Surabaya Vaksinasi 5.000 Anggota Satuan Tugas Kebersihan dan Cipta Karya

Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melanjutkan vaksinasi tahap kedua melalui vaksinasi 5.000 anggota satuan tugas pada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Kamis (4/3/2021).

Kompas/Bahana Patria Gupta

Petugas melakukan pengecekan administrasi peserta vaksinasi Covid-19 massal di Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/3/2021). Vaksinasi terus dilakukan di Kota Surabaya. Sebanyak 3.590 petugas organisasi perangkat daerah (OPD) mengikuti vaksinasi massal tersebut.

SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melanjutkan vaksinasi tahap kedua. Sebanyak 5.000 anggota satuan tugas pada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mendapat vaksinasi, Kamis (4/3/2021).

Satgas kedua dinas itu merupakan bagian dari aparatur pelayanan publik pemerintah yang merupakan sasaran vaksinasi tahap kedua. Sasaran lainnya ialah anggota TNI dan Polri, warga lanjut usia, kelompok masyarakat tertentu (jurnalis), dan tenaga kesehatan yang belum imunisasi tahap pertama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, vaksinasi untuk 5.000 anggota satgas itu karena mereka tergolong dalam kelompok rentan terserang pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Kerentanan itu terkait dengan mobilitas dan frekuensi mereka kontak dengan orang lain yang tinggi.

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA

Cakupan vaksinasi di Jawa Timur hingga Kamis (4/3/2021).

Mobilitas dan kontak tinggi merupakan konsekuensi dari pekerjaan aparatur pelayanan publik, termasuk kelompok masyarakat tertentu, yakni jurnalis. Warga lansia rentan terpapar Covid-19 dari anggota keluarga yang terjangkit, tetapi tidak memperlihatkan gejala sakit. Untuk itu, aparatur, warga lansia, dan kelompok tertentu mendapat prioritas saat vaksinasi tahap kedua.

Sementara vaksinasi untuk beribu-ribu orang pernah juga ditempuh oleh Surabaya guna percepatan penyelesaian target. Vaksinasi diberikan di gedung besar, 63 atau semua puskesmas, dan rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Secara total, vaksinasi diberikan di lebih dari 100 lokasi. Dengan demikian, jumlah sasaran besar sekaligus menerapkan protokol kesehatan, yakni mencegah kerumunan.

Baca juga: Warga Lanjut Usia Surabaya Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19

HUMAS KEMENKES

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau vaksinasi massal untuk warga lansia di Surabaya, Sabtu (27/2/2021).

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, vaksinasi serentak mempercepat satuan tugas dalam menyelesaikan program itu. Bahkan, Surabaya merupakan kota dengan cakupan vaksinasi tertinggi se-Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan, per awal Maret, Surabaya sudah memberikan vaksinasi untuk 132.764 orang. Karena percepatan, vaksinasi di Surabaya dua kali lipat daripada urutan kedua, yakni Semarang, dengan 65.164 orang.

”Kami berusaha agar pelayanan vaksinasi bisa diberikan cepat sehingga lebih cepat juga terwujud kekebalan kelompok,” kata Eri yang dilantik sepekan lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan, vaksinasi untuk tenaga pendidikan, menurut rencana pemerintah pusat, dilaksanakan paling lambat pada Juni atau satu bulan sebelum tahun ajaran baru. Dengan demikian, pada tahun ajaran baru, persekolahan bisa ditempuh secara tatap muka, tidak dengan dalam jaringan (online) seperti selama ini.

”Kami juga mempersiapkan diri dengan memesan GeNose C19 yang nantinya akan dipakai oleh siswa/siswi sebelum masuk ke kompleks sekolah,” kata Supomo.

GeNose merupakan alat pendeteksi SARS-CoV-2 melalui embusan napas. Alat buatan Universitas Gadjah Mada ini telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan. GeNose telah digunakan dalam layanan angkutan umum di sejumlah stasiun, terminal, bandar udara, dan pelabuhan.

Baca juga: GeNose C19 Didistribusikan Terbatas untuk Fasilitas Pelayanan Publik

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Murid SMK mengencangkan sekrup pada mesin pendeteksi Covid-19 GeNose C19 yang telah dirakit di Teaching Factory SMK SMTI, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Perakitan mesin GeNose C19 di sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian itu dilakukan oleh 30 siswa tingkat akhir jurusan Teknik Mekatronika dan Kimia Industri. Dalam sehari, para murid mampu merakit sedikitnya 250 mesin GeNose C19. Perakitan tersebut merupakan bagian dari praktik kerja lapangan (PKL) para murid untuk membantu mereka mengenal lebih dekat dunia industri.

Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, di provinsi ini, 510.027 orang telah divaksinasi. Capaian Jatim menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Selain itu, 16 dari 38 kabupaten/kota memperlihatkan situasi bahaya pandemi yang menurun dengan berstatus zona kuning (risiko rendah) dari sebelumnya zona oranye (risiko sedang).

Sebanyak 16 daerah dimaksud ialah Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan di Pulau Madura lalu Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Tulungagung, Bojonegoro, dan Lamongan. ”Penurunan risiko ini kami yakini sebagai dampak positif PPKM,” kata Khofifah.

Adapun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlangsung sejak 11 Januari 2021. Dua pekan pertama berlaku di 15 kabupaten/kota. Dua pekan berikutnya berlaku di 17 kabupaten/kota. Kemudian, dua pekan selanjutnya berlaku PPKM berbasis mikro se-Jatim dengan cakupan Kampung Tangguh Semeru atau tingkat RT, RW, atau dusun. PPKM mikro saat ini merupakan tahap kedua yang menurut rencana berlangsung sampai Senin (8/3/2021).

Tingkat keterisian tempat tidur isolasi (BOR) pasien Covid-19 di Jatim juga turun dari 79 persen sebelum PPKM menjadi 72 persen saat ini. Untuk BOR isolasi biasa 37 persen, sedangkan BOR di unit rawat intensif (ICU) 54 persen. Menurut laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, hingga Kamis ini, Covid-19 telah menjangkiti 131.046 warga Jatim. Sebanyak 118.705 orang atau mayoritas sembuh. Sebanyak 9.238 orang meninggal. Masih ada 3.103 orang yang dirawat. Tingkat kesembuhan 90,6 persen, sedangkan tingkat kematian 7 persen.