Periksa Sembilan Orang, Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran di Pangkalan Bun
Polisi mulai selidiki penyebab kebakaran di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Sembilan orang menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah kian meluas. Sebelumnya dilaporkan 67 hektar lahan terbakar, kini sebesar 363 hektar lahan hangus terbakar. Polisi saat ini sedang memeriksa sembilan orang saksi terkait peristiwa tersebut.
Kebakaran di Pangkalan Bun, tepatnya di Kilometer 15 jalan Pangkalan Bun ke Kotawaringin Lama, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat sudah berlangsung selama lebih kurang dua minggu. Hingga kini petugas pemadam kebakaran dari berbagai instansi masih berupaya untuk memadamkan api.
Lembaga Save Our Borneo (SOB) melakukan intepretasi citra satelit sentinel-2 pada Jumat (5/3/2021) hasilnya luas lahan yang terbakar lebih kurang mencapai 363 hektar. Manajer Advokasi SOB Muhammad Habibi menjelaskan, jika dihitung pada kebakaran awal apada 26 Februari 2021 lalu maka rata-rata luas kebakaran mencapai 52 hektar per hari.
“Kebakaran di lokasi itu hampir setiap tahun terjadi. Kami pun sudah melakukan investigasi ke sana dan bertemu dengan beberapa petani, bagi kami ada kemungkinan kebakaran itu dilakukan untuk menyiapkan lahan perkebunan sawit,” kata Habibi.
Habibi menjelaskan, dua tahun lalu timnya ke lokasi untuk mengumpulkan data dan informasi. Saat di lokasi terdapat alat berat yang sedang bekerja di kawasan yang saat ini sedang terbakar. Alat berat itu menurut Habibi milik pemodal yang mengupah para petani sebelum ditanami sawit.
Kebakaran di lokasi itu hampir setiap tahun terjadi
“Kawasan itu merupakan kawasan hutan produksi, selain itu kawasan itu juga memiliki fungsi gambut lindung karena masuk dalam wilayah hidrologis gambut, jadi harusnya dilindungi,” kata Habibi.
Melihat hal itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Barat Tengku Ali Syahbana mengungkapkan belum bisa mengkonfirmasi luas wilayah terbakar lantaran tim teknis masih berada di lokasi untuk melakukan pengukuran. Namun, data sementara yang ia kumpulkan luas terbakar hanya 60 hektar.
“Nanti kalau sudah dapat ukuran pastinya akan diinformasikan lagi. Saat ini saya pun masih fokus memantau dan memadamkan api agar tidak meluas,” ungkap Syahbana.
Syahbana menambahan, pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) untuk meminta bantuan helikopter. Hal itu dilakukan untuk mencegah api kian meluas dan membantu proses pemadaman.
“Sampai saat ini saya tidak bisa menyampaikan penyebab kebakaran apakah disengaja atau tidak, karena itu jadi wewenangnya aparat kepolisian yang sedang menyelidiki,” kata Syahbana.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Kismanto Eko Saputro mengungkapkan, saat ini pihaknya membawa sembilan orang saksi terkait kejadian kebakaran di Kotawaringin Barat untuk diperiksa.
“Memang benar ada sembilan orang yang dibawa ke sini (Polda Kalteng) untuk pengembangan. Statusnya saksi dan masih mengumpulkan keterangan,” kata Kismanto.
Kismanto menambahkan, sembilan orang tersebut dibawa ke Polda Kalteng lantaran kasus tersebut ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalteng. “Hal ini dilakukan juga untuk mencaru tahu penyebab kebakaran itu,” katanya.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Reniananta, menjelaskan, pihaknya memprediksi musim kemarau baru akan terjadi pada bulan Juli. Namun, demikian saat musim hujan ini curah hujan masih menurun drastis.
“Intensitas hujan memang menurun selama Februari namun kami memprediksi intensitasnya akan kembali naik hingga bulan April nanti,” ungkap Reniananta.