Sejumlah Kontak Erat Buruh Migran Terpapar Covid-19 Varian Baru Tolak Tes
Belasan kontak erat A (46), buruh migran asal Brebes, Jateng yang terpapar Covid-19 varian B.1.1.7 menolak untuk dites usap dengan alasan takut. Masyarakat diimbau tidak takut tapi juga tidak meremehkan mutasi Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah terus melakukan pelacakan terhadap kontak erat A (46), buruh migran asal Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang terpapar Covid-19 varian baru jenis B.1.1.7. Pada pelacakan kontak erat kedua, Jumat (5/3/2021), belasan orang yang menjadi target menolak dites karena takut.
A merupakan buruh migran yang sudah dua tahun bekerja di Arab Saudi. Ia kembali ke Indonesia pada 31 Januari. Setibanya di Indonesia, A langsung dites usap. Setelah dua hari menunggu hasl tesnya keluar dan menunjukkan hasil positif.
A kemudian menjalani isolasi selama 11 hari di Wisma Atlet Jakarta. Setelah hasil tes usap keduanya negatif, A diizinkan pulang. Sebelum akhirnya ke Brebes, A pulang ke rumah suaminya di Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat selama beberapa jam.
Pada Rabu (3/3/2021) petang, Pemerintah Kabupaten Brebes mendapat informasi bahwa A terpapar mutasi dari virus SARS-CoV-2 jenis B.1.1.7 atau korona Inggris. Hal itu diketahui melalui analisis sekuens genom terhadap A yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Sekretaris Daerah Brebes Djoko Gunawan memerintahkan Dinas Kesehatan setempat melakukan tes ulang terhadap A dan kontak eratnya. Tes tahap pertama dilakukan kepada A dan tujuh orang yang satu rumah dengannya pada Kamis (4/3/2021).
"Kepada delapan orang tersebut, petugas melakukan sejumlah tes yakni, pemeriksaan kesehatan, usap nasofaring, usap orofaring, dan tes darah. Sampel tes delapan orang tersebut sudah dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta Kamis siang," tutur Djoko, Jumat (5/3/2021).
Sembari menunggu hasil tes, mereka diisolasi di rumahnya. Selama menjalani isolasi, mereka dijaga ketat oleh Satuan Tugas Covid-19 desa dan TNI-Polri.
Sebanyak 19 orang lain yang harusnya dites malah lari, tidak mau dites. Mereka takut, mungkin karena ini virus baru. (Abdul Kodir)
Pada Jumat, tes lanjutan yang menyasar tetangga dan kontak erat A kembali dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Ketanggungan. Dari target tes sebanyak 26 orang, yang berhasil dites sebanyak tujuh orang.
"Sebanyak 19 orang lain yang harusnya dites malah lari, tidak mau dites. Mereka takut, mungkin karena ini virus baru," kata Kepala Desa Kubangjati Abdul Kodir di Brebes.
Abdul menuturkan, pihaknya akan terus berupaya mengedukasi warga agar mau dites. Ia berharap, seluruh kontak erat A dan keluarganya bisa dites untuk mendeteksi potensi penularan.
Tak hanya orang-orang di sekitar, A dan keluarganya juga ketakutan saat pertama kali menerima kabar terkait paparan varian B.1.1.7. Satgas Covid-19 Desa Kubangjati dibantu petugas Puskesmas Ketanggungan memberikan penjelasan kepada A dan keluarganya sehingga mereka mau dites.
Agar delapan orang tersebut juga mau diisolasi, Dinas Sosial Kabupaten Brebes dan Satgas Desa memberikan bantuan berupa bahan makanan.
Kepala Puskesmas Ketanggungan, Susani Ali menuturkan, mutasi virus merupakan hal yang lumrah. Masyarakat diminta tidak takut tetapi juga tidak menyepelekan.
"Kami sudah berpesan kepada A, keluarganya, serta orang-orang di sekitarnya untuk tidak panik. Cara melawan virus vairan baru ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan meningkatkan imunitas," ucap Ali.
Ali menambahkan, untuk meningkatkan imunitas, masyarakat perlu mengurangi stres, mengonsumsi makanan yang bergizi, berolahraga, dan beristirahat yang cukup.