Siswa Positif Covid-19, Belajar Tatap Muka Dua Sekolah di Jambi Distop
Menyusul temuan kasus positif Covid-19 di kalangan siswa, sejumlah sekolah menghentikan pembelajaran tatap muka. Teman sekelas dan guru siswa yang terinfeksi akan turut diuji usap.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka pada dua sekolah di Provinsi Jambi dihentikan sementara setelah didapati siswa terkonfirmasi positif Covid-19. Penelusuran cepat riwayat kontak dan uji usap dilakukan demi menekan penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19.
Kasus positif Covid-19 terjadi pada seorang siswa SMAN 1 Kota Jambi dan seorang siswa SMPN 27 Kabupaten Batanghari. Terkait itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, pembelajaran tatap muka di kedua sekolah untuk sementara dihentikan agar dapat dilakukan penyemprotan disinfektan di sekolah terkait. Selain itu, gugus tugas di daerah masing-masing juga diminta menelusuri cepat riwayat kontak siswa.
Menurut Johansyah, kedua siswa tersebut mengaku merasa tidak enak badan selepas berkumpul dengan sejumlah temannya. Mereka pun melakukan tes mandiri dan hasilnya positif terkonfirmasi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya akan mengadakan tes cepat bagi keluarga, serta teman-teman dan guru kelasnya.
”Jika ternyata kasus positifnya meluas di sekolah itu, kebijakan penghentian sementara belajar tatap muka akan diperpanjang,” katanya, Rabu (3/3/2021).
Penerapan belajar tatap muka tingkat SMA di Jambi dimulai 16 Maret lalu, sedangkan tingkat SD dan SMP dimulai 1 Maret. Di Kota Jambi berlaku surat Edaran Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pembelajaran Semester Genap pada masa Pandemi Covid-19.
Dalam surat itu disebutkan tiap-tiap sekolah mengatur tiap lokal hanya dapat berisi maksimal 15 siswa per sesi. Jarak antarsiswa 1,5 meter. Pembelajaran pun berlangsung lebih pendek, yakni mulai pukul 07.15 hingga 10.15 WIB. Terkait penerapannya, sekolah diminta mengatur sesuai protokol kesehatan yang ketat.
Sementara itu, Juru bicara Gugus Tugas Kabupaten Batanghari Elfi Yennie membenarkan keberadaan siswa di daerah tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Terkait itu, pembelajaran tatap muka di sekolah juga dihentikan sementara sembari dilakukan pelacakan kontak dan penyemprotan disinfektan.
”Pembelajaran tatap muka dihentikan sementara selama dua pekan atau bisa lebih cepat kalau hasil tes swab negatif keluar,” katanya.
Elfi menjelaskan, dalam satu kasus positif Covid-19 dapat terjaring 30 kontak. Seluruh kontak erat harus segera diisolasi dan dilakukan uji usap. ”Kalau kontak juga terkonfirmasi positif Covid-19, harus dilakukan perawatan dan isolasi agar tidak menyebar virusnya” lanjutnya.
Kasus Covid-19 di Provinsi Jambi hingga Rabu siang terdata 5.534 orang. Jumlah kematian 84 orang, sedangkan sembuh 4.307 orang.
Adapun distribusi vaksin ke daerah di Jambi juga masih berjalan. Menurut Johansyah, prioritas vaksinasi masih menyasar petugas medis dan pelayan publik di daerah. Terkait temuan kasus Covid-19 di sekolah, pihaknya juga menganjurkan daerah memasukkan guru dan kepala sekolah masuk ke dalam prioritas vaksinasi.
Untuk di Kota Jambi, distribusi vaksinasi tahap kedua diberikan kepada pelayan publik termasuk 153 kepala sekolah, 45 jurnalis, 69 petugas BPJS, serta ratusan lainnya yang bertugas di DPRD, organisasi pemerintah daerah, bank negara, dan yayasan.
Penjabat Gubernur Jambi Hari Nur Cahya Murni mengingatkan, kabupaten dan kota di Jambi berkonsentrasi memanfaatkan anggaran daerah pada isu kesehatan terutama penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi serta jaring pengaman sosial. Penyerapan APBD harus betul-betul optimal.
”Prioritaskan penggunaan APBD pada tiga hal, penanganan kesehatan khususnya Covid-19, penanganan dampak ekonomi, dan penyediaan jaring pengawas bantuan sosial untuk masyarakat,” ujarnya.