, berharap vaksinasi mandiri segera dibuka. "Intinya, kalau kelompok rentan seperti tenaga medis dan lansia sudah selesai divakasinasi, sudah bisa dibuka vaksinasi mandiri. Tujuannya untuk mempercepat kekebalan komunitas," kata Alex Santoso (35), pengusaha.
Menurutnya, keterlambatan vaksinasi di daerah akan berdampak pada ekonomi daerah. Pelaksanaan vaksinasi dianggap dapat menggairahkan kembali perekonomian di daerah. Sejauh ini, vaksin yang diadakan pemerintah lebih banyak diprioritaskan di Jakarta dan wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya. Selain itu, proses distribusi ke daerah juga lambat.
Sementara itu, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Adonia Rerung mengatakan, jumlah vaksin tahap kedua yang dikirim masih jauh dari kebutuhan bagi sekitar 700.000 jiwa. "Untuk lansia saja masih khusus di Kota Ambon. Bagi daerah di luar Ambon belum ada kepastian," ucapnya.
Menurutnya, lambatnya vaksinasi bagi tenaga kesehatan telah menghambat vaksinasi tahap berikutnya. Hingga Jumat malam, tenaga kesehatan di Maluku yang sudah tuntas menjalani vaksinasi sebanyak 7.816 orang atau 51,73 persen dari target. Tuntas menjalani vaksinasi berarti sudah menerima dua kali suntikan vaksinasi.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Maluku terus meningkat menjadi 7.078 dengan pasien meninggal 105 orang. Adapun pasien yang masih dirawat sebanyak 707 orang. Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Maluku pada 22 Maret 2020, dan kini tersebar hingga ke semua 11 kabupaten/kota di provinsi itu.