Terpapar Covid-19 Varian Baru, Buruh Migran Brebes dan Keluarga Diisolasi
A (46), buruh migran asal Brebes, Jateng, diketahui terpapar varian baru Covid-19 atau korona Inggris. A dan tujuh anggota keluarganya diisolasi setelah dites usap dan tes darah.
Oleh
KRISTI UTAMI/ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — A (46), buruh migran asal Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diketahui terpapar varian baru virus SARS-CoV-2 yang bernama B.1.1.7. Kendati sudah dinyatakan negatif Covid-19, A dan tujuh keluarganya dites usap ulang serta diisolasi.
Sekretaris Daerah Brebes Djoko Gunawan mengatakan, A sudah dua tahun bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi. Dia pulang ke Indonesia pada 31 Januari dan menginap di salah satu hotel di Jakarta. Sesampainya di Indonesia, A dites usap dan dinyatakan positif kemudian diisolasi di Wisma Atlet Jakarta.
Setelah dikarantina selama 11 hari, hasil usap A dinyatakan negatif sehingga ia diizinkan pulang. A kemudian pulang ke rumah suaminya di Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Setelah beberapa jam di Karawang, A pulang ke rumahnya di Brebes.
”Selama di Brebes, A sudah berinteraksi dengan beberapa orang. A juga diketahui sempat menggelar hajatan pernikahan anaknya, 25 dan 26 Februari lalu,” kata Djoko, Kamis (4/3/2021).
Djoko menuturkan, pihaknya baru mengetahui A terpapar Covid-19 varian baru pada Rabu (3/3/2021). Informasi itu didapatkan dari hasil lanjutan sampel tes yang bersangkutan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta. Menindaklanjuti informasi itu, Pemerintah Kabupaten Brebes kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan, tes usap, tes cepat antigen, dan tes darah kepada A dan tujuh orang lain yang tinggal serumah dengannya pada Kamis pagi.
Dari pemeriksaan kesehatan, A dan keluarganya dinyatakan sehat. Adapun tes antigen delapan orang tersebut menunjukkan hasil negatif.
Djoko menambahkan, pihaknya telah mengirim sampel darah dan usap tenggorok delapan orang tersebut ke Pusat Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Hasil tes akan diketahui dalam lima hari. Sembari menunggu hasil pemeriksaan, mereka diminta menjalani isolasi mandiri dengan penjagaan ketat dari satuan tugas Covid-19 desa, Satuan Tugas Jogo Tonggo, serta TNI-Polri.
”Sebagai bentuk antisipasi, kami akan melakukan tes usap dan tes antigen lapis kedua pada Jumat (5/3/2021). Tes itu menyasar tetangga dan orang-orang yang sempat berkontak dengan A, termasuk yang datang ke hajatan anak A,” tutur Djoko.
Dari pemeriksaan kesehatan, A dan keluarganya dinyatakan sehat. Adapun tes antigen delapan orang tersebut menunjukkan hasil negatif.
Di Kota Semarang, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan telah mengecek dan berkomunikasi dengan Djoko terkait hal tersebut. Setelah Kamis pagi dilakukan tes usap, pihaknya meminta delapan orang tersebut dikarantina dengan baik. Akan lebih baik jika mereka mau dipindah ke tempat isolasi mandiri terpusat.
”Saya meminta dilakukan tracing secepatnya. Beberapa orang yang berhubungan dekat agar dipantau. Namun, tidak perlu ditakut-takuti. Yang penting dipantau serta dibantu agar segala sesuatunya nyaman,” kata Ganjar.
Diketatkan
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Brebes Warsito Eko Putra menyampaikan, pengawasan terhadap tenaga kerja migran yang pulang dari luar negeri akan diperketat seiring ditemukannya varian baru mutasi Covid-19. Pihaknya akan bekerja sama dengan satuan tugas Covid-19 tingkat desa untuk memantau kedatangan pekerja migran dari luar negeri.
”Kami sudah pesan kepada satgas Covid-19 desa untuk mencatat setiap pekerja migran yang masuk ke desa. Kami juga mendorong agar mereka diisolasi selama 14 hari dan diminta menerapkan protokol kesehatan ketat,” ujar Warsito.
Warsito mengatakan, selama pandemi, hanya ada kurang dari lima pekerja migran yang pulang ke Brebes. Hal itu terjadi karena sejumlah negara menutup akses masuk-keluar negaranya untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Hingga 25 Februari 2021, jumlah kasus Covid-19 di Brebes sebanyak 4.630 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 581 orang merupakan kasus aktif dan 249 orang meninggal.