Ratusan Penghuni Yayasan ABK Positif Covid-19, Masyarakat Diminta Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan
Ratusan penghuni yayasan untuk anak berkebutuhan khusus di Kota Malang, Jawa Timur, positif Covid-19. Masyarakat diminta tidak panik dan menerapkan protokol kesehatan. Angka kesembuhan Covid-19 di Kota Malang terus naik.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Ratusan penghuni yayasan untuk anak berkebutuhan khusus di Kota Malang, Jawa Timur, positif Covid-19. Sebanyak 10 orang di antaranya dikirim ke Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard untuk mendapat penanganan intensif.
Masyarakat diminta tidak panik dan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari meski pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
Kepastian mengenai kondisi yayasan penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut disampaikan Dinas Kesehatan Kota Malang seusai melakukan swab antigen pada 500 penghuni di sana (anak didik, pengasuh, dan mahasiswa PKL) pada Senin (1/3/2021).
”Dari jumlah itu, 170 diketahui positif Covid-19. Dari jumlah itu, pasa Selasa ini, sebanyak 10 orang dikirim untuk mendapat perawatan intensif di RS Lapangan Ijen Boulevard,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif, Selasa (2/3/2021).
Sepuluh orang dirujuk ke RS Lapangan itu adalah pengasuh dan mahasiswa PKL di sana. Sementara 160 penghuni lain tetap tinggal dan menjalani isolasi mandiri di yayasan.
”Sebanyak 10 orang dirujuk dengan pertimbangan memiliki risiko seperti ada komorbid. Untuk lainnya, tetap menjalani isolasi mandiri di yayasan di gedung berbeda dengan penghuni lain yang tidak terkonfirmasi Covid-19,” kata Husnul.
Mencegah kunjungan
Menurut dia, kondisi penghuni yayasan tersebut hingga saat ini sehat. Dinas Kesehatan Kota Malang memantau perkembangan kondisi penanganan Covid-19 di yayasan tersebut. Termasuk, mencegah kunjungan keluarga dari anak berkebutuhan khusus di sana.
”Dinas memastikan kebutuhan di yayasan tersebut tercukupi sehingga masyarakat tidak perlu panik. Jika dibutuhkan tindakan tertentu, tentu akan ada tindakan yang dilakukan seperti merujuk 10 orang ke RS Lapangan tadi,” kata Husnul.
Saat ini, kondisi kasus harian Covid-19 di Kota Malang terus menurun. Kasus aktif per Selasa (2/3/2021) sebanyak 88 kasus. Total kasus Covid-19 adalah sebanyak 6041 kasus, dengan tingkat kesembuhan 89 persen dan kematian 8,9 persen.
Angka tersebut jauh membaik apabila dibandingkan awal Januari 2021, di mana tingkat kesembuhan hanya 81 persen, dan tingkat kematian mencapai 9,9 persen.
Dinas memastikan kebutuhan di yayasan tersebut tercukupi sehingga masyarakat tidak perlu panik. Jika dibutuhkan tindakan tertentu, tentu akan ada tindakan yang dilakukan, seperti merujuk 10 orang ke RS Lapangan tadi. (Husnul)
Meski sudah tampak membaik, tingkat kematian tersebut masih di atas Jawa Timur (7 persen) dan nasional (2,7 persen). Adapun tingkat kesembuhan di Jawa Timur 90 persen dan tingkat kesembuhan nasional 85 persen.
”Meski tingkat kesembuhan kita terus naik, masyarakat jangan berhenti menerapkan protokol kesehatan. Jangan lalai. Terus jaga jarak dan terapkan protokol kesehatan agar kasus tidak kembali naik,” kata Husnul.
Saat ini, Kota Malang, masih menjalani vaksinasi untuk petugas layanan publik. Sebelumnya, vaksinasi untuk tenaga kesehtan tahap I sudah selesai dan kini mencapai 90 persen untuk vaksinasi tahap II.
”Saat ini sedang menjalani vaksinasi untuk petugas layanan publik dan datanya belum terhimpun sampai berapa persen. Ke depan, kami sedang mendata untuk tenaga kependidikan mulai SD-perguruan tinggi serta untuk lansia,” katanya.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil evaluasi PPKM mikro tahap II. Namun, meski nanti PPKM Mikro sudah tidak ada lagi, ia berharap masyarakat tetap bersikap layaknya masih dilakukan pembatasan kegiatan.
”Saya harap nanti terus saja kita bersikap seolah-olah pembatasan kegiatan itu diperpanjang lagi dan lagi. Sebab, terbukti bahwa pembatasan kegiatan ini bisa mengendalikan kasus. Hanya memang akan ada penyesuaian, seperti 75 persen kerja di kantor dan 25 persen kerja di rumah, dan lainnya,” katanya.
Kendati demikian, yang terpenting adalah masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, ini bukan lagi kebutuhan kita pribadi, melainkan ini upaya untuk menjaga keluarga dan orang-orang sekitarnya.