Warga Lanjut Usia Surabaya Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19
Kalangan warga Surabaya, Jawa Timur, berusia di atas 60 tahun antusias untuk menerima vaksinasi Covid-19. Vaksin telah disuntikkan kepada 82.726 orang dari sasaran sementara 106.671 warga lansia.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kalangan warga Surabaya, Jawa Timur, berusia di atas 60 tahun antusias untuk mendapat vaksinasi Covid-19. Antusiasme terlihat dari data sementara imunisasi yang telah diberikan kepada mereka.
Sampai dengan Rabu (3/3/2021), warga lanjut usia (lansia) yang telah divaksin sebanyak 82.726 orang. Jumlah itu setara dengan 77,6 persen dari sasaran sementara 106.671 orang. Sasaran sementara ditetapkan mengingat kedatangan vaksin Sinovac ke Surabaya terjadi secara bertahap. Adapun untuk jumlah sasaran lansia seluruhnya yang harus disuntik vaksin sebanyak 253.371 orang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, jumlah 82.726 orang itu terdiri atas 20.104 orang divaksin di rumah sakit dan 62.622 orang divaksin di puskesmas. Jumlah lansia yang divaksin di RS yang mencapai 20.104 orang telah melampaui target sasaran, yakni 16.686 orang. Adapun warga lansia yang divaksin di puskesmas masih di bawah target sasaran, yakni 89.986 orang.
Vaksinasi untuk warga lansia merupakan program tahap kedua. Di tahap kedua, selain warga lansia, penerima vaksin adalah aparatur pelayanan publik dari unsur pemerintah, Polri, TNI, dan jurnalis. Selain itu, tenaga kesehatan yang belum mendapat imunisasi di tahap pertama.
Adapun aparatur pelayanan publik dan jurnalis atau anggota kelompok masyarakat di Surabaya yang telah divaksin mencapai 20.714 orang. Jika ditotal dengan warga lansia yang mencapai 82.726 orang, menjadi 103.440 orang. Data memperlihatkan bahwa antusiasme warga lansia mendapat vaksinasi lebih tinggi daripada aparatur pelayanan publik.
Febria mengatakan, antusiasme itu bukan berarti ada pembedaan layanan, melainkan warga lansia dipandang sebagai kelompok rentan tertular Covid-19 sehingga patut diprioritaskan dibandingkan dengan kelompok warga usia muda. Aparatur dan kelompok masyarakat rentan, misalnya jurnalis, juga berisiko tertular karena aktivitas dan mobilitas sehingga mendapat prioritas di tahap kedua.
Data memperlihatkan bahwa antusiasme warga lansia mendapat vaksinasi lebih tinggi daripada aparatur pelayanan publik.
”Saat ini, vaksin yang diterima dari pusat sudah habis diberikan kepada sasaran. Vaksin belum datang sehingga imunisasi belum bisa dilanjutkan,” kata Febria.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan, vaksinasi Covid-19 se-provinsi sejauh ini berlangsung lancar. Untuk tahap pertama, target vaksinasi mencakup 189.907 orang, tetapi pelaksanaan mencakup 213.312 orang sehingga melebihi target. Untuk vaksinasi tahap kedua, sasaran sementara 175.674 orang dan sudah terealisasi sekitar 92 persen.
”Kami mengapresiasi langkah teman-teman di kabupaten/kota yang dengan cepat memberikan vaksinasi di tahap kedua,” kata Herlin.
Adapun menurut laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, sampai dengan Rabu ini, pandemi Covid-19 telah menjangkiti 130.212 warga Jatim. Sebanyak 117.693 orang atau mayoritas berhasil sembuh. Sebanyak 9.179 jiwa meninggal. Yang masih dirawat sebanyak 3.340 orang. Tingkat kesembuhan 90,4 persen, sedangkan tingkat kematian 7 persen.
Sebanyak 16 kabupaten/kota dari 38 daerah di Jatim berstatus zona kuning atau risiko penularan rendah. Sebelumnya, kemarin atau Selasa, seluruh wilayah Jatim berstatus zona oranye atau risiko sedang. Dengan demikian, ada 16 kabupaten/kota yang risiko bahaya penularan sementara menurun.
Daerah dimaksud ialah Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan di Pulau Madura; lalu Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Tulungagung, Bojonegoro, dan Lamongan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap situasi yang membaik dilihat dari penurunan risiko dapat dipertahankan dan lebih baik lagi diwujudkan oleh satuan tugas kabupaten/kota. ”Saya meyakini penurunan risiko merupakan salah satu dampak positif karena PPKM berbasis mikro yang sedang dijalankan,” kata Khofifah.
PPKM atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro akan berlangsung sampai dengan Senin (8/3) dengan potensi diperpanjang. PPKM berbasis mikro merupakan kelanjutan dari PPKM sejak 11 Januari 2021.
PPKM merupakan modifikasi dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang pernah diterapkan terbatas di Surabaya Raya dan Malang Raya pada 2020. PPKM berbasis mikro berlaku di seluruh wilayah Jatim dengan cakupan Kampung Tangguh Semeru tingkat rukun tetangga, rukun warga, atau dusun.